Entri Populer

Jumat, 28 Desember 2012

3 HAL PENTING DALAM PEMURIDAN



3 Hal Penting dalam Pemuridan
Kolose 1:28-29
Apa unsur terpenting dalam pemuridan?
Pengajaran :
Pemuridan bukan hal baru. Hal ini sudah dilakukan banyak gereja dimana-mana dari sejak lama, termasuk di gereja kita. Yang menjadi persoalan ialah, apakah pemuridan yang kita lakukan sudah sesuai dengan firman Tuhan? Dengan roh yang dibaharui dan pencerahan yang terus-menerus kita peroleh dari firman Tuhan, marilah kita bertindak melakukan pemuridan sesuai apa yang Tuhan mau. Sebagaimana yang Paulus tuliskan dalam Kolose 1:28-29.
Untuk melakukan pemuridan, sedikitnya ada 3 hal yang harus kita ketahui.
1.    Ada kehausan untuk dimuridkan dan memuridkan.
Dalam pemuridan tidak boleh ada unsur paksaan, baiok pemurid, maupun orang yang dimuridkan. Proses pemuridan harus dijalankan dengan kerelaan dan antusias. Pemuridan buaknlah sekedar program gereja yang diwajibkan, sekalipun ada bahan yang harus dipelejari. Tetapi pemuridan adalah perintah dari Amanat Agung Tuhan Yesus.
2.    Memiliki Roh Anak
Yang dimanksudkan di sini adalah kerinduan untuk belajar. Keinginan ini bukan hanya pada orang yang dimuridkan, tetapi juga pemuridnya. Pemurid harus terus belajar firman Tuhan tiada hentinya.Jika murid dengan rela menempatkan dirinya sebagai “anak” pemuridnya, maka dia akan dengan mudah dimentor oleh pemurid. Demikian juga yang dilakukan oleh pemurid terhadap sponsor diatasnya. Dengan memiliki Roh Anak, maka seorang murid menerima “tudung rohani” yang melindunginya dari si jahat.
3.    Keterbukaan.
Keterbukaan adalah awal pemulihan. Keterbukaan adalah unsur terpenting dalam pemuridan. Seorang murid pasti mengalami kebangunan rohani, setelah dia terbuka dengan pemuridnya.

Perenungan:
Bayangkanlah bahwa kita adalah orang yang sedang membangun pemuridan, dengan memperhatikan ketiga hal di atas.
Aplikasi:
Jika kita melakukan 3 hal ini, dipastikan hidup kita akan berdampak, bukan hanya bagi murid kita saja, tetapi juga bagi keluarga dan komunitasnya. Pemuridan bukanlah trend baru, tetapi penggenapan Amanat Agung. Dapatkan berkat kebenaran hari ini. Lakukan dengan setia ketiga hal penting dalam pemuridan dan bagikanlah berkat renungan ini kepada mereka yang membutuhkannya.
Ayat hafalan:  
Kolose 1:28 – “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.”

Harus Memiliki Rasa Haus, Roh Anak dan Keterbukaan dalam Pemuridan

Rabu, 26 Desember 2012

NATAL YANG SEJATI

Natal yang Sejati
Kisah 17:23

Pertanyaan:
Bagaimanakah seharusnya kita merayakan Natal?

