Entri Populer

Kamis, 31 Januari 2013

DAHSYAT DAN AJAIB! TUHAN PULIHKAN KELUARGA DAN USAHA SAYA



Kesaksian dari Bp. A Seng (pangusaha)
Shalom, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bersaksi.Kesaksian ini untuk memuliakan Tuhan dan disampaikan apa adanya, tanpa bermaksud menyinggung atau mempermalukan siapapun. Oleh karena itu, sya mohon maaf terlebih dahulu.
Dulu saya adalah seorang pengusaha sepatu. Usaha itu maju dan berkembang dengan luar biasa. Tapi kemudian saya mengaami proses. Tuhan ijinkan saya mengalami kebangkrutan. Akhirnya usaha saya, rumah, mobil, semuanya habis dan hutang bertumpuk sangat banyak, tidak mampu saya bayar.
Dalam kondisi itu, saya sangat stres. Ketika itu, saya memang belum betobat. Tetapi saya sudah sering ke gereja. Waktu itu, Gereja Sungai Yordan masih beribadah di gedung Graha Air Kehidupan, Jl. H. Abbas. Ketika saya mengalami kebangkrutan, saya tidak memiliki seorang teman yang bisa menasehati saya., memberikan ide atau jalan supaya kita bisa semangat kembali. Apalagi biasanya, jika sedang bangkrut, rumah tangga dan keluarga pun mengalami masalah.
Waktu itu, saya berencana menjual rumah saya di daerah Paris II. Sebuah rumah 2 tingkat, dengan lebar 20 m. Tetapi istri saya tetap mempertahankannya. Namun akhirnya juga tidak bisa dipertahankan juga. Rumah saya yang ditempat lain pun habis dijual. Sekalipun saya belum bertobat, tetapi saya bukan penjudi, pemabuk, tidak pernah terlibat kriminal. Namun semua uang dan harta saya tetap ludes.
Saya bingung, tidak ada jalan keluar dan tidak ada teman yang bisa diajak bicara. Di rumah pun sering bertengkar dengan istri sampai hampir mau cerai. Saya pun tidak tahu mengapa bisa sampai begini, padahal sebenarnya saya sayang dengan istri, sekalipun dia bersalah, tapi saya sering mengampuninya.
Saya sudah sering berbicara dengan beberapa adik ipar saya. Saya katakan, jika saya di rumah sering bertengkar dengan istri, sehubungan dengan ekonomi keluarga yang sedang sulit. Mungkin istri juga sering pulang ke rumah orang tuanya dan berbicara dengan mereka, tentang perkelahian kami. Jadi saya minta tolong dengan adik ipar saya untuk mengatakan kepada istri supaya bisa mengerti keadaan saya sebagai kepala rumah tangga, Tetapi justru kepahitan yang saya peroleh.
Saya sudah pernah share masalah ini dengan Pdt. Tonny dan beberapa kawan gereja. Suatu hari, Saya berniat mau ke rumah mertua saya dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mereka, jika keadaan saya sudah susah. Saya datang bukan untuk pinjam uang atau minta beras. Saya hanya ingin minta nasehat, berikan saya ide dan jalan, supaya saya bisa bangkit dan berusaha kembali.
Saya datang ke sana. Saya mulai menjelaskan keadaan saya ini, tetapi justru saya diminta untuk menceraikan istri. Hal ini sangat melukai dan membuat hati saya pahit. Bukan saran, ide dan nasehat yang saya terima, tetapi sebaliknya. Jadi kepahitan saya sangat besar. Sampai bulan Novembur 2011 lalu, saya masih belum bisa mengampuni mereka. Ketika saya masih jaya, istri saya tidak pernah kekurangan suatu apapun. Bahkan ketika sudah susah, saya tidak pernah pinjam, apalagi minta uang dan beras dengan keluarga istri.
Ketika saya mendapat perkataan seperti itu, saya pun berdiri hendak pergi. Saya pun pergi dengan kesal. Saya mengendarai motor tanpa tujuan. Belok ke kiri, ke kanan, tapi tanpa tujuan, tidak tahu menyasar di mana, seperti orsng ling-lung. Saya sudah sangat stress.
Bukan menyombongkan diri, tetapi sejak kecil memang saya tidak pernah hidup susah. Saat itu, saya tidak bisa terima kenyataan hidup. Sampai saya pernah mencoba untuk bunuh diri. Ketika saya pergi dari rumah keluarga tadi, tanpa sepengetahuan saya, tiga orang saudara istri saya ingin menjebak saya. Waktu saya sampai di rumah, adiknya menelepon dan meminta saya kembali ke rumah. Katanya mau berbicara dengan saya. Saya pun kembali, karena saya memang bertujuan untuk berbicara. Saya mau bicara dan minta nasehat tentang masalah rumah tangga kami.”
Setelah tiba di sana, ternyata ibukan kebaikkan yang saya terima. Ketika saya masuk ke rumah, langsung pintu rumah itu dikunci dari dalam. Mereka bertiga mau memukuli saya. Saya pun melawan, tetapi untung kakak ipar saya tiba dan membantu saya, jika tidak saya sudah dikeroyok. Saya pun pergi.
Saya pustukan untuk pergi ke Jakarta dengan uang yang pas-pasan. Dengan kasih karunia Tuhan, saya bisa berusaha dan bangkit kembali. Saya belum punya uang cukup, jadi saya kredit motor. Namun saya masih depresi waktu itu. Setiap malam saya selalu bermimpi buruk, dendam, menangis sampai berteriak-teriak. Tetapi puji Tuhan, saya bisa bangkit kembali, tanpa bantuan pihakkeluarga  istri. Tetapi sakit hati dan dendam masih ada dalam hati saya.
Sekitar November 2011, saya datang dan beribadah di gereja Sungai Yordan di gedung Graha Mazmur 21, atas ajakan dari Pdt. Markus Tonny Hidayat, yang memang sudah melayani dan mementori saya ketika  masih beribadah di Jl. H. Abbas.  Saya dipulihkan kembali ketika beribadah di sini. Saya menyadari bahwa dalam keadaan apapun, kita sebagai anak, cucu, mertua atau istri, derajatnya tidak akan pernah berubah. Ketika saya beribadah di Sungai Yordan, batu yang terasa puluhan kilo beratnya, yang tersimpan dalam hati saya, telah terangkat dan dibuang Tuhan. Dalam keadaan apapun, anak adalah tetap anak, dan mertua tetap mertua. Selesai beribadah, saya pulang dan berlutut dihadapan Tuhan, mengucap syukur atas kasih karunia-Nya yang sungguh besar. Lalu saya mendatangi mertua saya dan mohon pengampunan mereka, sekalipun sebenarnya saya tidak  bersalah. Betapa luar biasanya orang yang membangun Rumah Kediaman-nya dan memiliki seorang mentor yang baik.

