Entri Populer

Kamis, 29 September 2011

BREAKTROUGH WORSHIP VI Penyembahan Yang Memulihkan

BREAKTROUGH WORSHIP VI
Penyembahan Yang Memulihkan

“Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan singgah, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju keTimur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu., sebelah selatan mezbah.”
 Yehezkiel 47:1
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: ‘Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Surulah dia membantu aku.’ Tetapi Tuhan menjawabnya: ‘Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.’” – Lukas 10:39-42

Maria dipuji karena dia telah memilih pelayanan terbaik dan menyukakan hati Tuhan. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita. Ketika kita menyembah Dia, akan ada pemulihan dalam segala aspek kehidupan. Dalam Yehezkiel 47:2-12 (dibaca), Tuhan berbicara tentang ibadah. Dasar dalam sebuah ibadah adalah penyembahan. Ketika Yehezkiel masuk ke dalam Bait Allah (artinya sedang beribadah), dia menemukan sebuah mezbah (artinya penyembahan). Air yang mengalir dari bawah mezbah, menggambarkan gerakan Roh Kudus. Hal ini memperlihatkan bahwa penyembahan akan menarik urapan Tuhan, yaitu gerakkan Roh Kudus.
 Disepanjang tepi sungai yang dialiri air dari mezbah itu, tumbuh berbagai pohon yang menjadi berkat. Ini menggambarkan bahwa ketika urapan Tuhan mengalir dalam hidup kita, maka seluruh fungsi tubuh yang mempengaruhi semua aspek kehidupan, akan aktif dan positif. Tubuh menjadi sehat, daya pikir membaik, hati dan pikiran tenang. Akibat lebih jauh, hubungan keluarga menjadi harmonis, usaha, pekerjaan atau bisnis membawa berkat dan pelayanan membawa dampak. Sebuah transformasi total terjadi ketika kita mengalami terobosan spiritual dalam penyembahan.
Empat hal penting yang perlu kita pahami ketika kita menyembah Tuhan. Keempatnya yaitu :
1.  Terobosan Spiritual dalam Penyembahan
      “Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nys, ‘Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.’ Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.” – Lukas 9:33
      Perasaan hati yang benar, akan membawa kita masuk ke hadirat-Nya dan mengalami kemuliaan-Nya. Petrus berkata bahwa betapa bahagianya berada dalam kemuliaan Tuhan yang nyata. Kehadiran Tuhan membawa perubahan atmosfir. Terobosan spiritual dalam penyembahan akan membangun atmosfir kebahagiaan hidup.
2.         Melihat Kegerakkan Roh Kudus yang Menjadi Kehendak Tuhan
      Kita tahu sekarang, bahwaAllah turut bekerja dalam segala ssuatu untuk mendatangkan kebaikkan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” – Roma 8:28
      Segala sesuatu terjadi di dunia ini, bukan karena kebetulan. Semua terjadi dalam gerakkan Roh Kudus! Karena itu, kita harus mengamati segala yang positif dalam dunia ini. Tuhan pasti turut bekerja didalamnya. Bukan hanya menunggu melainkan amati segala pekerjaan Tuhan dalam segala aspek hidup kita.
3.  Masuk dalam Kegerakkan Roh Kudus dan Berintegrasi dengan-Nya
      “Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: ‘Ada tiga orang mencari engkau.’” – Kisah 10:19
      Roh Kudus adalah suatu pribadi. Ia memiliki kehendak, yaitu agar setiap orang percaya, mau berjalan bersama dengan-Nya.  Ketika Petrus sedang merenungkan sebuah penglihatan yang dialaminya, Roh Kudus mengambil alih kendali penglihatan itu. Roh Kudus menggerakkan Petrus melakukan kehendak-Nya, sehingga mujizat terjadi.
      “’Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka kemari.’ Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: ‘Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?’ Jawab mereka: ‘Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seoarng malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan engkau katakana.’ Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orag-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kataPetus: ‘Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima karunia Roh Kudus sama seperti kita?’ Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.” – Kisah 10:22-24; 44-28
4.         Berani Bertindak dengan Ketekunan Akan Membawa Perubahan
      “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ‘Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.’ Kata Yesus: ‘Datanglah!’ Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.” – Matius 14:28-29
      Suatu hari, Petrus melihat Yesus berjalan di atas air. Petrus percaya bahwa apa yang dilihatnya adalah Tuhan. Ia sangat antusias, karena pemandangan ini belum pernah dilihatnya. Ketika Petrus antusias, Roh Kudus menggerakkannya untuk melakuakn hal yang sama. Keimanan yang bertumbuh, membuat Petrus berani bertindak. Ketika dia bertindak, mujizat pun terjadi.
      Penyembahan merupakan pelayanan terbaik dan tertinggi, sebab hal itu sangat menyukakan hati Tuhan. Perasaan hati yang benar, akan membawa kita masuk ke hadirat Tuhan. Disanalah kita akan mengalami kemuliaan-Nya. (Tamat/YES)

