Entri Populer

Kamis, 18 April 2013

PENJALA MANUSIA



Penjala Manusia
Lukas 5:1-11


Setelah Petrus taat kepada-Nya, apa perintah Yesus kepadanya?

Pengajaran:
Kita tahu bahwa Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah murid-murid yang paling dekat dengan Yesus, terutama Yohanes. Sbelum mereka menjadi murid, mereka adalah juga seorang nelayan yang sudah ahli dan berpengelaman dalam hal menjala ikan. 

Saya pernah tinggal di daerah Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sebagian penduduknya hidup sebagai nelayan. Saya pernah membayangkan betapa lelahnya pekerjaan seorang nelayan. Sebagian besar mereka berangkat pada malam hari, lalu baru kembai subuh hari. Bahkan ada juga yang berlayar sampai berminggu-minggu, yaitu mereka yang menangkap ikan-ikan besar dengan menggunakan perahu yang besar pula.

Bisa dibahyangkan jika nelayan itu tidak berhasil manangkap ikan yang cukup setelah bekerja seharian? Ini pun pernah dialami ketiga murid di atas (Lukas 5:1-11). Tentunya mereka sangat lelah, kecewa dan menyebalkan. Tetapi tiba-tiba datang Yesus dan menyuruh mereka untuk kembali melaut. 

Secara manusiawi, mungkin mereka akan menolak. Tetapi tidak demikian dengan Petrus yang kembali melaut. Dengan ketaatannya, Petrus berhasil menagkap ikan yang banyak. Ketaataan, menajdikan mereka sbagai calon murid yang bisa diandalkan. Itulah sebabnya Yesus memilih mereka sebagai penjala manusia. Mereka dipilih untuk dimuridkan dan kemudian menjadi penjala manusia, yaitu memuridkan orang lain lagi.

Perenungan:
Mari kita membayangkan jika kondisi yang dialami Petrus, Yakobus dan Yohanes pada waktu itu, juga menimpa kita. Apa yang akan kita lakukan? Tetap bersyukur dan taat pada Tuhan? Atau sebaliknya?

Aplikasi:
Marilah kita dimuridkan, dengan setia mengikuti pemuridan di gereja maing-masing. Bagi yang sudah selesai mengikuti program pemuridan, mulai siapkan diri untuk memuridkan yang lainnya. Bagikan berkat renungan ini kepada setiap orang yang membutuhkan.

Ayat hafalan:
Lukas 5:10b  Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.

Menjadi Murid, Untuk Memuridkan

Minggu, 31 Maret 2013

SUMBER KEKUATAN



Sumber Kekuatan
Yesaya 40:29-31

Pengajaran:
Bagaimanakah caranya mendapatkan kekuatan baru dari Tuhan?

Sekalipun kita adalah murid Kristus, tetapi kita tetap adalah seorang manusia biasa yang senantiasa membutuhkan kekuatan yang terus-menerus dari Tuhan, untuk berjalan dan bertindak dalam kehidupan ini. Jika kita mengalami kelelahan oleh karena problema dan tekanan kehidupan, firman Tuhan hari ini berkata, “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” (Yesaya 40:29).
Ayat ini menjelaskan bahwa kita bisa mencapai garis akhir, jika kita menanti-nantikan Allah dalam doa, pujian-penyembahan dan ucapan syukur. Janji Tuhan dalam Yesaya 40:31, “Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan nendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Tanpa kekuatan baru dari Tuhan, maka banyak orang-orang besar dalam Alkitab, tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan besarnya yang Tuhan percayakan kepada mereka. Orang-orang seperti Nuh, Abraham, Musa dan Youa, termasuk juga Yesus sendiri, tidak akan bisa menyelesaikan rancangan Allah dalam hidupnya, tanpa kekuatan baru dari-Nya. Itulah sebbanya mereka sangat bergantung sepnuhnya kepada Allah.
Jika nabi-nabi dan hamba-hamba Tuhan dalam Alkitab, mampu menyelesaikan pekerjaan besar mereka dan mewujudkan rencana Allah dalam kehidupan mereka, maka Anda dan saya pun pasti bisa! Kita telah diberikan kekuatan dan kuasa, untuk menjadikan segala bangsa sebagai murid-Nya.

