Entri Populer

Rabu, 29 Februari 2012

KESAKSIAN KISAH NYATA! DISEMBUHKAN DARI KELUMPUHAN ANEH


Shalom sahabat Kerajaan, dahsyat!

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-raendirincangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." - Yeremia 29:11

"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."  - Yesaya 53:4-5

Sahabat, saya sering menyampaikan kesaksian orang lain yang sungguh membangun iman kita. Tetapi kali ini, melalui blog ini, saya mau menyaksikan secara ringkas, sebuah kisah nyata yang pernah saya alami sendiri, bagaimana Tuhan Yesus, telah menyembuhkan saya dari penyakit kelumpuhan yang aneh, yang telah saya alami selama kurang lebih 10 tahun (1992-2002).

Nama saya, Yakobus Edy Susanto (bisa juga dikenal James Edy). Saya bertobat sejak tahun 1988 sampai sekarang. Sejak tahun 1990, saya telah menyerahkan diri kepada Tuhan untuk melayaniNya dan belajar di sebuah Seminari di Jakarta (Institut Theologia dan Keguruan Bethel Jakarta - ITKI Bethel Jakarta). Namun sejak tahun 1992, tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, saya mengidap sebuah penyakit kelumpuhan yang aneh. Kelumpuhan ini saya alami ketika saya sedang mengikuti kuliah di seminari tersebut. Diawali dengan sakit pinggang, tiba-tiba saya kehilangan kemampuan untuk berdiri dan berjalan.

Suatu hari, ketika saya baru selesai mengikuti sebuah kuliah, tiba-tiba saya tidak mampu berdiri. Seluruh tubuh lunglai. Saya hanya mampu menggerakkan leher saja. Saya dibawa ke dokter, tetapi dokter belum bisa menemukan apa sebenarnya penyakit yang saya alami. Sampai tahun 1997, sudah sekitar 5 kali saya diopname di RS karena penyakit ini.


Sejak saat itu, saya terus mengalami kelumpuhan setiap 2 minggu sekali. Setiap kali lumpuh, saya alami selama 4-5 hari. Setelah itu, secara aneh, penyakit itu berangsur-angsur mereda dengan sendirinya, lalu akan kumat lagi 2 minggu kemudian. Hal ini terus terjadi bahkan sampai ketika saya sudah pindah ke Pontianak untuk melayani Tuhan secara fulltime di gereja Psalm 21 Succesfull Community , Pontianak, sebagai penulis warta gereja, renungan, wartawan Psalm 21 Magazine, edittor buku-buku terbitan Psalm 21 Publishing, serta melayani juga sebagai pengkotbah/pengajar, pemusik (keyboard), serta instruktur keyboard/piano di Psalm 21 School. Bisa anda bayangkan? Dengan kegiatan yang "segudang", kelumpuhan aneh ini masih terus menghantui saya.

Namun puji Tuhan, Dia mulai membuka jalan bagi kesembuhan saya. Menurut analisa seorang sahabat dari Jakarta, yang juga adalah dokter ahli penyakit dalam, kelumpuhan saya ini terjadi akibat dari kurangnya vitamin Kalium dalam tubuh. Ini adalah jenis penyakit langka, hanya 1 dari 1000 jiwa yang memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini. Saya harus mengkonsumsi vitamin Kalium dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu 6 butir/hari, seumur hidup. Ini cukup menyulitkan saya karena harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong saya. Belum lagi efek sampingnya, karena kelebihan dosis vitamin ini, dapat menyebabkan penyakit jantung dan ginjal. Untuk dapat mengonsumsi dosis yang tepat, maka saya harus cek di laboratorium medis setiap 3 bulan sekali, untuk mengetahui kadar Kalium yang saya butuhkan.

Namun, keadaan yang menyulitkan ini, tidak menyurutkan semangat saya untuk memenuhi panggilan pelayanan. Di atas sudah saya ceritakan bahwa sejak Tahun 1993, saya bergabung dengan Psalm 21 Successful Community, Pontianak. Namun penyakit itu tidak kunjung sembuh. Bahkan setiap kali kambuh, saya tetap melayani sebagai musisi. Banyak teman-teman sepelayanan yang sering menggotong saya untuk turun-naik ke mimbar, ketika saya sakit. Dalam kondisi seperti ini, sayu tetap melayani, bahkan juga sampai ke daerah pedalaman Kalbar. Semua Kabupaten sudah pernah saya kunjungi dalam rangka pelayanan, kecuali Kabupaten Ketapang yang belum pernah.

Suatu ketika, di tahun 1997. Ketika itu, penyakit ini sedang kambuh. Saya berdoa sesuai dengan iman yang timbul dari perenungan kedua ayat di atas. Saya percaya, Tuhan Yesus tidak pernah merancangkan penyakit untuk saya. Mungkin penyakit ini terjadi atas dosa saya di masa lampau. Saya sujud dan mengakui semua dosa saya. Selain itu saya juga percaya bahwa Tuhan Yesus sudah menanggung penyakit saya. Saya bertekad bahwa saya harus sembuh! Saya tidak mau terus-menerus mengkonsumsi vitamin Kalium lagi.