Selasa, 27 September 2011

BREAKTHROUGH WORSHIP 5 Penyembahan Bersama

BREAKTHROUGH WORSHIP 5
Penyembahan Bersama

Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
” – 1 Raja-raja 18:30

Janganlah kita terbiasa menjauhkan diri dari ibadah, tetapi hendaknya semakin giat melakukannya. Penyembahan yang dilakukan dalam ibadah bersama akan menarik urapan kebersamaan. Ibrani 10:24-25 berkata, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendeka.”
Dalam sebuah komunitas, kita dapat saling mengingatkan, mendorong dalam kasih dan menerima impartasi dalam penyembahan bersama. Keadaan ini sama dengan api kebiruan, yang menyala bersamaan dalam setiap sumbu kompor minyak tanah. Jika ada satu saja sumbu yang tidak menyala, apinya akan berwarna kemerahan dan menimbulkan bau asap yang kurang nyaman. Hal ini menggambarkan bagaimana penyembahan bersama yang dilakukan dengan satu hati, akan menghasilkan urapan yang dahsyat! Jika ada satu orang saja yang kurang sehati, maka hasilnya kurang maksimal.
Ketika kita mengalami terobosan spiritual dalam penyembahan bersama, kita akan mengalami banyak hal supranatural. Hal ini pernah dialami oleh bangsa Israel, ketika seluruh bangsa berkumpul untuk memperbaiki mezbah persembahan. Nabi Elia mempersembahkan korban petang di atas mezbah itu dan berdoa supaya Tuhan membuktikan kuasa-Nya kepada semua nabi-nabi Baal di sana, bahwa Dialah Tuhan yang sesungguhnya. Ajaib, Tuhan hadir dalam bentuk kobaran api yang memakan habis korban bakaran, bahkan air yang ada disekeliling mezbah juga habis dijilat api Tuhan. Itulah kehadiran Tuhan yang hidup. Sejak kehadiran Tuhan, bangsa Israel melakukan penyembahan profetik.
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!" – 1 Raja-raja 18:36-39.
Nabi-nabi palsu dikalahkan dan kehidupan bangsa Israel berubah, berkat Tuhan dicurahkan kembali. Mereka kembali mengalami persekutuan yang menjadi kesaksian. Ini ditulis dalam 1 Raja 18:40, “Kata Elia kepada mereka: ‘Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput.’ Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana. Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: ‘Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.’”
Semua hal ini, juga dijanjikan bagi orang-orang percaya. Ketika hidup dalam persekutuan bersama menyembah Tuhan yang benar, lawatan-Nya akan memulihkan hidup. Hal-hal positif yang selama ini tertutup oleh berbagai kutuk, dipatahkan dalam penyembahan bersama. Keterikatan satu sama lain dalam persekutuan mengalirkan urapan kesatuan yang sangat ditakuti Iblis. Dalam persekutuan kamit, kita akan saling mendukung dalam kasih dan saling menguatkan dalam kuasa doa. Doa orang percaya dalam kamit akan membawa perubahan atmosfir yang akan menjadi kesaksian. Dalam Kisah 12:5-12, dikisahkan bagaimana jemaat tekun mendoakan Paulus yang berada dalam penjara. Karena doa jemaat, terjadilah mukjizat dimana Tuhan mengutus malaikat menolong Petrus dan membebaskannya dari penjara yang dijaga berlapis-lapis. Haleluyah!
Kisah 12:5-12, “Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: ‘Bangunlah segera!’ Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya: ‘Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!’ Ia pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: ‘Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!’ Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: ‘Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.’ Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
Persekutuan dalam kamit sangat penting! Jaman akhir ini, banyak anak-anak Tuhan jatuh dalam pencobaan. Ini disebabkan karena mereka kurang bersekutu (seperti persekutuan kamit). Kamit seringkali diremehkan. Padahal itu sangat penting! Dalam Kisah 14:22, tersirat salah satu hal yang menjelaskan pentingnya kamit. “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.” Kita harus mengalami banyak sengsara dan tantangan untuk dapat masuk dalam Kerajaan Allah, oleh karena itu, kita perlu ber-kamit, karena dalam kamit, kta akan saling menguatkan hati, saling menasehati dan sama-sama bertekun dalam iman. Hanya melalui iman, kita dapat menggerakkan seluruh kehidupan ini, sehingga menjadi maksimal. Ketika beriman, kita akan menjadi lebih dari pemenang. Tetapi ketika kehilangan iman, kita bisa menjadi lebih dari pecundang. Kamit adalah persekutuan iman anak-anak Kerajaan. Ketika Anak-anak Tuhan kehilangan persekutuan kamit, dapat dipastikan, mereka akan kehilangan iman.(YES)

