Entri Populer

Kamis, 28 Juli 2011

MENDENGAR SUARA TUHAN (Intisari buku The Valiant Generation)

Suatu korban bakaran yang tetap di antara kamu turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu. – Keluaran 29:42

Ketahuilah, Tuhan selalu rindu berbicara kepada manusia (kita). Tetapi, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak lagi bisa berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia. Penyebabnya karena Tuhan itu kudus, dan ketika manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya, manusia menjadi tidak kudus. Tuhan yang kudus, tidak dapat berhubungan dengan manusia yang tidak kudus, maka terputuslah komunikasi keduanya.
Tuhan mau membangun kembali saluran komunikasi yang terputus itu. Tuhan mengerti bahwa manusia hidup bukan hanya membutuhkan makanan untuk jasmaninya saja, tetapi juga makanan untuk jiwa dan rohnya, melalui firman yang keluar dari mulut-Nya (bukan firman yang dibaca, tetapi yang didengar langsung dari Tuhan). Oleh karena itu, sebagai langkah awal, Tuhan memerintahkan kepada umat-Nya untuk membangun Kemah Pertemuan (sesuai ayat di atas). Di tempat itu, Tuhan akan berfirman.  Jadi, tujuan didirikannya Kemah Pertemuan, selain untuk memuji, menyembah dan berdoa kepada Tuhan, juga untuk mendengar suara-Nya langsung, yang diucapkan dari mulut Tuhan.
Mendengar firman Tuhan langsung dari mulut-Nya adalah sangat penting, karena hanya itulah makanan sehat bagi jiwa dan roh manusia! Tidak jarang kita jumpai adanya orang yang sudah lama menjadi Kristen, tetapi masih saja menjadi pecundang, bukan pemenang dan tidak bertumbuh. Hanya dengan mendengar firman yang diucapkan langsung dari mulut Tuhan, yang dapat membuat roh dan jiwa manusia mengalami pertumbuhan maksimal.
Dalam Alkitab, ada sebuah kisah yang menarik dan menjadi teladan dalam hal mendengarkan suara Tuhan, Kita bisa membacanya, dimulai dari 1 Samuel 3:6-7, yang berbunyi: “Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: ‘Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?’ Tetapi Eli berkata: ‘Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.’ Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.”
Sahabat, ketika itu nabi Samuel masih kecil dan belum mengenal dan mengerti suara Tuhan, sehingga ketika Tuhan berbicara kepadanya, kurangnya pengenalan dan pengertian itu menjadi penghambat. Samuel lebih mengenal imam Eli daripada Tuhan. Itulah sebabnya dia lebih meresponi Eli daripada Tuhan. Sayangnya, banyak orang Kristen seperti ini. Katanya mengenal Tuhan, tetapi koq tidak bisa mendengar suara Tuhan? Bukankah ini aneh?
Adakah seorang anak yang tidak bisa mendengar suara ayahnya, yang langsung diucapkan dari mulut ayahnya? Tidak ada, kecuali kalau anak itu tuli tentunya. Jadi, adakah anak Tuhan, yang tidak bisa mendengar suara Tuhan-nya? Seharusnya jawabannya: tidak ada! Tetapi jawaban yang paling sering terdengar: tidak bisa! Aneh bukan. Anak Tuhan tetapi tidak bisa mendengar suara Tuhan. Berarti anak Tuhan ini “tuli” secara rohani. Mungkin sebagian orang akan berkata, “Tidak bisa mendengar suara ayah kita, memang tidak wajar, karena ayah kita bisa kita temui setiap saat, bertemu langsung dengannya. Tetapi kalau Tuhan, bagaimana kita ketemu Dia, kan tidak kelihatan?” Jawabannya : tidak bisa bertemu Tuhan, merupakan bagian dari tulinya rohani seseorang.
Sebagaimana tuli dalam pengertian sebenarnya, memiliki penyebabnya, maka “tuli” rohan, juga ada penyebabnya. Dalam kisah di atas, diketahui bahwa penyebab tuli rohani adalah kuang mengenal Tuhan dan kurang mengerti tentang suara Tuhan. Maaf, sangatlah merugikan jika seorang anak tidak bisa mendengar suara ayahnya, demikian juga jika seorang anak Tuhan, tidak bisa mendengar suara Tuhan. Itulah sebabnya kerohaniannya “kerdil”, tidak bisa bertumbuh. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini juga dialami hamba Tuhan!
Untuk menjadi generasi yang perkasa, kita harus bisa mendengar suara Tuhan. Kita bersyukur, jika Tuhan menyatakan hikmat kepada gembala kita untuk menyatakan tentang “Mendengar suara Tuhan”, melalui buku “The Valiant Generation”. Dalam buku ini, terdapat dua hal penting yang harus kita perhatikan, jika kita ingin bisa mendengarkan suara Tuhan. Kedua hal ini, akan mengatasi ketulian rohani seseorang. Keduanya adalah hal yang mutlak diperlukan, jika ingin bisa mendengar suara Tuhan. Seperti halnya jika ingin bisa menendengar secara harfiah, kita harus memiliki telinga yang sehat (bisa menangkap gelombang suara) dan juga bisa memilah, suara mana yang boleh didengarnya.
Kedua hal yang penting ini adalah:
1.      Pengenalan akan Kebenaran Allah (Hosea 4:6) (sudah pernah diterbitkan dalam blog ini sebelumnya)
Pengenalan akan Kebenaran Allah ini lebih berbicara, seperti tentang kemampuan telinga yang bisa memilih, suara mana yang harus didengarnya. Penjelasan lebih lanjut, akan kita temukan dalam artikel pengajaran di Psalm 21 News, minggu depan.
2.     Membuka pintu batin (Wahyu 3:20)
Membuka Pintu Batin ini, lebih berbicara, seperti mengenai memiliki telinga yang sehat(mampu menangkap gelombang suara). Penjelasan ini akan Anda terima dua minggu kemudian di artikel yang sama.
Pesan saya, dalam tiga minggu ini, kita akan menerima pengajaran yang esensi mengenai bagaimana kita bisa mendengar suara Tuhan. Jadi, jika Anda ingin bisa mendengar suara Tuhan (seharusnya bisa), ikuti, renungkan dan lakukanlah pengajaran-pengajaran dalam tiga minggu terakhir ini. Dijamin, Anda pasti bisa mendengar suara-Nya. Bukan hanya mendengar “setengah-setengah”, tapi mendengar dengan jelas. Seperti kita mendengar orang berbicara langsung dengan kita