Perenungan:
Mari kita membayangkan bahw kita sedang bertemu muka dengan Yesus. Kita berdoa, menyembah dan mengucap syurkur kepada-Nya. Laqlu kita menantikan Tuhan memberikan kekuatan baru kepada kita.

Aplikasi:
Marilah kita terus-menerus membangun persekutuan yang intim dengan-Nya, supaya kita memperoleh kekuatan baru. Bagikan hal ini kepada setiap orang yang membutuhkan kebenaran ini.



Ayat hafalan:
Yesaya 40:31, “Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan nendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Hanya Tuhan sumber kekuatan kita

Senin, 25 Maret 2013

FOKUS UTAMA SEORAG MURID



Fokus Utama Seorang Murid
Matius 14:22-23


Menurut Anda, apakah yang Yesus lakukan di sore hari, setelah selesai pelayanan?

Pengajaran:
Sahabat, kita sudah pernah membahas mengenai keintiman dengan Bapa. Sebenarnya inilah fokus utama seorang murid. Sebelum beraktifitas dan melakukan berbagai mujizat, Yesus selalu “naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri”. Sebagai Murid Kristus, sikap dan gaya hidup Kristus seperti ini, yang harud kita teladani, yaitu menjaga keintiman dengan Bapa, melalui saat teduh pagi dan doa malam. Alkitab tidak selalu mencatat isi doa Yesus dan bagaimana cara-Nya untuk berdoa, namun yang penting adalah komitmen waktu untuk bersekutu dengan Bapa menjadi motivasi yang kuat bagi Yesus untuk bersekutu dengan Bapa.
Sekalipun letih dan lelah setalah seharian melayani, Yesus tetap menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Bapa melalui doa malam. Hal ini patut kita teladani dan jangan mengunakan alassan letih atau capek untuk berdoa malam. Kita mulai hari denagn doa, mari kita akhiri juga dengan doa.
Kristus tidak pernah merasa puas atas pelayana-Nya dan terpesona atas mujizat-mujizat yang dibuat-Nya, sehingga berhenti di situ. Tetapi Yesus selalu puas dan terpesona dengan Sumber Pembuat Mujizat, yaitu Bapa sorgawi, sehingga Dia selalju rindu untuk membangun keintiman dengan Bapa.
Hari-hari ini, kita banyak melihat orang yang mengejar Berkat dan mujizat Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mengejar berkat dan mujizat lebih dari persekutuan dengan Bapa? Kejarlah Allah sebagai pemberi berkat dan mujizat, bukan manifestasinya! Murid Kristus, pasti menjadikan Tuhan sebagai fokus utamanya.

Renungan:
Kita membayangkan kehadiran Allah yang mulia. Renungkan hal ini: Apakah kita sudah berfokus kepada Tuhan? Atau hal lain?
Aplikasi:
 Bagikan berkat renungan ini kepada mereka yang membutuhkan.
Ayat Hafalan:
Matius 14:23 “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.”

Membangun hubungan intim dengan-Nya, adalah fokus utama kita

Kamis, 14 Maret 2013

SALIB & KEMULIAAN-NYA




SALIB & KEMULIAAN-NYA

Tiada kemuliaan, tanpa pengangkatan....
                                                                Tiada pengangkatan, tanpa kebangkitan....
Tiada kebangkitan, tanpa kematian....
Tiada kematian, tanpa kelahiran....

Sahabat, sepertinya baru kemarin kita merayakan Natal, namun tidak lama lagi kita akan merayakan dua kejadian penting dalam hidup Kekristenan, Paskah dan Kenaikkan Yesus ke Sorga. Sebenarnya, ketiga perayaan adalah satu kesatuan erat, yang tidak mungkin dapat dipisahkan. Ungkapan yang saya tulis di atas merupakan pernyataan yang menjelaskan betapa penting dan eratnya Paskah, Kenaikkan Tuhan Yesus, dan juga Natal.