Selasa, 20 September 2011

BREAKTHROUGH WORSHIP 4 Penyembahan yang Berkuasa

BREAKTHROUGH WORSHIP 4
Penyembahan yang Berkuasa

Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” – Daniel 6:11

Jika kita suka menyembah Tuhan, maka hal ini akan membawa dampak dalam hidup kita. Terobosan dalam penyembahan akan membangun kekuatan spiritual dalam hidup kita. Hal inilah yang menyebabkan Daniel berbeda dengan yang lainnya. Itulah sebabnya kita akan belajar dari Daniel.

1.      Penyembahan Mendapat Tempat Utama Dalam Hidup Daniel
         Ketika menghadapi masalah dan mendengar kabar yang kurang menyenangkan, Daniel segera datang bersembahyang kepada Tuhan. Artinya dia menempatkan penyembahan kepada Tuhan yang benar, di atas segala keadaannya. Sekalipun sudah ada larangan dari raja untuk menyembah yang lain, selain raja itu sendiri, iman Daniel kepada Tuhan tidak tergeser oleh karena larangan itu, sekalipun terancam hukuman mati. Oleh karena keteguhan hatinya, Daniel menjadi penyembah yang berkenan kepada Allah.

2.      Terobosan Spiritual Menjadi Hal Yang Mutlak Dalam Penyembahan
         Penyembahan Daniel selalu terarah ke Yerusalem. Secara simbolik, hal ini menggambarkan penyembahan kepada Tuhan, seperti yang dilakukan bangsa Israel dimasa Perjanjian Lama. Pada masa itu, penyembahan yang benar memang harus ber”kiblat” ke Yerusalem, tepatnya ke arah Bait Allah, karena dalam ruang Maha Suci di Bait Allah, terdapat Tabut Perjanjian yang merupakan gambaran kehadiran Tuhan.
         Tentulah tidak demikian pada masa Perjanjian Baru, sampai sekarang. Saat ini, kita menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, dimana Tabut Allah berada di dalam hati kita. Penyembahan ke arah Yerusalem seperti yang dilakukan Daniel, memberikan gambaran terobosan spiritual dalam penyembahan, maka penyembahan dalam roh dan kebenaran juga pasti mengantarkan kita mengalami terobosan serupa. Terobosan penyembahan inilah yang menyebabkan Daniel memiliki roh yang kuat, membuatnya tampil beda dari yang lain. Karena Daniel tampil beda, menyebabkan Darius, raja yang berkuasa, mengangkatnya menjadi wakilnya yang berpengaruh dimasa itu.