Pengajaran :
Walaupun sebenarnya Tuhan Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan tanggal itu adalah gabungan dari beberapa perayaan kafir, tetapi tanggal 25 Desember ini tetap bisa kita terima sebagai sebuah perayaan di seluruh dunia, untuk merayakan kelahiran sang Juru Selamat Dunia. Pada saat perayaan natal ini, kita memiliki kesempatan yang luar biasa, untuk menjadi saksi Kristus. Tanggal tidak terlalu penting, yang penting adalah kesempatan memberitakan Injil.
Dalam pelayanannya di Athena, rasul Paulus juga pernah mengalami situasi yang kurang lebih serupa. Dia pun menggunakan prinsip yang sama. Dalam Kisah 17:23, Paulus berkata bahwa, ketika dia berjalan-jalan di Athena, dia melihat ada sebuah mezbah dengan tulisan, “Kepada Allah yang tidak dikenal”. Paulus menjelaskan bahwa, dia datang untuk memperkenalkan Allah yang tidak mereka kenal itu.
Paulus menggunakan kata “theos” (bahasa Yunani), untuk menjelaskan tentang “Allah” yang tidak mereka kenal itu.   Paulus berkata bahwa Yesus-lah, “Theos” itu. Dengan demikian, Paulus membawa bangsa Tunani untuk mengenal dan menyembah Allah (Yesus) yang esa, bukan dewa yang banyak, sebagaimana kepercayaan bangsa Yunani, ketika itu.
Dengan cara yang sama pula, mari kita merayakan Natal. Tidak persoalan dengan tanggalnya, tetapi kesempatan untuk memperkenalkan Sang Juru Selamat, kepada mereka yang masih terhilang. Kita memberitahukan kepada dunia, bahwa Juru Selamat telah lahir. Dia bukan bayi lagi, tetapi Dia adalah Allah yang luar biasa. Dia membawa kasih dan terang Allah ke dalam dunia yang gelap ini. Jadi, mari kita rayakan dengan sukacita dan dengan semangat, membagikan kasih-Nya kepada semua orang.

Perenungan:
Bayangkanlah bahwa kita adalah orang yang ikut merayakan Natal dengan sukacita dan menggunakan momen ini sebagai kesempatan untuk berbagi kasih dan menjadi saksi-Nya, membawa berita keselamatan kepada semua orang.

Aplikasi:
Mari  kita memberitakan keselamatan bagi dunia ini. Dapatkan berkat kebenaran hari ini. Lakukan dengan setia ketiga hal penting dalam pemuridan dan bagikanlah berkat renungan ini kepada mereka yang membutuhkannya.

Ayat hafalan:  
Kisah Rasul 17:23c – “...Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.”

Jadikan Natal Sebagai Momen Untuk Bersaksi

NATAL YANG SEJATI




Natal yang Sejati
Kisah 17:23

Pertanyaan:
Bagaimanakah seharusnya kita merayakan Natal?

Pengajaran :
Walaupun sebenarnya Tuhan Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan tanggal itu adalah gabungan dari beberapa perayaan kafir, tetapi tanggal 25 Desember ini tetap bisa kita terima sebagai sebuah perayaan di seluruh dunia, untuk merayakan kelahiran sang Juru Selamat Dunia. Pada saat perayaan natal ini, kita memiliki kesempatan yang luar biasa, untuk menjadi saksi Kristus. Tanggal tidak terlalu penting, yang penting adalah kesempatan memberitakan Injil.
Dalam pelayanannya di Athena, rasul Paulus juga pernah mengalami situasi yang kurang lebih serupa. Dia pun menggunakan prinsip yang sama. Dalam Kisah 17:23, Paulus berkata bahwa, ketika dia berjalan-jalan di Athena, dia melihat ada sebuah mezbah dengan tulisan, “Kepada Allah yang tidak dikenal”. Paulus menjelaskan bahwa, dia datang untuk memperkenalkan Allah yang tidak mereka kenal itu.
Paulus menggunakan kata “theos” (bahasa Yunani), untuk menjelaskan tentang “Allah” yang tidak mereka kenal itu.   Paulus berkata bahwa Yesus-lah, “Theos” itu. Dengan demikian, Paulus membawa bangsa Tunani untuk mengenal dan menyembah Allah (Yesus) yang esa, bukan dewa yang banyak, sebagaimana kepercayaan bangsa Yunani, ketika itu.
Dengan cara yang sama pula, mari kita merayakan Natal. Tidak persoalan dengan tanggalnya, tetapi kesempatan untuk memperkenalkan Sang Juru Selamat, kepada mereka yang masih terhilang. Kita memberitahukan kepada dunia, bahwa Juru Selamat telah lahir. Dia bukan bayi lagi, tetapi Dia adalah Allah yang luar biasa. Dia membawa kasih dan terang Allah ke dalam dunia yang gelap ini. Jadi, mari kita rayakan dengan sukacita dan dengan semangat, membagikan kasih-Nya kepada semua orang.