Iman saya timbul. Dengan iman ini, saya bersemangat untuk melawan penyakit ini. Ketika itu, sudah hampir pukul 24 malam, seluruh tubuh saya masih lunglai. Setelah berdoa, di dalam nama Tuhan Yesus, saya mencoba untuk duduk. Berkali-kali saya gagal, namun berkali-kali itu juga saya terus mencoba dengan semangat. Akhirnya secara ajiab saya mampu duduk sendiri, di dalam kamar tidur, tanpa dibantu oleh siapapun.

Sudah berhasil duduk, saya mencoba berdiri. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya puji Tuhan, saya bisa! Saya sangat lelah, keringat bercucuran. Tapi saya tetap semangat mencoba. Dengan berpegangan, saya mencoba untuk berjalan. Singkat cerita, ketika pukul 6 pagi, besoknya, saya sudah mampu berjalan.

Haleluyah, itulah pengalaman terakhir saya mengalami kelumpuhan. Tahun 1997 saya menikah. Sejak saat itu, kelumpuhan aneh yang saya alami, disembuhkan Tuhan Yesus secara ajaib. Sampai saat ini, puji Tuhan, saya tidak lagi pernah mengalami kelumpuhan ini. Vitamin Kalium, yang seharusnya saya terus konsumsi seumur hidup, tidak pernah lagi saya minum.Saat ini, saya hidup bahagia dengan seorang istri yang cantik dan cinta Tuhan, Elizabeth Oi Su dan dikaruniakan 2 anak, yaitu seorang putri, Michelle Gracia Susanto dan seorang putra, Dave Jonathan Susanto.



Demikianlah kesaksian nyata yang saya almai. Jika kita percaya, penyakita apapun dapat disembuhkan Tuhan! Amin! Kesaksiqn ini pernah dimuat di Harian Akcaya Pontianak Post dan catatan Facebook saya (James Edy). Have a nice day. GBU

Minggu, 26 Februari 2012

PELAJARAN DARI GETSEMANI

Pelajaran dari Getsemani

“Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.”  – Lukas 22:43
Bacaan:
Matius 26:36-46; Markus 14:32-42, Lukas 22:40-46, Yohanes

Pengajaran:
 Menurut Anda, pelajaran apa yang dapat kita petik dari peristiwa di taman Getsemani?

Setiap manusia, pasti  tidak akan pernah terlepas dari masalah hidup. Tanpa peduli latar belakangnya, permasalahan itu pasti terjadi. Bahkan terkadang datang dengan begitu cepat, tanpa pemberitahuan, tanjpa “basa-basi”, bertubi-tubi, tidak perduli keadan kita, tidak peduli kaya-miskin, tua-muda, pria-wanita, pasti mengalaminya.
Pendeta dan gembala jemaat pun juga idak lepas dari masalah. Sering kali kita melihat mereka tersenyum. Tetapi tahukah Anda jika dibalik senyumnya itu, tersembunyi berbagai persoalan hidup? Namun para pendeta dan gembala jemaat itu bisa menjadi lebih dari pemenang! Apa rahasianya?
Hanya satu, yaitu memetik pelajaran dari taman Getsemani, dimana sesaat sebelum Yesus ditangkap, Dia mengalami pergumulan terrhebat dalam hidup-Nya.Dia harus merelakan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi dosa manusia. Suatu pergumulan yang luar biasa, namun Yesus berhasil menang!
Kemenangan Yesus terjadi, karena Dia menerima kekuatan dari Bapa, ketika melakukan penyembahan yang intim dengan Bapa-Nya. Inilah rahasia pelajaran dari taman Getsemani, penyembahan yang intim. Jika Anda mau menjadi lebih dari pemenang, bangunlah penyembahan yang intim dengan-Nya.

Renungan:
Bayangkan tentang peristiwa di taman Getsemani. Andaikata peristiwa itu menimpa diri kita, apa yang akan kita lakukan?

Tindakan:
 Marilah kita Membangun penyembahan yang intim dengan-Nya. Penyembahanyang intim adalah suatu proses yang harus dilakukan mulai sekarang. Bagikan berkat renungan hari ini kepada mereka yang membutuhkannya.

PENYEMBAHAN, MEMBAWA KITA TERIMPARTASI KUASA-NYA!

Jumat, 24 Februari 2012

MEMBUAT TUHAN MENDEKAT

Membuat Tuhan Mendekat

“Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi’.”  - Matius 28:17-18
Bacaan:
Matius 28:17-18

Pengajaran:

Bagaimana kita bisa membuat Tuhan mendekat pada kita?