3.      Penyembahan Harus Menjadi Gaya Hidup
         Roma 3:23 mengatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Paulus berkata demikian setelah dia memahami kebenaran firman Tuhan. Kita lahir dari manusia yang memiliki tubuh dosa, maka kita juga demikian. Akibat dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya tubuh dan roh perlu dilahirkan kembali untuk mengalami persekutuan ilahi. Lahir baru merupakan bayangan kebenaran yang telah dilakukan Tuhan Yesus.
         Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” – Roma 6:3-4.
         Proses kelahiran kembali tubuh kita ialah melalui baptisan (selam) dan mengakui Yesus sebagai Mesias, mati dikayu salib dan dibangkitkan kembali oleh Bapa, menerimanya sebagai Tuhan seutuhnya dan meninggalkan gaya hidup lama (manusia lama). Baptisan ialah tindakan lahiriah, menjadi simbol bahwa kita mengalami kematian dan penguburan-Nya, serta turut mengalami kebangkitan-Nya dan mengenakan tubuh manusia baru.
         Setelah tubuh (daging) dilahirkan kembali melalui baptisan (selam), maka roh kita juga harus mengalami hal yang sama. Kelahiran kembali roh kita agar menerima kuasa sebagai anak Allah (Roma 8:14), sehingga kita dapat memanggil-Nya, “Ya Abba, ya Bapa.” Proses kelahiran roh kita ialah melalui baptisan Roh Kudus. Setelah kita dibaptis air sebagai tanda pertobatan dan mengenakan tubuh manusia baru, maka Roh Kudus dicurahkan dan tinggal di dalam tubuh manusia baru yang telah ditebus oleh Darah Anak Domba.
         Kedua proses kelahiran kembali ini, menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru, sebagaimana yang dikatakan dalam Yehezkiel 36:24-28, “Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.”
         Yehezkiel menubuatkan hal yang akan terjadi diakhir jaman. Tuhan akan menarik banyak orang keluar dari kegelapan dan dibaptis air sebagai materai kelahiran baru, menjadi ciptaan baru, yaitu tubuh, jiwa dan roh, menerima kepenuhan Roh Kudus yang menjadikan kita Anak Allah dan tinggal dalam Kerajaan-Nya.
         Ketika tubuh menyembah, maka roh mengalami terobosan dan jiwa mengalami perubahan paradigma. Penyembahan demikian akan membawa manusia menerima energi Allah sehingga menjadi serupa dengan Allah. (YES)