Rabu, 27 Juli 2011

BEKERJASAMA DENGAN TUHAN Intisari buku the Valiant Generation


“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” – Roma 8:28

Dalam ayat di atas, terdapat istilah “Allah turut bekerja”. Pengertiannya adaloh bukan hanya Allah saja yang bekerja, tetapi Allah turut bekerja bersama kita. Artinya : kita harus tetap bekerja dan Allah juga turut serta didalamnya. Istilah yang tepat untuk hal ini adalah “kerja sama”. Jadi Tuhan bekerja sama dengan kita. Ini melibatkan 2 pihak yang bekerja, yaitu Tuhan dan kita. Jika ada kerjasama, maka segala peraturan yang ditetapkan bersama, harus dipatuhi. Jika aturan(hukum) yang disepakati bersama ini, dijalankan dengan taat, maka perjanjian kerjasama antara kedua pihak, juga akan berjalan dengan mulus.
Hukum atau aturan yang disepakati dalam kerjasama kita dengan Tuhan adalah Firman Tuhan, dan perjanjiannya adalah semua janji Tuhan bagi kita, akan digenapi, jika kedua pihak mematuhi firman Tuhan sebagai aturannya. Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah melanggar aturan itu, karena Dia tidak mungkin bisa melanggar firman-Nya sendiri. Jadi dalam menjalankan kerjasamanya dengan kita, Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan dan selalu melakukan bagian-Nya dengan tepat dan baik. Masalahnya adalah manusia (kita) sebagai pihak yang bekerjasama, yang sering melanggar aturan (firman Tuhan).
Pelanggaran akan aturan itu menyebabkan manusia (kita) tidak pernah menikmati dan mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup. Seandainya manusia (kita), dengan bantuan Roh kudus, menaati semua aturan (firman Tuhan), yang telah disepakati itu, maka manusia (kita) akan mengalami penggenapan akan janji-Nya. Hasil pekerjaan dari kerjasama itu akan menjadi hasil yang baik dan maksimal, sebuah hasil yang bernilai. Untuk itu, pastikan kita bekerjasama dengan Tuhan dan patuhilah semua aturannya.
Apapun yang kita lakukan, ketika Tuhan turut bekerja, pasti akan memberikan keuntungan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi seseorang yang mau bekerjasama dengan-Nya. Syarat-syrat itu adalah:
1.  Miliki hati yang melekat kepada-Nya
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” – Mazmur 91:14
Orang yang hatinya melekat kepada Tuhan mendapatkan 2 keuntungan yang sangat penting, yaitu diluputkan Tuhan (ada perlindungan) dan mengenal Tuhan dengan benar. Artimya akan ada perlindungan Tuhan terhadap segala hal dalam hidupnya. Selain itu, orang yang mengenal Tuhan dengan benar, akan dipakai Tuhan dengan otoritas Kerajaan.
2.  Miliki hati yang mengenal Tuhan
“Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua”, - Yohanes 2:24
Orang yang mengenal Tuhan, pasti memiliki keintiman dengan-Nya. Akibatnya, Tuhan akan mempercayakan Diri-Nya kepada orang itu. Orang yang mengenal-Nya, dipercaya untuk menyatakan Kerajaan-Nya di dunia. Tuhan mengenal siapa yang dapat dipercaya-Nya. Contoh orang seperti ini adalah Daud. Dia memiliki hati yang mengenal Tuhan. Sekali waktu, dalam hidupnya, dia menghadapi raksasa Goliath, yang sepertinya mustahil untuk dikalahkan. Tetapi ketika menghadapinya, Daud berkata bahwa Dia datang atas nama Tuhan. Dan akhirnya, nama itu pula, yang memberikannya kemenangan.
3.  Miliki hai yang setia
“Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.” - 2 Tesalonika 3:3
Hal yang membuktikan bahwa kita memiliki hati Tuhan adalah kesetiaan, karena salah satu isi hati-Nya adalah kesetiaan. Tuhan tetap setia, bahkan sampai mati, sekalipun manusia tidak setia. Oleh karena itu, salah satu syarat mutlak untuk memiliki hati Tuhan adalah miliki kesetiaan hidup.
Mengapa manusia sulit untuk setia? Karena kurang mengenal Tuhan (baca Daniel 11:32)! Orang yang mengenal Tuhan, pasti intim dengan-Nya. Keintiman akan mengakibatkan transfer sifat keilahian. Salah satunya adalah kesetiaan. Dalam hal ini, kita bisa melihat hubungan suami-istri yang intim, akan dijumpai banyak kesamaan sifat. Kesetiaan juga adalah manifestasi dari kasih. Jika kita mengasihi Tuhan, maka sudah seharusnya juga kita setia pada-Nya.
4.  Miliki hati yang bertanggung jawab
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.” – Matius 25:14
Ayat ini, memperlihatkan bahwa Kerajaan Allah menuntut tanggung jawab! Tuhan telah mempercayakan telenta kepada kita, jadi kita harus bertanggung jawab dengan cara mengembangkan talenta itu. Talenta-talenta itulah yang disebut dengan nilai-nilai Kerajaan. Dunia membutuhkan nilai-nilai Kerajaan dan kita bertanggung jawab untuk “menularkan”-nya. Oleh karena itu, memiliki hati yang bertanggung jawab merupakan bagian dari kelengkapan komponen dalam bekerjasama dengan Tuhan. Jika komponen ini tidak dijalankan, maka akan menimbulkan pelangaran aturan kesepakatan. Setaip pelanggaran, pasti ada sanksinya. Kita akan mendapatkan tuntutan, jika melanggar aturan kesepakatan dengan Tuhan. Maius 25:24-30 menjelaskan bahwa orang yang melalaikan tanggung jawabnya, tidak akan mendapat tempat dalam Kerajaan-Nya.