Perenungan:
Bayangkanlah bahwa kita adalah orang yang ikut merayakan Natal dengan sukacita dan menggunakan momen ini sebagai kesempatan untuk berbagi kasih dan menjadi saksi-Nya, membawa berita keselamatan kepada semua orang.

Aplikasi:
Mari  kita memberitakan keselamatan bagi dunia ini. Dapatkan berkat kebenaran hari ini. Lakukan dengan setia ketiga hal penting dalam pemuridan dan bagikanlah berkat renungan ini kepada mereka yang membutuhkannya.

Ayat hafalan:  
Kisah Rasul 17:23c – “...Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.”

Jadikan Natal Sebagai Momen Untuk Bersaksi

Jumat, 06 April 2012

LIVE BY FAITH bagian 2a. Iman timbul dari Pendengaran akan Firman Kristus


LIVE BY FAITH
Bagian 2a, Iman Timbul dari Pendengaran akan Firman Kristus

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” – Roma 10:17
Apa yang kita dengar, itulah yang akan membentuk pribadi kita. Apa yang terbentuk, hanya diri kitalah yang sanggup mengubahnya.

Alkitab mengajarkan kita untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa, sebab ada banyak tantangan yang kita hadapi, dalam hidup ini. Terkadang, iman seseorang bisa goyah karean pencobaan. Karena itu, supaya kuat, kita harus senantiasa berdoa. Dalam hidup ini, kita cenderung dikuasai oleh hal-hal nyata. Dengan dua mata untuk melihat dan dua telinga untuk mendengar, sangat memungkinkan kita menangkap berbagai hal nyata dalam hidup ini, baik yang negatif atau positif.
Seringkali berbagai info yang dilihat atau didengar itu, justru menjatuhkan manusia. Sebab itu, kita harus berdoa dan berjaga-jaga, keduanya adalah sarana untuk menerima firman Tuhan. Oleh firman, iman kita terbangun. Dengan iman yang terbangun, kita akan kuat menghadapi pencobaan.
Sahabat, waspadalah terhadap iblis, dengan berbagai tipu muslihatnya, yang sering kali memperdaya orang percaya ke dalam praktek-praktek yang melawan kehendak Tuhan. Seringkali juga kita terjebak melaukan sesuatu yang terlihat rohani, tetapi tanpa disadari, ternyata telah menyerongkan kita.  Misalnya seseorang yang rajin berdoa, tetapi tidak mealkukan ttindakkan apapun sesuai doanya. Juga tidak ada perubahan apapun dalam kehidupannya. Berdoa itu sangat rohani dan baik, tetapi jika tidak diikuti dengan tindakan nyata dan perubahan dari si pendoa, maka hal itu tidak berarti apa-apa. Bukankah ini termasuk salah satu tipuan Iblis?
Doa merupakan hubungan dua arah. Tetapi yang sering terjadi ialah, dengan mulut kita berdoa, tetapi hati dan pikiran kita tidak fokus kepada doa kita, melainkan “mengembara” kemana-mana. Tuhan berkata bahwa ini adalah doa yang percuma (sia-sia)! Akibat dari gaya ibadah dan doa yang demikian, maka tidak sulit kita menemukan orang yang bergama, tetapi tidak beriman.
Tjuan Iblis ialah supaya orang beloh menajdi percaya dan bergama, tetapi tidak beriman. Dengan demikian, mereka akan mudah jatuh dalam dosa. Kita lihat sekarang dalam siaran televisi, ada banyak sekali program siaran yang bisa membuat manusia jatuh dalam dosa dan hanya sedikit siaran kerohanian. Walaupun menonton televisi tidak berdosa, namun kita harus waspada. Dalam satu sisi terlihat bagus, tetapi di sisi lain, sangat berbahaya bagi kehidupan anak-anak Kerajaan. Hanya ada satu alat yang dapat menangkap sinyal dari sorga, yaitu hati kita. Karena itu, kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situ akan terpancar kehidupan kita.