Selasa, 13 September 2011

BREAKTROUGH WORSHIP 3 Penyembahan Anak Allah

BREAKTROUGH WORSHIP 3
Penyembahan Anak Allah

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’” – Roma 8:15

Banyak diantara kita yang sudah punya anak. Kita ingat, ketika anak itu masih kecil, kita lihat bagaimana mereka menyambut, merangkul dan mencium ketika kita baru pulang bekerja. Dengan gaya kekanak-kanakannya yang lucu dan menggemaskan, mereka menyambut kita. Saya percaya, kita juga senang. Seketika itu juga, rasa lelah kita hilang begitu saja, melihat sikap mereka yang riang. Betapa bahagianya mereka, ketika kita menggendong dan mencium mereka.
Demikianlah juga seharusnya sikap anak Allah. Betapa berartinya kita dihadapan Bapa Surgawi. Penyembahan anak Allah merupakan manifestasi status kelahiran kembali menjadi Anak Kerajaan, sebagaimana ditulis dalam Lukas 15:21-24, yang berbunyi, “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Kisah “Anak yang Terhilang” ini memberikan arti penyembahan yang bernilai. Anak menyadari betapa pentingnya Bapa. Anak yang terhilang itu mengakui segala dosanya untuk dihapuskan oleh Darah Anak Domba Allah, serta menerima urapan dalam kemuliaan-Nya. Sukacita terjadi dalam penyembahan.
Seseorang akan sulit mengalami terobosan penyembahan, jika belum dilahirkan kembali. Dosa, yang merupakan kekejian bagi Tuhan, menghilangkan status kita sebagai Anak Kerajaan, sehingga tidak bisa mencapai terobosan dalam penyembahan. Kelahiran baru merupakan kehendak Bapa bagi setiap manusia untuk mengalami Kerajaan-Nya(baca Yohanes 3:5-6).
Jiwa adalah manifestasi seseorang. Dalam jiwa seseorang, ada tiga bagian kehidupan, yaitu pikiran, perasaan dan kehendak. Ketiga bagian itu dapat berubah. Manusia memiliki dua bagian yang bisa membangun jiwa yang berkenan kepada Bapa, yaitu daging dan roh. Manusia dilahirkan dari daging karena janji firman Tuhan. Ketika menikah, pasti akan beranak-cucu. Tetapi selain dilahirkan secara daging, manusia juga harus dilahirkan secara roh. Roh dilahirkan dari Bapa Surgawi. Karena itulah, roh manusia selau mencari dan akan kembali kepada Bapa. Ketika belum dilahirkan kembali, kedua bagian ini (daging dan roh) tidak memiliki hubungan intim dengan Bapa. Jika demikian, bagaimana jiwa kita dapat terbangun dan memberi gambaran yang baik tentang Bapa? Hal ini dijelaskan dalam Yohanes 3:3, “Yesus menjawab, kata-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah’.” Yohanes menjelaskan bahwa daging dan roh perlu dilahirkan kembali, untuk dapat masuk dan mengalami Kerajaan Allah. 
Adam dibentuk Tuhan dari tanah dan diberikan roh kehidupan, sehingga memiliki persekutuan yang intim dengan-Nya. Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari Taman Eden dan kehilangan kemuliaan Allah. Akibatnya kedua bagian kehidupan yang disebut di atas (daging dan roh), terputus dengan Bapa. Manusia bagaikan perahu yang berlayar tanpa kompas. 
Roma 3:23 mengatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Paulus berkata demikian setelah dia memahami kebenaran firman Tuhan. Kita lahir dari manusia yang memiliki tubuh dosa, maka kita juga demikian. Akibat dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya tubuh dan roh kita perlu dilahirkan kembali untuk mengalami persekutuan ilahi.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” – Roma 6:3-4.
Proses kelahiran kembali tubuh kita adalah melalui baptisan (selam) dan mengakui Yesus sebagai Mesias, mati di kayu salib dan dibangkitkan kembali oleh Bapa, menerimanya sebagai Tuhan seutuhnya dan meninggalkan gaya hidup lama (manusia lama). Baptisan adalah tindakan lahiriah, menjadi simbol kematian dan penguburan-Nya, serta turut mengalami kebangkitan-Nya dan mengenakan tubuh manusia baru.
Setelah tubuh (daging) dilahirkan kembali melalui baptisan (selam), maka roh kita juga harus mengalami hal yang sama. Kelahiran kembali roh kita agar kita menerima kuasa sebagai anak Allah (Roma 8:14) sehingga kita dapat memanggil-Nya, “Ya Abba, ya Bapa.” Proses kelahiran baru roh kita adalah melalui baptisan Roh Kudus. Setelah kita dibaptis air sebagai tanda pertobatan, dan mengenakan tubuh manusia baru, maka Roh Kudus dicurahkan dan tinggal di dalam tubuh manusia baru yang telah ditebus oleh Darah Anak Domba.
Kedua proses kelahiran kembali ini, menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru, sebagaimana yang dikatakan dalam Yehezkiel 36:24-28, “Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.”
Yehezkiel menubuatkan hal yang akan terjadi diakhir jaman. Tuhan akan menarik banyak orang keluar dari kegelapan dan dibaptis air sebagai materai kelahiran baru, menjadi ciptaan baru, yaitu tubuh, jiwa dan roh, menerima kepenuhan Roh Kudus yang menjadikan kita Anak Allah dan tinggal dalam Kerajaan-Nya.
Ketika tubuh menyembah, maka roh mengalami terobosan, dan jiwa mengalami perubahan paradigma. Penyembahan demikian akan membawa manusia menerima energi Allah sehingga menjadi serupa dengan Allah. (YES)