Rabu, 30 Januari 2013

DIKENAL DARI BUAHNYA



Dikenal dari Buahnya

Bacaan:
Matius 7:20, Yohanes 16:16

Pengajaran:
Dari hal apa yang bisa membuat kita mengenal seseorang?
Kita bisa mengenal sebuah pohon dari buah yang dihasilkannya. Tidak mungkin kita memetik durian dari sebuah pohon langsat atau rambutan, bukan? Pohon jeruk, pasti menghasilkan jeruk. Pohon yang baik, jika ditanam dengan benar dan dirawat dengan baik, pasti menghasilkan buah yang baik pula. Buah menunjukkan DNA pohon itu.
Demikian pula halnya dengan seorang murid Kristus. Buah yang dihasilkan seorang murid Kristus, adalah karena dia mengikuti Kristus. Kekristenan tanpa menjadi pengikut Kristus, tidak akan pernah menghasilkan buah apapun dalam hidupnya. Jika Kristus ada dalam hidup kita, maka kita pasti berbuah “lebat dan manis”.
Sahabat, buah yang kita hasilkan, bergantung kepada siapa kita percaya dan ikuti. Kristus menghendaki agar setiap murid-Nya berbuah yang manis dan lebat. Jika belum berbuah, maka kita akan mengalami proses “pembersihan”, supaya  bisa berbuah. “Pembersihan” itu bisa berupa menemplak dosa kita, mengikis kedagingan kita, dll, sampaikita benar-benar bersih dan siap berbuah. Jika kita masih belum berbuah juga, maka akhirnya kita akan ”dipotong”.
Berbuah yang manis dan lebat, adalah kehendak Yesus bagi semua murid-Nya. Ini ditulis dalam  Yohanes 16:16. Tetapi masih banyak orang Kristen yang mengabaikan hal ini. Padahal maksud Yesus, kita berbuah supaya doa kita, ynag dipanjatkan dalam nama-Nya, dikabulkan oleh Bapa. Kita dikenal sebagai murid Kristus, dari buah yang kita hasilkan. Bagaimanakah jenis buah yang Anda hasilkan? Buah yang bagaimana yang harus kita hasilkan sebagai murid Kristus? Akan kita pelajari dalam MS-MS berikutnya.
Renungan:
Bayangkan bahwa Anda adalah orang yang berbuah manis dan lebatdalam kehidupan Anda.
Aplikasi:
Sudahkah Anda berbuah yang manis dan lebat? Baik itu buah-buah Roh, buah karakter, dan buah pertobatan? Bagikan berkat kebenaran yang Anda peroleh hari ini kepada mereka yang membutuhkan.
Ayat hafalan:  
Matius 7:20 – “ Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”