Sebagai anak-anak Kerajaan, generawsi yang perkasa, kita harus bisa bekerja sama dengan Tuhan. Sungguh menguntungkan kita, apabila bisa bekerjasama denganNya. Oleh karena itu, dalam kerjasama ini, kita harus menaati semua aturan yan gtelah disepakati, yaitu Firman Tuhan, dengan memperhatikan keempat syarat di atas, yaitu memiliki hati yang melekat kepada-Nya, memiliki hati yang mengenal-Nya, memiliki hati yang setia, dan memiliki hati yang bertanggung jawab,
  Ingatlah bahwa,  Tuhan senantiasa melihat hati dan bukan penampilan kita. Selamat bekerjasama dengan Tuhan, dan jadilah Generasi Perkasa, amin! Minggu depan, kita akan belajar bab 2 dari buku the Valiant Generation, sebuah topik yang sangat seru untuk dibicarakan, yaitu bagaimana mendengarkan suara Tuhan. (YES)

Selasa, 26 Juli 2011

PENGENALAN AKAN KEBENARAN ALLAH Lanjutan intisari buku The Valiant Generation, Bab 2, bagian 1


Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. – Hosea 4:6

Pengenalan akan Allah adalah bagian yang sangat penting, jika kita mau mendengarkan suara Tuhan. Tanpa pengenalan ini, tidak mungkin kita dapat melakukan sesuatu yang berkenan kepada Tuhan, termasuk mendengarkan suara-Nya. Bukankah untuk melakukan sesuatu yang berkenan, harus bisa mendengarkan suara-Nya yang menjadi petunjuk bagi kita?
Dalam Yohanes 18:37 (bacakan), Yesus berkata kepada Pilatus bahwa setiap orang yang berasal dari kebenaran, daqpat mendengarkan suara-Nya. Itu berarti kita harus mengenal kebenaran itu. Bukankah Allah adalah kebenaran itu sendiri? Kita harus mengenal kebenaran itu (Tuhan). Dengan demikian, kita bisa mendengar suara-Nya. Contohnya: seorang anak yang dibesarkan dari bayi oleh orang tua angkat, tidak akan bisa mengenali suara orang tua aslinya ketika bertemu, karena memang tidak mengenal mereka.
Pengenalan akan Tuhan, sangat berpengaruh pada kepekaan kita mendengarkan suara Tuhan. Kepekaan mendengarkan suara Tuhan, akan memberikan pertumbuhan pada iman kita. Salah satu penyebab seseorang sulit diajar dan bertumbuh adalah manusia batiniahnya, kurang mengenal Allah. Ini menyebabkannya tidak bisa mendengarkan suara Tuhan. Sekalipun rajin membaca Alkitab, ikut pemuridan, ikut kamit dan ibadah, namun dia menerima firman Tuhan hanya sebatas pengetahuan saja, sehingga tidak mengalami perubahan apapun. Semakin pintar mengolah firman, tetapi tidak mengalami firman itu. Jadi, firman yang dibacanya, atau didengar dari sebuah kotbah, hanya sampai di depan pintu hatinya, tidak dapat masuk ke dalam, karena pntu hatinya masih tertutup.
Ada berbagai hal, yang menyebakan pintu hati (pintu batin) manusia masih tertutup, yaitu menolak pengenalan Allah (Hosea 4:6, diatas) dan adanya kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia (2 Korintus 10:5, bacakan).