Senin, 12 September 2011

BREAKTHROUGH WORSHIP 2 Penyembahan Yang Benar

BREAKTHROUGH WORSHIP 2
Penyembahan yang Benar

Kebenaran dan pengalaman adalah dua hal yang berbeda, tapi sulit dibedakan. Sebuah pengalaman belum tentu adalah kebenaran. Untuk itu, janganlah kita berjalan dalam pengalaman, tetapi dengan dan dalam kebenaran. Banyak orang melakukan penyembahan berdasarkan pengalamannya dan bukan kebenaran. Penyembahan seperti ini tidak akan membawa dampak dalam kehidupan. Penyembahan yang benar akan dilakukan dan menyatakan kebenaran firman Tuhan.
Semua pengalaman, perubahan waktu dan keadaan, hanya berlaku dalam kehidupan jasmani, tetapi tidak berlaku dalam kehidupan spiritual. Jadi, dalam kehidupan spiritual, apa yang terjadi dalam masa Perjanjian Lama, juga dapat terjadi saat ini. Ketika kita mengetahui jalan masuk dalam kebenaran ini, maka hal apapun yang diceritakan dalam Alkitab, dapat menjadi nyata dalam hidup kita.
Hanya ada satu jalan untuk mengalami semua kebenaran dalam Alkitab, yaitu masuk dalam kemuliaan Tuhan. Alkitab mencatat bagaimana Dia membimbing kita masuk dalam kemuliaan-Nya, untuk menyatakan mujizat-Nya. Mujizat terjadi bukan karena hamba Tuhan, atau suatu tempat, melainkan manifestasi dari kemuliaan Tuhan.
Penyembahan yang benar ialah jalan masuk ke dalam kemuliaan Allah. Tuhan sendiri yang akan menuntun kita untuk masuk dalam kemuliaan-Nya, untuk mengalami terobosan spiritual. Artinya, kita tinggal masuk dalam aliran sungai-Nya, maka aliran sungai itu akan mengalirkan kita ke tempat yang penuh kemuliaan-Nya. Ini ditulis dalam Yesaya 33:21, yang berbunyi, “Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.”
Penyembahan yang benar, bukanlah sekedar nyanyian yang merdu dan musik yang enak didengar, sekalipun itu adalah baik. Penyembahan yang benar berbicara mengenai perasaan hati yang benar, yaitu sikap hati yang benar. Perasaan dan sikap hati yang benar akan membentuk “sungai” yang terhubung ke dalam batin kita. Inilah yang disebut sebagai Roh Kebenaran. Akibatnya, roh kita akan dipenuhi dengan Roh Kebenaran, sehingga kita bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. “Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” – Yohanes 4:24.
Jika kita menyembah-Nya seperti ini, maka kita akan mengalami terobosan spiritual. “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” – Roma 10:10. Dalam ayat ini, Paulus mengajarkan cara untuk membangun penyembahan yang benar. Keselamatan kekal dan lokal (saat ini) dapat kita terima dengan melakukan dua hal dalam ayat ini, yaitu percaya dalam hati dan mengaku dengan mulut. Inilah penyembahan yang benar.

1.   Percaya Dalam Hati
Jika mau menyembah-Nya dengan benar, maka perasaan hati kita harus berpusatkan pada Kristus. “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk disebelah kanan tahta Yang Maha Besar di sorga, dan yang melayani ibadah ditempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” – Ibrani 8:1-2.
Tuhan Yesus adalah imam yang benar, seperti dalam PL. Semua ibadah dalam PL adalah kiasan. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada perempuan Samaria bahwa tidak perlu lagi menyembah di gunung dan Yerusalem, karena itu hanya kiasan penyembahan. Penyembahan yang benar adalah merasakan kehadiran Tuhan yang terasa sangat dekat dengan kita. Secara jasmani tidak terlihat, namun kebenaran mengatakan bahwa Dia Maha Hadir dalam kehidupan orang percaya. Ketika kita percaya akan Tuhan dalam hati kita, maka kepercayaan kita itu akan “mengalirkan” Roh Kudus ke ruang batin kita, sehingga roh kita akan menerima kepenuhan Roh kudus. Dia akan menstimulasi kita untuk merasakan kehadiran-Nya. (bacakan Yohanes 11:40 dan 7:38). Inilah menyembah dalam roh dan kebenaran. Seberapa derasnya aliran Roh Kudus ke dalam batin kita, ditentukan oleh seberapa besarnya kepercayaan kita kepada Yesus. Kepercayaan kita akan bertumbuh seturut dengan asupan makanan rohani yang kita terima. Ketika pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran, maka pertumbuhan kepercayaannya juga benar. Sebaliknya, jika kita terkontaminasi oleh hal-hal dunia, maka yang bertumbuh adalah hal kedagingan (baca Filipi 4:8-10).
Penyembahan seperti ini juga bisa disebut menyembah dalam iman. Artinya, penyembahan dalam roh dan kebenaran, adalah penyembahan dalam pengharapan (belum kelihatan) dan kepada “sesuatu” yang benar (dapat dibuktikan keberadaannya, kenyataan).
2.   Mengaku Dengan Mulut
Mengakui dengan mulut berarti memperkatakan dengan keras, termasuk juga melalui nyanyian dengan lirik yang mengakui kebenaran-Nya atau bermazmur dengan mengucapkan kata-kata yang membangun iman. Ketika kita mengucapkannya, maka yang pertama mendengarkannya adalah diri kita sendiri. Pikiran kita mendapatkan asupan makanan rohani yang bergizi. Ketika kita tersobsesi dengan hal demikian, maka perasaan kepercayaan kita akan bertumbuh. Jadi, sangat baik sekali, jika kita selalu memperkatakan firman Tuhan. Sebaliknya, mereka yang jarang atau tidak pernah memperkatakan firman, perasaannya tidak ada kebenaran. Tidak heran jika hidupnya jauh dari anugrahTuhan.