Saya memiliki seorang putri yang beranjak remaja. Biasanya setIap remaja yag sedang memasuki masa purbertas, memiliki masalahnya tersendiri. Terkadang masalah itu cukup pelik sehingga menguras energi orang yang mengalaminya. Saya percaya, kita semua pasti pernah mengalami hal seperti ini.
Suatu ketika, putri saya ini tiba-tiba datang dan memeluk saya. Dia tidak melakukan apapun, hanya menagnis dan menagis. Saya pun terkejut dan cukup terkesima dengan perlakuannya yang  tidak biasa ini. Saya mengetahui ketegaran hatinya. Tapi kalau sampai dia bersikap demikian, berarti ada sesuatu yang sangat mengusik hatinya. Saya membalas pelukannya dan membiarkannya menangis. Setelah tangisannya mereda, kami pun berbicara. Putri saya menceritakan banyak hal yang mengganggu hatinya dan dia mendapatkan penjelasanku yang memuaskannya.
Sahabat, terkadang dalam menjalankan kehidupan ini, terdapat banyak lika-liku permaslahan yang terjadi menerpa kita, seakan-akan energi kita terkuras karena permasalahan itu. Saat itu, dalah saat dimana kita sungguh-sungguh membutuhkan kehadian Tuhan. Namun terkadang kita juga merasakan Tuhan sepertinya jauh, ketika kita membutuhkan-Nya.
Bagaimana membuat Tuhan mendekt pada kita? Matius 28:17-18 menjelaskan bahwa Yesus mendekat dan berfirman kepada murid-murid-Nya, ketika mereka menyembah-Nya. Jadi jawabannya adalah menyembah Tuhan. Penyembahan yang sungguh-sungguh, akan menjadi magnet yang kuat untuk mendekatkan kita dengan Tuhan dan mendapatkan firman-Nya yang menguatkan kita.

Renungan:
Belajar dan bayangkan diri kita seperti wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Matius 5:28-30). Ketika datang menjamah jumbai jubah-Nya (bisa disamakan dengan datang menyembah-Nya), wanita itu langsung dsembuhkan, karena ada tenaga (kuasa) yang mengalir dari Yesus, kepada wanita itu..

Tindakan:
Marilah kita belajar menjadikan penyembahan yang sungguh-sungguh, sebagai gaya hidup kita, karena penyembahan yang intim dengan Tuhan, tidak bisa dibangun dalam satu hari.  Bagikanlah berkat renungan hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

PENYEMBAHAN, MENDEKATKAN KITA DENGAN TUHAN

Kamis, 23 Februari 2012

IBADAH YANG SEJATI

Ibadah yang Sejati

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”  – Roma 12:1

Bacaan:
Ibrani 12:28; Roma 12:1; Matius 5:8; Lukas 10:30-37

Pengajaran:
Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan “ibadah yang sejati”?

Sahabat, ibadah yang berkenan kepada tuhan ialah ibadah yang disertai hormat dan takut kepada-Nya (Ibrani 12:28). Rasa hormat dan takut kita kepada Tuhan diwujudkan dalam kehidupan yang kudus. Karena hanya dalam kekudusan-lah kita bisa berjumpa dengan Tuhan (Matius 5:8). Kehidupan yang kudus berarti menjaga agar tubuh, jiwa dan roh kita, sempurna adanya, dan tidak bercacat cela.(Roma 12:1)
Dengan hidup (tubuh, jiwa dan roh) yang kudus, kita bisa melakukan ibadah yang berkenan kepada-Nya, sebuah ibadah yang sejati. Kerajaan Allah yang dahsyat, yang tidak tergoncangkan itu, akan dinyatakan ditengah-tengah ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati itu bukan hanya terbatass pada melakukan aktivitas ibadah di gereja, atau di komsel saja, walaupun hal itu juga merupakan bagian dari ibadah yang sejati.
Ibadah yang sejati lebih berbicara mengenai gaya hidup kita sebagai anak Kerajaan. Hal-hal seperti perhatian kita terhadap sesama yang penuh kasih, pelayaan kita yang menjawab kebutuhan orang banyak, penyembahan pribadi kita yang berpusatkan Kristus, usaha kita untuk menjaga kekudusan hidup, dll adalah contoh-contoh konkrit menjalankan ibadah yang sejati, yang Tuhan kenan, sebagaimana yang dilakukan oleh Orang Samaria yang baik hati itu.(Lukas 10:30-37)
Lebih jauh lagi, dengan melakukan ibadah yang sejati, akan membuat kita semakin berfokus kepada Tuhan.

Renungan:
Bayangkan tentang orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10:30-37. Jika Anda berada dalam situasi yang sama, jujur, apakah anda juga akan menolong orang yang malang itu?

Tindakan:
Marilah kita menjaga kekudusan hidup dan mempraktekkan ibadah yang sejati dalam kehidupan kita. Bagikanlah berkat renungan hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.
 
