LIVE BY FAITH
Bagian
2a, Iman Timbul dari Pendengaran akan Firman Kristus
“Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” – Roma 10:17
Apa
yang kita dengar, itulah yang akan membentuk pribadi kita. Apa yang terbentuk,
hanya diri kitalah yang sanggup mengubahnya.
Alkitab mengajarkan kita untuk selalu berjaga-jaga
dan berdoa, sebab ada banyak tantangan yang kita hadapi, dalam hidup ini.
Terkadang, iman seseorang bisa goyah karean pencobaan. Karena itu, supaya kuat,
kita harus senantiasa berdoa. Dalam hidup ini, kita cenderung dikuasai oleh
hal-hal nyata. Dengan dua mata untuk melihat dan dua telinga untuk mendengar,
sangat memungkinkan kita menangkap berbagai hal nyata dalam hidup ini, baik
yang negatif atau positif.
Seringkali berbagai info yang dilihat atau didengar
itu, justru menjatuhkan manusia. Sebab itu, kita harus berdoa dan berjaga-jaga,
keduanya adalah sarana untuk menerima firman Tuhan. Oleh firman, iman kita
terbangun. Dengan iman yang terbangun, kita akan kuat menghadapi pencobaan.
Sahabat, waspadalah terhadap iblis, dengan berbagai
tipu muslihatnya, yang sering kali memperdaya orang percaya ke dalam
praktek-praktek yang melawan kehendak Tuhan. Seringkali juga kita terjebak
melaukan sesuatu yang terlihat rohani, tetapi tanpa disadari, ternyata telah
menyerongkan kita. Misalnya seseorang
yang rajin berdoa, tetapi tidak mealkukan ttindakkan apapun sesuai doanya. Juga
tidak ada perubahan apapun dalam kehidupannya. Berdoa itu sangat rohani dan
baik, tetapi jika tidak diikuti dengan tindakan nyata dan perubahan dari si
pendoa, maka hal itu tidak berarti apa-apa. Bukankah ini termasuk salah satu
tipuan Iblis?
Doa merupakan hubungan dua arah. Tetapi yang sering
terjadi ialah, dengan mulut kita berdoa, tetapi hati dan pikiran kita tidak
fokus kepada doa kita, melainkan “mengembara” kemana-mana. Tuhan berkata bahwa
ini adalah doa yang percuma (sia-sia)! Akibat dari gaya ibadah dan doa yang
demikian, maka tidak sulit kita menemukan orang yang bergama, tetapi tidak
beriman.
Tjuan Iblis ialah supaya orang beloh menajdi
percaya dan bergama, tetapi tidak beriman. Dengan demikian, mereka akan mudah
jatuh dalam dosa. Kita lihat sekarang dalam siaran televisi, ada banyak sekali
program siaran yang bisa membuat manusia jatuh dalam dosa dan hanya sedikit
siaran kerohanian. Walaupun menonton televisi tidak berdosa, namun kita harus
waspada. Dalam satu sisi terlihat bagus, tetapi di sisi lain, sangat berbahaya
bagi kehidupan anak-anak Kerajaan. Hanya ada satu alat yang dapat menangkap
sinyal dari sorga, yaitu hati kita. Karena itu, kita harus menjaga hati kita
dengan segala kewaspadaan, karena dari situ akan terpancar kehidupan kita.
“Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” – Amsal 4:23. Hal ini diperlihatkan oleh
Samuel. Di masa mudanya, hati Samuel belum terjaga oleh firman Tuhan. Ketika
Tuhan datang hendak berbicara dengannya, Dia tidak bisa menangkap suara-Nya.
Dalam hidupnyua, Samuel telah terprogram dengan suara seseorang, yang telah
mempengaruhi hidupnya, imam Eli. Itulah sebabnya mengapa Sameul belum bisa
mendengar suara Tuhan. Ketika tuhan datang dan berbicara kepadanya, bukan
suara-Nya yang muncul dalam hati Samuel, melainkan suara Eli.
Dan
TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi
mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil
aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah
kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah
dinyatakan kepadanya. – 1 Samuel 3:6-7.
Bukankah pengalaman Samuel ini, juga sering kita
alami? Jika kita belum bisa mendengar suara Tuhan, bagaimana bisa menghadapi
tantangan dunia? Bukanlah pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengalahkan
dunia, melainkan iman kita. “Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan
dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” – 1
Yohanes 5:4.
Alkitab berkata bahwa yang dapat menerima suara
Tuhan adalah hati kita. Hati aalah alat komunikasi dengan Tuhan. Tulah sebabnya
mengapa hati kita harus dijaga dengan penuh kewaspadaan. Hati kit, diibaratkan
seperti alat navigasi dalam kokpit pesawat terbang. Alat-alat navigasi itu
digunakan untuk berkomunikasi dengan bandara terdekat. Biasanya, navigasi
mendapat penjagaan yang ketat.
Gembala pernah berlayar dengan sebuah kapal laut
dari Pontianak menuju Jakarta. Alat navigasi kapal itu bermasalah dalam
perjalanan. Akibatnya, kami terkatung-katung di tengah laut. Ketika malam tiba,
kemanapun mata memandang, kami hanya bisa melihat ulatan laut biru dan tidak
dapat melihat sesuatu apapun yang dapat menandakan keberadaan kami.
Satu-satunya cara untuk dapat melihat dimana letak keberadaan kami adalah
melalui alat navigasi yang bermasalah itu. Namun karena navigasi itu
bermasalah, maka keadaan menjadi liar dan kami kehilangan arah tujuan.
Sesungguhnya demikian jugalah jika hati kita
bermasalah dan tidak bisa menerima firman Tuhan. Tidak heran jika kehidupan
menjadi liar dan tidak terfokus. Apa yang dapat dihasikan dalam keadaan
demikian? Tetap bisa bekerja keras dan sibuk, namun hanya menghasilkan sesuatu
yang kurang.Sekalipun sudah bekerja keras dan sibuk, tdak punya waktu. Namun
berbeda dengan orang yang mengenal Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan, bisa
menggunakan waktu dengan baik dan
memprioritaskan hal-hal yang penting untuk mencapai tujuan hidupnya.
Dalam bahasa Gerika, kata “mengenal”, disebut
“ginesko”, yang berarti suatu pengenalan yang dialami terus-menerus, sampai
menampakkan keberadaan oknum yang berkomnikasi dengannya. Jika kita mengenal
Tuhan, maka kita harus mengena-Nya terus-menerus, sampai kita melihat
keberadaan-Nya. Identitas yang dihasilkan dari suatu pengenalan akan Tuhan yang
terus-menerus disebut sebagai ‘Kristen”. Kekristenan bukan hanya sebagai agama
saja, tetapi harus berakar dalam Kristus. “Hendaklah kamu berakar di dalam
Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang
telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” –
Kolose 2:7.
Kita bisa mengenal sebuah pohon, dari buah yang
dihasilkannya. Sebagai orang Kristen, kita harus berakar dalam Kristus,
menerima firman-Nya, terbangun oleh-Nya dan dapat dilihat hasilnya. Simon
menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala
juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. – Lukas 5:5-6 (BERSAMBUNG/YES)