Saudaraku, mari menyambahlah dalam roh dan kebenaran. Ketika kita tidak melakukannya, maka kita sedang menyembah dalam daging, sebagaimana yang banyak dilakukan orang. Mereka hanya memperhatikan hal-hal yang nyata, disiplin yang ketat. Akibatnya penyembahan hanya bersifat rutinitas belaka. Bukan berarti semua itu tidak perlu, tetapi lebih dari pada itu, yang perlu diperhatikan ialah penyembahan dalam roh dan kebenaran.
Bisa dibayangkan, jika kita menyembah Bapa dalam daging, apa jadinya? Orang yang hidup dalam daging tidak berkenan kepada Tuhan. Penyembahan kedagingan, seringkali mendatangkan kekacauan dalam ibadah, sangat membosankan. Roma 8:8 berkata, “Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” GBU YES

Kamis, 08 September 2011

Breakthrough Worship Series SAATKU MENYEMBAH-MU

Breakthrough Worship Series
SAATKU MENYEMBAH-MU

Saudara, ketika penyembahan menjadi hiasan suatu ibadah, maka gereja hanyalah suatu tempat perayaan keagamaan saja. Jika kerohanian  kita tidak lebih baik dari kerohanian orang farisi, maka kita tidak layak untuk Kerajaan Sorga. Kerohanian kita juga turut menentukan masuk tidaknya kita dalam Kerajaan-Nya. Hal ini mengacu pada penyembahan. Gereja disebut tempat kehadiran Tuhan, ketika didalamnya ada penyembahan yang membawa setiap orang mengalami terobosan spiritual.
Salomo sangat konsen dalam hal ini, sehingga ketika para imam memberikan persembahan kepada Tuhan dalam pentahbisan Bait Suci yang baru saja dibangun, kemuliaan Tuhan turun dan memenuhi seluruh tempat itu. Akibatnya, para imam tidak sanggup berdiri dan jatuh tersungkur, sujud menyembah Tuhan. Inilah yang disebut breakthrough worship (terobosan dalam penyembahan).
Saat ini, kita hidup dalam jaman anugerah. Penyembahan dalam Perjanjian Lama merupakan kiasan atau gambaran akan penyembahan dalam Perjanjian Baru, khususnya diakhir jaman ini.  Sekalipun hanya gambaran, tetapi penyembahan dalam Perjanjian Lama sudah memperlihatkan kedahsyatan kehadiran Tuhan, apalagi penyembahan dalam kebenaran dimasa Perjanjian Baru. Seharusnya jauh lebih dahsyat lagi!
Tuhan Yesus membangun gereja-Nya dengan maksud supaya kita mengalami terobosan penyembahan yang lebih dahsyat dan luar biasa, melebihi apa yang pernah dialami Salomo. Gereja adalah tubuh-Nya. Oleh karena itu, kehadiran gereja menjadi sarana dimana Tuhan membawa perubahan dan menyatakan diri-Nya, sehingga akan menarik banyak orang mengalami perjumpaan ilahi.
Terobosan spiritual dalam penyembahan menjadi hal yang penting dalam ibadah dimanapun juga, baik di gereja, atau pun dipersekutuan kamit, maupun dalam ibadah pribadi kita (saat teduh). Dengan demikian, ibadah bukan hanya menjadi tempat perayaan keagamaan saja, persekutuan kamit bukan hanya menjadi tempat “kangen-kangenan” saja, dan saat teduh bukan hanya menjadi rutinitas saja.
Rangkaian renungan, yang dibuat berdasarkan intisari buku Breaktrough Worship dan diangkat sebagai bahan sharing wajib di kamit, diwahyukan untuk membuka kunci terobosan spiritual dalam penyembahan dan akan memberikan pemahaman penting tentang penyembahan, supaya kita dapat berjumpa dengan Bapa Surgawi.