IBADAH YANG SEJATI ADALAH HAL YANG PALING TUHAN INGINKAN DARI KITA

Senin, 20 Februari 2012

FOKUS KEPADA TUHAN

FOKUS KEPADA TUHAN

Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." – Matius 16:23

Bacaan:
Matius 16:23; Kolose 3:2;Matius 14:25-33

Pengajaran:
Bagaimana kita bisa berfokus kepada Tuhan?
Sahabat, salah satu rahasia kemenangan raja Daud atas Goliath ialah kemampuannya untuk memperhatikan perkara di atas, dan bukan pada masalahnya (Goliath). Kemampuan memperhatikan perkara di atas itulah yang disebut dengan fokus pada Tuhan. Definisi fokus pada Tuhan ialah memikirkan apa yang Tuhan pikirkan, dan bukan apa yang manusia pikirkan.
Mendali pertama yang direbut Indonesia di ajang Olimpiade, adalah melalui cabang panahan beregu pada Olimpiade Soul, Korea. Keberhasilan tim panahan Indonesia merebut medali perak, disebabkan karena keberhasilan para pemanah, memfokuskan anak panah yang dibidiknya, tepat mengenai sasaran, atau setidaknya mendekati sasaran. Semakin dekat mengenai sasaran, maka semakin tinggi pula nilai yang diraih. Apalagi jika tepat mengenai sasaran, maka akan memperoleh nilai sempurna.
Demikian juga dalam kehidupan ini, kita harus berfokus pada Tuhan. Alkiatab menjelakan bahwa untuk bisa berfokus pada Tuhan, kita harus beibadah kepada-Nya dengan cara yang Bapa kenan, yaitu dengan hormat dan takut.
Apakah yang dimaksud dengan ibadah yang berkenan? Ibadah dengan hormat dan takut kepada-Nya? Penjelasannya akan kita bahas dalam MS besok. Tetapi esensi dalam MS hari ini adalah kita harus fokus kepada Tuhan, untuk mencapai tujuan hidup kita. Hidup baru kan terasa berarti, jika memiliki tujuan, dan tujuan itu tercapai. Tujuan hidup hanya tercapai, jika kita berfokus kepada Tuhan.

Renungan:
 Belajar dan bayangkan diri kita seperti Petrus. Ketika dia berfokus kepada Yesus, dia mampu berjalan di atas air. Tetapi ketika fokusnya berpaling kepada hwmbusn angin kuat yng bertiup, maka diapun tenggelam. Supaya tidak tenggelam dalam lautan dunia, fokuslah kepada Yesus..

Tindakan:
 Marilah kita  Belajar untuk fokus pada Tuhan di dalam setaip aspek hidup kita Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

BERFOKUS PADA TUHAN, AKAN MEMBAWA KITA MENCAPAI TUJUAN HIDUP

Minggu, 19 Februari 2012

JALAN KELUAR

JALAN KELUAR

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih.” - Kolose 1:13

Pengajaran:
Apakah yang dimaksud dengan kerajaan Allah?

Setiap perkara yang terjadi di dunia ini, pasti ada jalan keluarnya, termasuk kegoncangan besar yang telah dan akan menimpa dunia. Sekalipun itu terjadi karena ulah manusia, Allah tetap menyediakan jalan keluar terbaik bagi kita, yaitu masuk dan tinggal dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Kerajaan yang tidak tergoncangkan adalah Kerajaan yang dibangun dan dipimpin oleh Allah sendiri. Hal ini telah diproklamasikan melalui kematian dan kebangkitan-Nya, sehingga segala tuntutan hukum dosa, telah dibayar lunas oleh darah-Nya dan memerdekakan dunia ini, serta menjadikannya sebagai Kerajaan-Nya yang kekal.
Oleh sebab itu, kita dipindahkan dari kerajaan kegelapan, ke dalam Kerajaan Allah.Inilah alasan mengapa Yesus harus mati dan bangkit kembali. Dengan kemurahan-Nya, Dia menawarkan suatu Kerajaan, yang tidak dapat dibangun oleh tangan manusia. Dalam Kerajaan-Nya, kita menemukan dan menerima janji-janji Bapa, hidup dalam kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kuasa dan kelimpahan, betapa bahagianya.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka hukum dosa yang telah diwariskan kepada kita, telah ditanggung oleh-Nya. Goncangan yang terjadi, tidak akan bisa menimpa kita. Inilah yang menjadikan kita aman, dalam lindungan kekudusan-Nya.

Renungan:
Belajar  dan bayangkan diri kita berada dalam situasi seperti bangsa Israel di Mesir.Bangsa Mesir terkena 10 tulah dari Tuhan. Tetapi bangsa Israel yang tinggal berdampingan, tidak terkena 10 tulah itu, karena bangsa Israel tinggal dalam Kerajaan-Nya yang tak tergoncangkan itu.

Tindakan :Marilah kita masuk dan tinggal dalam Kerajaan-Nya.  Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

DALAM KERAJAAN-NYA YANG TAK TERGONCANGKAN, KITA MEMILIKI HARAPAN BARU

Kamis, 16 Februari 2012

CARILAH PERKARA DI ATAS

CARILAH PERKARA DI ATAS
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." – Kolose 3:2

Bacaan Alkitab:
Kolose3:1-4

Pengajaran:
 Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan “mencari perkara di atas?