Murid Kristus, Dikenal dari Buah yang Dihasilkan

PEMBAWA DAMAI



Pembawa Damai

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” – Yakobus 3:17

Bacaan:                           
Yohanes 4:9-18, Yakobus 3:17

Pengajaran:
Apakah kita sudah menjadi pembawa damai?
Sahabat, bagi dunia, kehidupan sebagai orang Kristen, identik dengan kasih dan damai. Pendapat ini bisa dibenarkan. Memang seharusnya demikianlah kehidupan kita. Hal ini, sudah diperlihatkan Yesus, dalam kisah pertemuannya dengan seorang wanita samaria, di sumur Yakub. Jika kita merenungkan kisah itu di dalam Yohanes 4:9-18, maka kita menemukan bagaimana Yesus, sebagai orang Yahudi, sedang menjadi “jembatan” pendamai dengan orang Samaria, di mana sebelumnya kedua bangsa ini, bermusuhan dan tidak berkomunikasi.
Sebenarnya, apa yang diperlihatkan Yesus dalam kisah di atas, merupakan sebuah teladan yang harus dilakukan dalam kehidupan orang Kristen. Melalui teladan Yesus ini, mari kita introspeksi diri. Sudahkah kehidupan kita menjadi pendamai bagi dunia, ataukah sebaliknya?
Salah satu hal yang bisa kita perhatikan adalah, ketika kita hadir di suau tempat. Pada saat kita hadir, apakah kehadiran kita disukai oleh orang-orang disekitarnya? Ataukah kehadiran kita sudah ditunggu-tungguh dan sangat diharapkan? Jika kehadiran kita dterima atau ditunggu-tunggu, mungkin kita sudah membawa dampak yang positif  bagi lingkungan itu, atau setidaknya membawa damai.
Tahukah Saudara, bahwa lingkungan kita membutuhkan damai? Sudahkah kita menjadi pembawa damai bagi lingkungan kita? Hal ini pernah dibuktikan oleh para peneliti. Suatu ketika, ada dua kelompok ayam betina. Kelompok pertama selalu diperdengarkan musik rohani setiap hari. Kelompok kedua, selalu diperdengarkan musik rock yang keras. Satu bulan kemudian, ketika tiba masa bertelur, ditemukan bahwa kelompok ayam pertama bertelur jauh lebih banyak dari kelompok kedua. Hal ini membuktikan bahwa ayam saja, membutuhkan kedamaian, apalagi manusia. 

Renungan:
Baca dan renungkan Yakobus 3:17, ciri-ciri pendamai adalah peramah, penurut, penuh belas kasihan tidak munafik dan tidak memihak. Bayangkanlah bahwa kita adalah orang-orang yang seperti ini.

Aplikasi :
Marilah kita  belajar untuk menjadi pembawa damai bagi keluarga dan lingkungan kita. Bagikanlah berkat Renungn  hari ini kepada mereka yang membutuhkan kebenaran firman Tuhan ini.

Pendamai dicari orang, pendusta dicaci orang

Senin, 28 Januari 2013

SALING TINGGAL DALAM FIRMAN



Saling Tinggal dalam Firman
Yohanes 15:1-8
Pengajaran :
Apa tawaran Yesus bagi kita supaya mengalami mujizat?
Sahabat, pada saat-saat ini, ada hal khusus yang harus kita renungkan dengan teliti dan hati-hati. Yesus berkata dalam Injil Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Ini bukanlah sebuah ancaman, tetapi peringatan serius bahwa di luar Yesus, kita tidak bisa berbuat apapun. Jika kita melanggarnya, maka kita akan mengalami konsekwensi ini. Kita dilarang memegang kabel listrik telanjang, yang sedang terhubung dengan arus listrik, tetapi jika kita tetap melakukannya, resiko ditanggung sendiri. Prinsip yang sama juga berlaku untuk pengajaran ini, bahwa jika kita tidak tinggal dalam firman dan firman itu juga tidak tinggal dalam kita, maka kita tidak akan bisa melakukan apapun, kosong, hampa, tak berdaya.
Jalan keluarnya hanya satu, yaitu Yesus tinggal dalam diri kita dan sebaliknya, kita tinggal dalam Yesus, melalui firman-Nya. Inilah yang disebut dengan one on one dengan Tuhan. Jika kita melakukannya, maka ayat ke 7 akan digenapi dalam hidup kita. “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”
Wow, sungguh dahsyat! Jika kita saling tinggal dengan firman Tuhan, maka pasti segala keinginan, kerinduan, pemikiran dan perasaan, bahkan seluruh hidup kita, akan selaras dengan firman-Nya. Demikian juga segala permintaan kita. Jika kita meminta sesuatu yang selaras dengan firman-Nya, pasti Tuhan kabulkan, karena kita akan berbuah banyak dan tetap. Yang paling penting adalah Bapa dipermuliakan. Mari, alami janji ini. Haleluyah!
Renungan :.
Bayangkan bahwa Anda adalah orang yang saling tinggal dengan Tuhan melalui firman-Nya.
Aplikasi :
Saya yakin, apa yang anda dapatkan hari ini, sungguh luar biasa. Tetap lakukan one on one denganTuhan. Anda pasti diberkati. Bagikan kebenaran hari ini, kepada mereka yang membutuhkan,
Ayat hafalan:  
Yohanes 15:7 – “ Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”

Muliakan Bapa dengan Tinggal dalam Firman-Nya