Ingatlah, bahwa kita adalah bait Allah yang hidup. Maksudnya adalah selain memilik manusia jasmaniah yang baik, kita juga harus memiliki manusia batiniah yang baik pula. Untuk memiliki manusia batiniah yang baik, pintu batin kita harus senantiasa terbuka untuk Tuhan, Sehingga kita bisa mendengarkan suara-Nya. Bahkan batin kita, menjadi tempat kediaman Roh Kudus (Yehezkiel 36:27, bacakan). Setelah itu, baru bisa kita disebut sebagai bait Allah yang hidup.
Jika pintu batin kita terbuka untuk tuhan dan Roh kudus berdiam didalamnya, maka Dia akan menguduskan batin kita. Dengan batin yang kudus, maka jiwa dan tubuh kita juga akan dikuduskan-Nya. Daslam Roma 12:2 (bacakan), dikatakan bahwa kita harus berubah oleh pembaharuan budi kita. Kbatin kata “budi” ini mengacu kepada batin kita. Jadi, maksudnya pembaharuan batin, yang akan membuat kita berubah secara keseluruhan. Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan hati dan roh yang baru dalam batin kita (Yehazkiel 36:26).
Batin yang telah diperbaharui, akan bekerja seturut dengan “program” yang diterimanya dari Tuhan. Itulah sebabnya, Alkitab mengistilahkan batin yang telah diperbaharui sebagai “hati yang penurut” (Matius 26:41).  Progam dari Tuhan, dapat diterima oleh batin yang telah diperbaharui, melalui “mendengar suara Tuhan”. 
Jadi bayangkanlah, betapa pentingnya kita menerima program dari Tuhan, melalui suara-Nya. Tetapi jika pintu batin kita selalu tertutup untuk Tuhan, karena menolak pengenalan akan Tuhan, atau keangkuhan kita, maka kita tidak bisa menerima program dari Tuhan. Akibatnya, hidup kita akan kacau, tidak ada kehendak dan janji Tuhan yang digenapi dalam hidup kita.
Masalah lan yang juga sering terjadi dalam hal program-memogram ini, ternyata banyak ditemukan adanya manusia (mungkin juga termasuk kita), telah terprogram oleh data-data yang salah, yang bukan dari Tuhan. Tentu data itu semua, masuk dari lingkungan di sekitar kita. Alkitab menyebutkan data-data itu sebagai “kubu”(2 Korintus 10:5). Untuk itu, ada beberapa hal yang hasur kita lakukan, yaitu :
1.      Pastikan, data mana yang mau di-reinstal (istilah dalam komputer, yang artinya di-instal ulang, dimana data-data yang tidak terpakai, atau rusak, dibuang dan diganti data yang baru, yang diperlukan). Bagaimana caranya kita dapat menemukan data yang salah atau rusak itu? Kita lihat dari manifetasi masalah yang selalu timbul berulang-ulang dalam hidup kita. Misalnya masalah ekonomi, mungkin orang itu memiliki cara pandang yang salah soal keuangan.
2.     Akuilah bahwa data yang salah itu, memang telah terprogram dalam batin kita selama ini dan siap untuk dilepaskan.
3.     Akui bahwa hanya Tuhan yang sanggup menolong kita.
4.     Buka Pintu batin dan menerima pembaharuan pikiran atau pembaharuan budi, yang akan Tuhan kerjakan dalam diri kita. Minggu depan, kita akan membahas tentang Membuka Pintu Batin. (YES)