Salah satu pribadi yang mengerti benar tentang mencari perkara di atas asalah Raja Daud. Sebelum diangkat menjadi raja, Daud sempat menghadapi musuh besar Israel, yaitu raksasa Goliath dari Filistin. Jika dilihat dari kenyataannya, nampaknya mustahil Daud bisa mengatasi Goliath yang raksasa, sedangkan Daud masih sangat muda dan berpostur kecil.
Tetapi Daud berkata kepada Goliath, “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.”(1 Samuel 17:45). Perkataan Daud ini jelas menyatakan bahwa dia sudah biasa mencari perkara di atas.
Daud yakin, sekalipun dia sedang menghadapi raksasa masalah, tetapi yang dicarinya bukanlah perkara duniasi itu (masalah Goliath), sekalipun itu sudah di depan mata. Tetapi perhatiannya tertuju ke Sorga, kepada Allah semesta alam yang hidup, yang menjadikannya lebih dari pemenang.Akhirnya Daud mengalahkan raksasa Goliath itu.
Saat ini, raksasa masalah apa yang sedang Anda hadapi? Masalah ekonomi, keluarga, pekerjaan, study, hubungan keluarga dan sesama yang kurang harmonis? Itu semua adalah perkara dunia. Carilah perkara di atas, maka Tuhan akan menyelesaikan perkara kita di dunia!

Renungan:
Bayangkan bahwa saudara seperti Daud yang mengalahkan Goliath, atas nama Tuhan yang dahsyat!

Tindakan:
Marilah kita  selalu mencari perkara yang di atas, dan tidak terlalu berfokus pada perkara duniawi. Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

MENCARI PERKARA DI ATAS, MELATIH KITA UNTUK FOKUS PADA KEMENANGAN

Selasa, 14 Februari 2012

JURANG PEMISAH

Jurang Pemisah

“Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.” – Yesaya 24:5


Bacaan: Yesaya 59:2;24:5;Roma 3:23;6:23
Menurut Anda, apa saja kesalahan yng telah manusia lakukan sehingga mengakibatkan terjadinya goncangan besar di dunia?

Pengajaran:
Kita sudah mengetaui tentang berbagai goncangan besar yang telah dan akan melanda dunia ini.. Saya yakin, Anda juga setuju dengan saya bahwa sebagian dari goncangan ini timbul, karena ulah manusia sendiri. Baru-baru ini, banjir besar terjadi melanda negara gajah putih, Thailand. Banyak kematian dan kerugian materi yang dialami. Mengapa banjir bisa terjadi? Penebangan hutan secara sembarangan dan sampah sampah yang menghambat aliran sungai. Bukankah itu ulah manusia?
Sahabat, Alkitab berkata bahwa bumi cemar karena kesalahan penduduknya (Yesaya 24:5). Kesalahan manusia berakar dari dosa yang telah dilakukan manusia dari zaman penciptaan dunia. Karena dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Akibatnya adalah maut (Roma 6:23). Dan tanpa disadari, manusia yang berdosa itu, juga sedang menyeret leingkungannya menuju maut. Bukankah ini adalah maksud iblis?
Saudara, bukan Tuhan tidak mau menolong, tetapi dosa manusia inilah yang menjadi jurang pemisah dengan-Nya. Untuk mengatasi jurag ini, harus dibangun jembatan pengubung. Jembatan itu adalah pengorbanan Yesus di kayu salib. Dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, jembatan penghubung kepada soga terbangun. Dosa dikalahkan dan manusia tidak lagi mencemari bumi, tetapi memulihkan. Bumi cemar karena penduduknya, tetapi bumi juga bisa pulih kembali, karena penduduknya.

Renungan:
Belajar dan bayangkan diri kita menjadi manusia yang lebih memperhatikan keadaan  lingkunan sekitar kita.

Tindakan:
Marilah kita  menjadi berkat bagi alam dan lingkunag sekitar kita, sebagai wujud dari pemulihan yang telah kita alami. Kita mulai dari hal sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

KETIKA “JEMBATAN PNGHUBUNG” KEMBALI DIBANGUN, TIDAK ADA LAGI JURANG PEMISAH

Minggu, 12 Februari 2012

DATANG KEPADA ALLAH

Datang Kepada Alllah

Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah  - Ibrani 12:22

 Apakah yang dimaksud dengan membangun rumah kediaman Allah?.

Pengajaran:
Sahabat, selain beriman kepada Yesus (sebagaimana yang kita renungkan dalam MS kemarin), maka kita juga harus datang ke Bukit Sion, yaitu kota Allah yang hidup. Bukit Sion terletak di Yerusalem. Kota ini adalah gambaran dari tempat kediaman Tuhan, kaena didalamnya terdapat Bait Suci. Jadi, yang dimaksudkan oleh Ibrani 12:22, adalah, jika kita mau diluputkaan dari kegoncangan besar dan masuk dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan, maka kita harus datang kepada Allah.
Banyak ayat yang menjelaskan kepada kita bahwa dengan dekat pada Allah, kita akan tenang. Sebab Dialah keselamatan, gunung batu dan kota benteng kita(Mazmur 62:1-3). Hanya Dialah yang akan beisa membawa kita masuk dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Sahabat,jadi memang tidak ada lagi alasan lain bagi kita, selain dari mendekat dan selalu mencari Dia setiap saat. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk dapat mencari Dia? Ayat di atas menjelaskan bahwa kita harus mencari-Nya di bukit Sion. Apakah kita harus pergi ke Yerusalem? Tentu tidak. Tapi kita harus mencari-Nya dalam tempat kediaman-Nya.
Dimana tempat kediaman-Nya? Dalam bait-Nya, yaitu diri kita. Oleh karena itu, kita harus membangun rumah kediaman-Nya, yang dipenuhi dengan penyembahan, doa dan biarkan Dia berfirman bagi kita dengan cara selalu merenungkan firman Tuhan dalam Alkitab.