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” – Amsal 4:23. Hal ini diperlihatkan oleh Samuel. Di masa mudanya, hati Samuel belum terjaga oleh firman Tuhan. Ketika Tuhan datang hendak berbicara dengannya, Dia tidak bisa menangkap suara-Nya. Dalam hidupnyua, Samuel telah terprogram dengan suara seseorang, yang telah mempengaruhi hidupnya, imam Eli. Itulah sebabnya mengapa Sameul belum bisa mendengar suara Tuhan. Ketika tuhan datang dan berbicara kepadanya, bukan suara-Nya yang muncul dalam hati Samuel, melainkan suara Eli.
Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. – 1 Samuel 3:6-7.
Bukankah pengalaman Samuel ini, juga sering kita alami? Jika kita belum bisa mendengar suara Tuhan, bagaimana bisa menghadapi tantangan dunia? Bukanlah pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengalahkan dunia, melainkan iman kita. “Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” – 1 Yohanes 5:4.
Alkitab berkata bahwa yang dapat menerima suara Tuhan adalah hati kita. Hati aalah alat komunikasi dengan Tuhan. Tulah sebabnya mengapa hati kita harus dijaga dengan penuh kewaspadaan. Hati kit, diibaratkan seperti alat navigasi dalam kokpit pesawat terbang. Alat-alat navigasi itu digunakan untuk berkomunikasi dengan bandara terdekat. Biasanya, navigasi mendapat penjagaan yang ketat.
Gembala pernah berlayar dengan sebuah kapal laut dari Pontianak menuju Jakarta. Alat navigasi kapal itu bermasalah dalam perjalanan. Akibatnya, kami terkatung-katung di tengah laut. Ketika malam tiba, kemanapun mata memandang, kami hanya bisa melihat ulatan laut biru dan tidak dapat melihat sesuatu apapun yang dapat menandakan keberadaan kami. Satu-satunya cara untuk dapat melihat dimana letak keberadaan kami adalah melalui alat navigasi yang bermasalah itu. Namun karena navigasi itu bermasalah, maka keadaan menjadi liar dan kami kehilangan arah tujuan.
Sesungguhnya demikian jugalah jika hati kita bermasalah dan tidak bisa menerima firman Tuhan. Tidak heran jika kehidupan menjadi liar dan tidak terfokus. Apa yang dapat dihasikan dalam keadaan demikian? Tetap bisa bekerja keras dan sibuk, namun hanya menghasilkan sesuatu yang kurang.Sekalipun sudah bekerja keras dan sibuk, tdak punya waktu. Namun berbeda dengan orang yang mengenal Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan, bisa menggunakan waktu  dengan baik dan memprioritaskan hal-hal yang penting untuk mencapai tujuan hidupnya.
Dalam bahasa Gerika, kata “mengenal”, disebut “ginesko”, yang berarti suatu pengenalan yang dialami terus-menerus, sampai menampakkan keberadaan oknum yang berkomnikasi dengannya. Jika kita mengenal Tuhan, maka kita harus mengena-Nya terus-menerus, sampai kita melihat keberadaan-Nya. Identitas yang dihasilkan dari suatu pengenalan akan Tuhan yang terus-menerus disebut sebagai ‘Kristen”. Kekristenan bukan hanya sebagai agama saja, tetapi harus berakar dalam Kristus. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” – Kolose 2:7.
Kita bisa mengenal sebuah pohon, dari buah yang dihasilkannya. Sebagai orang Kristen, kita harus berakar dalam Kristus, menerima firman-Nya, terbangun oleh-Nya dan dapat dilihat hasilnya. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. – Lukas 5:5-6 (BERSAMBUNG/YES)