Paskah memang merupakan tujuan akhir Tuhan Yesus, ketika hadir di dunia. Tetapi Paskah, tidak akan terjadi, tanpa adanya Natal. Yesus harus lahir ke dunia dalam rupa manusia. Maaf, seandainya Yesus tidak lahir dalam rupa manusia, tapi dalam rupa seekor hewan misalnya,maka Paskah pun tidak akan terjadi. Bagaimana mungkin hewan bisa melakukan mujizat? Apalagi mengemban misi penting dan menebus dosa manusia? Jadi, Yesus harus lahir ke dunia dalam rupa manusia, untuk menunaikan hal penting ini.

Tiga Tindakkan dalam Paskah
Tahukah sahabat, bahwa ketika Yesus disalibkan, maka Dia telah melakukan tiga tindakkan sekaligus? Ketiganya merupakan tindakkan yang penting dan dahsyat bagi kehidupan manusia.

1.    Membeli manusia dari dosa.
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa karena tipuan Iblis, maka sejak saat itu, seluruh kehidupan manusia sudah “terjual” kepada Iblis. Sebagaimana jika kita membeli sesuatu di pasar, membutuhkan uang sebagai alat tukarnya. Ketika Iblis “membeli” manusia di Taman Eden, alat tukarnya adalah ketidaktaatan.

Hawa pasti sudah mengetahui firman dari Allah yang mengatakan bahwa semua buah di taman itu boleh dimakan, kecuali buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Tetapi karena Hawa terbujuk rayuan Iblis dan memilih untuk tidak taat kepada Allah, sejak itu langsung seluruh kehidupannya sudah “dibeli” oleh Iblis. Ingatlah, ketidaktaatan kepada Allah, merupakan “uang” bagi Iblis, untuk “membeli” kita.

Oleh sebab itu, Tuhan juga mau “membeli” kita kembali dari iblis dan dosa. Dia telah menyediakan sarana-Nya, yaitu melalui peristiwa Paskah. Itulah sebab-Nya, Dia berpesan kepada manusia, untuk melihat kepada salib-Nya. Bukankah tema Paskah 2012 adalah “Lihat Salib-Nya”?

Sebagaimana Iblis sudah “membeli” manusia dengan alat tukar “ketidaktaatan”, maka Tuhan Yesus juga sudah “membeli” kita kembali dari Iblis, juga dengan sebuah alat tukar. Jika ketika iblis membeli manusia, menggunakan tipuan, sehingga sebenarnya manusialah yang mengeluarkan “uang”, yaitu ketidaktaatannya kepada Allah, maka ketika Tuhan “membeli” manusia, juga menggunakan alat tukar. Bedanya, alat tukar Iblis adalah “ketidaktaatan”, maka alat tukar Tuhan, berasal dari Tuhan sendiri. Sebuah alat tukar yang tak ternilai harganya, yaitu “Darah-Nya”.

Dengan darah-Nya, maka Iblis tidak lagi memiliki solusi lain dan harus menyerahkan manusia kembali kepada pencipta-Nya. Darah-Nya dicurahkan sampai tetes penghabisan dalam kematian-Nya di salib. Bagi mereka yang melihat kepada salib-Nya, artinya percaya bahwa apa yang dilakukan Yesus di kayu salib, dilakukan-Nya untuk kita. Ketika kita percaya akan hal itu, maka darah-Nya sebagai alat penukar, langsung tercurah dan kita dibeli oleh Tuhan, menjadi anak-anak-Nya.

2.    Menghapus segala kutuk
Selain membeli kita dari dosa, darah-Nya juga membebaskan kita dari segala pengaruh Iblis dalam kehidupan manusia, yaitu kutuk. Itu bisa berupa kematian, kesakitan, kesialan, kebodohan, kemiskinan, dan hal-hal lainnya. Itulah sebabnya, dalam perayaan Paskah kali ini, Psalm 21 merayakannya dalam bentuk mengadakan sebuah KKR, “Kesembuhan adalah Hak Kita!”, karena memang darah-Nya, sudah membebaskan kita dari kutuk sakit-penyakit. Kita hanya perlu menyatakan bahwa kesehatan dan kesembuhan, adalah hak kita.