Renungan:
 Belajar  dan bayangkan diri kita sedang berada dalam situasi yang gawat, tetapi Tuhan melindungi kita, seperti benteng yang sangat kokoh.

Tindakan
Marilah kita  selalu tekun mencari Tuhan.  Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

CARILAH TUHAN SENATIASA, MAKA DIA AKAN MENJADI GUNUNG BATU DAN KOTA BENTENG KITA

Jumat, 10 Februari 2012

DILUPUTKAN DARI GONCNGAN BESAR

Diluputkan dari Goncangan Besar

“Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?” – Ibrani 12:25


 Bagaimana kita bisa diluputkan dari kegoncangan besar?

Pengajaran:
Kita sudah mengetaui berbagai goncangan besar yang telah kita renungkan kemarin. Saya yakin, ada sebuah pertanyaan yang muncul dalam benak kita saat ini. Bagaimana kita bisa diluputkan dari kegoncangan ini? Sebenarnya semua orang pati akan mengalaminya, tetapi Tuhan sudah menjanjikan bahwa tidak akan ada cobaan yang melebihi kemampuan iman kita. Jadi pasti selalu akan ada jalan keluar.
Namun, Wahyu 12:25 menjelaskan bahwa hanya mereka yang tidak menolak Tuhan yang akan diluputkan! Orang yang tidak menolak Tuhan, tentunya adalah orang yang percaya, taat dan setia sepenuhnya kepada Yesus, walau apapun yang terjadi.
Sahabat, salah satu wujud kita tidak menolak Tuhan yang berfirman, adalah dengan menerima hamba-Nya yang memberitakan firaman, sebagaimana ayat di atas. Jika kita menerima, menghargai, dan menghormati orang-orang yang telah memberitakan firman-Nya, maka sesunnguhnya kita sudah menerima, menghargai dan menghormati Dia yang berfirman.
Dengan menerima Dia yang berfirmanm menunjukkan bagaimana kita beriman pada-Nya. Jika kita beriman pada-Nya, maka pasti selalu ada jalan keluar atas setiap goncangan yang akan kita hadapi di kemudian hari. Sudahkah Anda siap diperhadapkan  dengan kegoncangan besar? Anda ingin dilupukan? Berimanlah pada-Nya!

Renungan:  Belajar dan bayangkan diri kita seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang tetap beriman pada Tuhan, sekalipun menghadapi dapur api yang mematikan (Baca kitab Daniel 3:12-30)

Tindakan:
 Marilah kita  selalu menerima, menghargai dan menghormati siapapun yang menyampaikan firman Tuhan kepada kita.  Bagikanlah berkat 3T hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

NERIMA HAMBA-NYA, BERARTI MENERIMA DIA YANG MENGUTUS HAMBA-NYA!

Rabu, 08 Februari 2012

Menghadapi Goncangan Dunia

Menghadapi Goncangan Dunia

Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." – Ibrani 12:26

 Apakah tujuan Tuhan menggoncangkan dunia?

Pengajaran
Kita lihat bahwa sekarang ini, banyak sekali terjadi berbagai goncangan dunia, dalam berbagai aspek. Misalnya dalam aspek ekonomi, terjadinya krisis ekonomi global, yang melanda beberapa negara dunia, sangat menyusahkan. Di Indonesia saja, dampak dari krisis ekonomi yang mulai terjadi beberapa tahun lalu, sampai sekarang masih terasa. Kamiskinan dan pengangguran, semakin meningkat.
Dari sisi politik, dunia juga digoncangkan dengan berbagai polemik. Di mulai dari pergolakkan politik di beberapa negara Timur Tengah, seperti Mesir, Libanon, dll. Seakan-akan, semuanya ini membuat manusia sulit untuk tidur nyenyak dan menikmati hidup.
Belum lagi berbagai bencana alam yang melanda dunia dan Indonesia seperti, gempa dan Tsunami Jepang, Tsunami Mentawai, Meletusnya gunung Merapi, dll. Belum lagi adanya gunung api anak Krakatau, yang sudah “matang”. Seakan-akan tidak ada lagi tempat aman di dunia ini.
Namun, ini semua menjelaskan bahwa Tuhan memang mengijinkan goncangan besar terjadi di dunia. Bahkan Dia sendiri yang melakukannya. Tujuannya adalah untuk menyaring generasi ini, sehingga muncul suatu generasi yang perkasa, yang memiliki iman yang tidak tergoncangkan!

Renungan:
Bayangkan bahwa saudara adalah generasi perkasa dan memiliki iman yang tangguh, seperti Nuh, walaupun menghadapi air bah yang dahsyat, dia tetap berharap dan percaya pada Tuhan!

Tindakan:
Marilah kita  selalu giat menginves iman kita dengan mempelajari Firman Tuhan dan bersekutu dengan Tuhan.Sehingga kita siap menghadapi kegoncangan dunia.  Bagikanlah berkat hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

GONCANGAN SEHEBAT APAPUN, TIDAK AKAN MENGGONCANG IMAN KITA!