Kamis, 21 Juli 2011

Kingdom Family KELUARGA CERMIN KASIH BAPA, Bagian III

Luka Terselubung
Satu hal yang perlu diketahui, saat ini banyak ditemukan pasangan-pasangan yang mengalami luka terselubung oleh karena kurang lancarnya komunikasi. Menyembuhkan luka terselubung, lebih sulit dari luka menganga (terbuka). Luka seperti ini, tersembunyi dalam kedalaman relung hati, dan sulit “dibongkar” jika tidak ada keterbukaan dan kejujuran.

Poin-poin tambahan, khusus untuk pasangan :
1. Keterbukaan yang jujur, dimulai dari Anda. Jangan menunggu pasangan untuk terbuka, tapi mulailah dari diri kita. 
2.Sampaikan masalah dengan situasi hati yang “teduh”. Jangan sampaikan permasalahan ketika situasi masih tidak mendukung, karena itu akan memicu perselisihan. Jika harus menegur pasangan, lakukanlah tanpa hati yang “panas” dan pasangan siap menerimanya. 
3. Tegur pasangan 4 mata. Biasakan untuk menegur pasangan 4 mata. Tujuan kita adalah untuk membuat pasangan sadar akan kesalahannya dan bukan mempermalukannya. Jangan dihadapan anak-anak. 
4.Puji pasangan dengan pujian yang wajar. Biasakan untuk memuji pasangan, kalau perlu lakukan dihadapan anak-anak dan orang lain. Ucapkan terima kasih atas segala bantuan pasangan. 
5. Jangan memaksa pasangan. Biarlah pasangan menyampaikan sendiri permasalahan yang dihadapinya, ketika dia siap.
6.  Lakukan semuanya atas dasar untuk penyelesaian masalah, bukan menciptakan masalah baru. 
7.  Bersiaplah untuk menerima hal yang paling buruk, yang disampaikan oleh pasangan Anda. Misalnya: pengakuan secara jujur atas kesalahan pasangan atau teguran dan nasehat dari pasangan terhadap Anda. 
8.  Ajak pasangan untuk saling mendoakan. Akhiri setiap argumentasi dengan doa!

TAMAT

Penulis : Yakobus Edy
Bahan:
1. Pengalaman pribadi 
2. Kasih Bapa, Daniel S. Pamudji, jakartaberdoa.blogspot.com