3.    Membangun kembali hubungan yang telah runtuh
Salah satu tindakkan yang penting, yang Yesus lakukan, melalui salib, adalah membangun kembali hubungan antara Bapa dengan manusia, yang sempat runtuh akibat dosa. Dengan hubungan yang terbangun kembali, maka segala sesuatu yang terjadi di Sorga, dapat ditranferkan ke dalam kehidupan orang percaya.
Kita lihat keadaan pada jaman ini. Kita melihat tentang beberapa negara persemakmuran. Negera persemakmuran adalah negara-negara bekas jajahan Inggris, yang telah di beri kemerdekaan oleh Kerajaan Inggris, dan diberikan hak untuk menjalankan pemerintahannya sendiri.
Negara-negara itu dipimpin oleh seorang perdana menteri dengan sebuah parlemen, yang secara hirarki masih tunduk kepada Kerajaan Inggris. Akibatnya, apapun yang terjadi di Inggris, baik atau buruk, tetap dapat dirasakan dampaknya pada negara-negara persemakmuran. Demikian juga sebaliknya. Negara-negara itu sudah mandiri, tetapi masih memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Inggris. Contoh negara-negara persemakmuran seperti Singapura dan Australia.
Demikian juga halnya dengan Allah. Dia merindukan agar antara manusia dengan sorga, terbangun hubungan yang harmonis. Sehingga berkat-berkat sorgawi, dapat dinyatakan dalam kehidupan orang percaya. Demikian juga sebaliknya, ketika orang-orang percaya menghadapi sesuatu yang terjadi di dunia, sorga mengetahuinya dan dapat segera mengambil tindakkan.

Karena dosa, hubungan yang indah itu terputus. Manusia  yang najis, tidak bisa berhubungan dengan sorga yang kudus. Akibatnya, hubungan dengan iblis menjadi semakin harmonis. Sehingga segala hal dari si jahat, dengan mudahnya ditransferkan dalam kehidupan manusia. Sakit-penyakit, kegagalan, depresi, bahkan maut, mulai menghantui kehidupan manusia.

Untuk menyelamatkan manusia, tidak ada jalan lain selain, Tuhan sendiri yang harus turun ke dunia, berkorban di Salib, mencurahkan darah-Nya, sehingga terbangunlah kembali hubungan dengan Sorga, khusus bagi orang-orang yang percaya pada-Nya.

Kebangkitan-Nya, memberi hidup dan kemenangan
Ketiga tindakkan yang Tuhan lakukan dalam kematian-Nya perlu dideklarasikan ke seluruh bagian langit dan bumi. Oleh sebab itu, Dia harus bangkit kembali dari kematian. Kebangkitan-Nya inilah yang mengumumkan ke seluruh jagad raya semesta alam, bahwa Dia adalah Raja, Penguasa seluruh alam semesta dan mendeklarasikan kemenangan-Nya atas iblis.
Kebangkitan-Nya, merupakan Paskah sesungguhnya! Tanpa kebangkitan, maka kematian-Nya di kayu salib, tidak maksimal. Kebangkitan-Nya, memberikan sebuah bukti yang konkrit kepada seluruh alam semesta, bahwa inilah Tuhan di atas semua tuhan. Selain itu, tujuan kebangkitan Kristus adalah naik ke Sorga.

Kenaikkan-Nya ke Sorga
Tujuan Yesus diangkat kembali ke Sorga, adalah agar kemuliaan-Nya semakin dinyatakan dengan dahsyat di bumi. Itulah sebabnya, dalam peringatan Kenaikkan Yesus ke Sorga tahun ini, Psalm 21 mengambil tema, “Lihat Kemuliaan-Nya”. Sebagaimana murid-murid melihat kemuliaan-Nya yang terpancar, ketika Yesus naik ke sorga, demikian juga kita harus melihat, mengalami dan menyatakan kemuliaan-Nya, melalui kehidupan kita.

Yesus belum dimuliakan, jika Dia tidak diangkat ke sorga. Sehingga Dia harus bangkit dan kembali ke Sorga. Dari Sorga, Yesus mengutus Roh Kudus-Nya, yang dicurahkan kepada setiap orang percaya, sehingga kemuliaan-Nya akan semakin bersinar cemerlang di muka bumi ini.

Selamat Paskah dan selamat memperingati Kenaikkan Yesus ke Sorga

Penulis     :               Yakobus Edy