Minggu, 05 Februari 2012

KERAJAAN YANG TIDAK TERONCANGKAN Bagian 5B, Pemberdayaan dalam Keluarga (Final)

KERAJAAN YANG TIDAK TERONCANGKAN
Bagian 5B, Pemberdayaan dalam Keluarga (Final)

“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” – Kolose 3:16-17
   
Pada bagian lalu, kita sudah melihat bahwa kebutuhan dunia saat ini adalah kehadiran seorang bapa. Gereja harus melayani dengan sifat pembapaan. Jika tidak, maka gereja hanya menjadi tempat pemindahan pendidikan agama, yang biasa diperoleh di sekolah. Apa bedanya? Ibadah raya Minggu, akhirnya disamakan dengan sekolah minggu saja. Kebanyakkan gereja kurang memperhatkan hal-hal seperti ini, sehingga sulit dijumpai adanya pembapaan di gereja. Tuhan berbicara kepada saya bahwa untuk hidup dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan, harus memiliki mental Kerajaan. Hal ini tidak dapat ditransferkan melalui pendidikan, tetapi harus melalui pemberdayaan secara langsung disetiap aspek kehidupan (melalui keteladanan dan praktek langsung).
Keteladanan dan prktek langsung ini harus dilakukan sebagaimana lazimnya kehidupan dalam sebuah keluarga, secara konstektual. Hal inilah yang diperlihatkan dalam pemuridan Psalm 21 Successful Community. Pemuridan ini menghasilkan murid yang kuat dan bertindak. Jemaat bukan hanya sebagai umat yan datang hanya unuk beribadah pada hari Minggu saja, melainkan juga diperlengkapi dengan pemuridan dan diberdayakan.
Dalam pemuridan, jemaat ditransferkan berbagai hal seperti:
1.    Bagaimana cara membaca dan merenungkan firman Tuhan melalui ABC, yaitu Alkitab dibaca dan direnungkan, Bertobat dan berjalan bersama Tuhan, serta Cari wajah Tuhan)
2.    Hidup dalam komunitas sel yang disebut KAMIT (Kelompok Aksi MInat Tripel S). Tripel S sendiri berarti 3S (Sujud, Sembah dan Syafaat), yang merupakan agenda Kamit dan gaya hidup leader dan anggota-anggota kamit.
3.    Memiliki hati misi terhadap jiwa-jiwa yang terhilang dalam KOMAT (KOMitmen Amanat Agung Tuhan).
Pemberdayaan dalam ketiga hal ini dilakukan sehingga jemaat bertumbuh dewasa seturut dengan pertumbuhannya, sebagaimana pertumbuhan yang wajar dari seorang anak menuju kedewasaan.
Pola pendidikan yang kita terima selama ini, hanya bersifat pengetahuan saja. Tentu ini diperlukan, apalagi di era teknologi sekarang ini. Hal ini akan menambah ilmu pengetahuan kita, teatp tidak menambah iman kita. Sedangkan manusia juga membutuhkan iman, selain ilmu. Tanpa iman, idak ada seorang pun yang akan berjumpa dengan Tuhan dan tidak akan melihat dimensi roh. Untuk itu, pola pendidikan kita sekarang ini selain mentransferkan ilmu, seharusnya juga menstranferkan iman.
Kita mengakui bahwa segala sesuatu berasala dari Dia, yang diciptakan dengan kuasa firman-Nya dan tidak ada sesuatupun yang tercipta, tanpa firman-Nya.Ddengan pemahaman demikian, sebelum kita melihat sesuatu yang akan kita hasilkan, tentulah terlebih dahulu kita mendapatkan firman-Nya. Dengan firman-Nya, apa yang kita lihat, dapat dimanifestasikan. Firman Tuhan hanya dapat diperoleh dengan cara transfer langsung dalam praktek lapangan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita diberdayakan, sesungguhnya kita tidak hanya menerima ilmu, tetapi juga iman. Iman dapat menambah ilmu.
Oleh sebab itu, ada banyak area untuk kita belajar dan memberdayakan potensi diri, supaya mendapat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Psalm 21 menerapkan pemuridan yang disebut SMK (Saya Murid Kristus). Terdiri dari tiga modul, yaitu SMK 1,2 dan 3. Setelah menyelesaikan SMK 3, akan deiberikan pemuridan penetrasi karunia, untuk menguji karunia dan panggilan Tuhan. Kami menyebutnya PKK (Panggilan, Karunia, dan Karakter).
Inti dari suatu persekutuan ialah semua anggota berfungsi. Hal ini diibaratkan seperti seluruh anggota tubuh yang berfungsi. Jika ada anggota tubuh yang tidak berfungsi, akan merusak keindahan seluruh tubuh. Baca dan renungkan Efesus 4:11-16. Mari kita memberi diri untuk diberdayakan dalam keluarga, dengan pola pembapaan. Jadilah kuat dalam persekutuan anak-anak Kerajaan. Waktunya sudah singkat! Berjuanglah untuk masuk dalam KERAJAAN YANG TIDAK TERGONCANGKAN! GBU (YES)