Bangsa kita pernah dijajah. Tetapi tidak jarang penjajahan rohani juga terjadi dalam ibadah di gereja. Kita diminta untuk melakukan penyembahan dengan berbagai gaya dan metode, dengan nyanyian yang indah dan musik yang enak didengar. Ini tidak salah, namun jika tidak waspada, bisa menjadi rutinitas dan tidak membawa terobosan spiritual. Akibatnya, membosankan. Penyembahan bukan lagi esensi ibadah, hanya “hiasan” ibadah saja dan tidak berdampak dalam kehidupan.
Setiap orang yang datang beribadah, berharap untuk mendapatkan jawaban atas kebutuhannya. Dengan demikian, ibadah yang dirindukan adalah ibadah yang bukan hanya sekedar perayaan keagamaan, melainkan mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Ketika kerinduan ini tidak terpenuhi, maka orang itu tidak akan datang beribadah lagi.
Dalam Yohanes 4:13 (bacakan), Tuhan berkata bahawa jika kita minum dari sumur Yakub, akan haus lagi. Ini seperti penyembahan yang tidak mengalami terobosan. Penyembahan demikian akan mengalami titik jenuh. Inilah penjajahan rohani, seperti yang pernah dinubuatkan oleh Yesaya, bahwa diakhir jaman ini, akan terjadi penjajahan rohani dalam penyembahan di gereja.
Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan.” Yesaya 5:12-13. Gereja hanya menjadi tempat dimana manusia berkompetisi. Gereja tidak lagi menjadi tempat untuk menjawab kebutuhan, tetapi tempat pembebanan hidup umat Tuhan.
Tuhan Yesus tahu kebutuhan manusia. Karena itu, supaya kebutuhan manusia terjawab, Dia mengajarkan supaya kita mengalami terobosan dalam penyembahan. Tuhan Yesus mengibaratkan penyembahan seperti meminum dari diri-Nya sendiri. Itulah penyembahan yang benar, yang berkenan kepada Bapa, yaitu menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” – Yohanes 4:23-24.
Penyembahan yang mengalami terobosan, akan mengalir sampai kekekalan. Roh Kudus akan memenuhi dan memberdayakan kita, untuk mewujudkan impian kita. Betapa menyenangkan, jika gereja memiliki penyembahan demikian. Ketika penyembahan dalam ibadah mengalami terobosan, maka kemuliaan Tuhan akan turun ditengah ibadah dan jemaat akan mengalami terobosan spiritual. Atmosfir ibadah berubah. Hal-hal supranatural terjadi. Terobosan spiritual inilah yang menjadi esensi ibadah.
Terobosan spiritual inilah yang akan membawa dampak dalam kehidupan manusia. Sakit, disembuhkan. Miskin, diperkaya. Masalah-masalah, terselesaikan. Dalam buku Breaktrough Worship, tercatat banyak kesaksian yang terjadi, karena mengalami terobosan spiritual dalam penyembahan. Semua ini terjadi, ketika Tuhan mendapatkan tempat terpenting dalam hidup kita dan menjadi pusat penyembahan kita. Jika demikian, ibadah menjadi menarik, yang akan menarik banyak orang datang, karena ingin mengalaminya sendiri. Ketika kita diperhadapkan dengan keadaan yang tidak baik, solusinya ialah datanglah menyembah Dia dan alamilah terobosan spiritual dalam penyembahan dan Dia pasti akan memberkati perubahan hidup. (YES)