T A M A T

Rabu, 01 Februari 2012

KERAJAAN YANG TIDAK TERONCANGKAN Bagian 5A, Pemberdayaan dalam Keluarga

KERAJAAN YANG TIDAK TERONCANGKAN
Bagian 5A, Pemberdayaan dalam Keluarga

“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” – Kolose 3:16-17

Seringkali kita jumpai banyak anak-anak remaja yang dididik dengan keras oleh orang tuanya. Ketika melakukan kesalahan, langsung dihukum oleh orang tuanya, dengan berbagai cara, bahkan dipukul. Ketka sang anak telah dewasa, menjadi orang sukses dalam kehidupan, maka orang tuanya akan berkata, “Kalau kamu tidak dididik dengan keras dulu, mungkin kamu tidak akan seperti sekarang ini.”Terkadang pola didikan seperti itu bisa membuat anak bertumbuh menjadi orang yang berguna, sekalipun caranya agak kasar.
Tetapi ada juga sebagian remaja yang dididik dengan penuh kelembutan. Jika melakukan kesalahan, jarang dihukum, hanya sekedar dimarahi saja dan tidak pernah dipukul. Orang tua yang demikian merasa takut untuk melukai hati anaknya. Tetapi seringkali pola didikan seperti ini, menjadikan anak itu manja, tidak mandiri, memberontak, dan setelah dewasa, menjadi orang yang tidak sesuai harapan.
Sahabat, Alkitab berkata bahwa kita memerlukan cmbuk untuk mendidik anak. Hal itu berarti, jika si anak melakukan kesalahan. Harus ada disiplin yang diberikan, sehingga membuat sang anak merasa sakit dan “jera”. Ini akan menjadikan sang anak sebagai pribadi yang mudah dibentuk, sesuai dengan kebutuhannya.
Saya percaya, sekalipun banyak anak yang menerima didikan keras dari orang tuanya, tetapi sesungguhnya tidak ada orang tua yang bermaksud untuk menyakiti anaknya. Sekalipun sang anak menjadi sakit hati. Sakit hati sang anak terjadi karena orang tua belum mampu mengontrol emosinya, ketika menyikapi persoalan anaknya, sehingga melakukan pendisiplinan yang berlebihan.
Dari pemikiran ini, saya simpulkan bahwa tidak ada satupun orang tua yang menghendaki anaknya rusak. Disiplin yang tegas dan cenderung kasar itu, dilakukan orang tua, seturut dengan kemampuan dan pengetahuannya, untuk memperlengkapi sang anak, supaya bertumbuh dewasa.
Tidak jarang kita jumpai orang-orang yang sekarang sudah sukses, ketika masih kecil, dididik dengan keras oleh orang tuanya. Tetapi hasilnya sangat baik, yaitu menjadi orang yang berhasil. Justru hal ini sangat bertolak belakang dengan anak zaman sekarang ini. Pendidikan rumah tangga, akan memberikan pertumbuhan secara alamiah, jika dilakukan dengan motivasi yang benar, sekalipun mungkin metodenya kurang baik dan kurang tepat dengan kondisi jaman ini.
Ketika kita masih kecil, kita menemukan bagaimana orang tua kita jarang mendidik kita secara teori, tetapi lebih sering dalam prkatek. Mereka lebih sering memperlengkapi kita secara kontekstual dalam kehiduan sehari-hari. Tanpa disadari, sebenarnya inilah cara Tuhan yesus, mendidik para murid-Nya. Inilah pemberdayaan kekeluargaan.
Alkitab berkata bahwa ada banyak pendidik, tetapi hanya sedikit bapa. Artinya di dunia ini, tidak sulit kita menemukan guru, pendidik, dan semacamnya. Tetapi sangat sulit kita menemukan adanya orang yang bisa menjadi bapa. Di rumah pun kita jumpai, orang tua dengan model, gaya dan metode seperti seorang guru. Di kantor, kita juga dibebani oleh atasan dan dibebani dengan berbagai seminar dan training, yang bersifat “guru”. Kemudian, di gereja, kita juga mendengarkan kotbah yang juga bersifat “guru”. Lalu dimana “bapa”?
“Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.” – 1 Korintus 4:15.
Jadi, kebutuhan dunia saat ini adalah kehadiran seorang bapa. Gereja harus melayani dengan sifat pembapaan. Jika tidak, maka gereja hanya menjadi tempat pemindahan pendidikan agama, yang biasa diperoleh di sekolah. Apa bedanya? Ibadah raya Minggu, akhirnya disamakan dengan sekolah minggu saja.
Kebanyakkan gereja kurang memperhatkan hal-hal seperti ini, sehingga sulit dijumpai adanya pembapaan di gereja. Tuhan berbicara kepada saya bahwa untuk hidup dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan, harus memiliki mental Kerajaan. Hal ini tidak dapat ditransferkan melalui pendidikan, tetapi harus melalui pemberdayaan secara langsung disetiap aspek kehidupan (melalui keteladanan dan praktek langsung). Bagian selanjutnya dari intisari buku ini (bagian 5 B), akan kita lanjutkan kemudian.(YES)