Breakthrough Worship Series
SAATKU MENYEMBAH-MU
Saudara, ketika penyembahan menjadi hiasan suatu ibadah, maka gereja hanyalah suatu tempat perayaan keagamaan saja. Jika kerohanian kita tidak lebih baik dari kerohanian orang farisi, maka kita tidak layak untuk Kerajaan Sorga. Kerohanian kita juga turut menentukan masuk tidaknya kita dalam Kerajaan-Nya. Hal ini mengacu pada penyembahan. Gereja disebut tempat kehadiran Tuhan, ketika didalamnya ada penyembahan yang membawa setiap orang mengalami terobosan spiritual.
Salomo sangat konsen dalam hal ini, sehingga ketika para imam memberikan persembahan kepada Tuhan dalam pentahbisan Bait Suci yang baru saja dibangun, kemuliaan Tuhan turun dan memenuhi seluruh tempat itu. Akibatnya, para imam tidak sanggup berdiri dan jatuh tersungkur, sujud menyembah Tuhan. Inilah yang disebut breakthrough worship (terobosan dalam penyembahan).
Saat ini, kita hidup dalam jaman anugerah. Penyembahan dalam Perjanjian Lama merupakan kiasan atau gambaran akan penyembahan dalam Perjanjian Baru, khususnya diakhir jaman ini. Sekalipun hanya gambaran, tetapi penyembahan dalam Perjanjian Lama sudah memperlihatkan kedahsyatan kehadiran Tuhan, apalagi penyembahan dalam kebenaran dimasa Perjanjian Baru. Seharusnya jauh lebih dahsyat lagi!
Tuhan Yesus membangun gereja-Nya dengan maksud supaya kita mengalami terobosan penyembahan yang lebih dahsyat dan luar biasa, melebihi apa yang pernah dialami Salomo. Gereja adalah tubuh-Nya. Oleh karena itu, kehadiran gereja menjadi sarana dimana Tuhan membawa perubahan dan menyatakan diri-Nya, sehingga akan menarik banyak orang mengalami perjumpaan ilahi.
Terobosan spiritual dalam penyembahan menjadi hal yang penting dalam ibadah dimanapun juga, baik di gereja, atau pun dipersekutuan kamit, maupun dalam ibadah pribadi kita (saat teduh). Dengan demikian, ibadah bukan hanya menjadi tempat perayaan keagamaan saja, persekutuan kamit bukan hanya menjadi tempat “kangen-kangenan” saja, dan saat teduh bukan hanya menjadi rutinitas saja.
Rangkaian renungan, yang dibuat berdasarkan intisari buku Breaktrough Worship dan diangkat sebagai bahan sharing wajib di kamit, diwahyukan untuk membuka kunci terobosan spiritual dalam penyembahan dan akan memberikan pemahaman penting tentang penyembahan, supaya kita dapat berjumpa dengan Bapa Surgawi.
Bangsa kita pernah dijajah. Tetapi tidak jarang penjajahan rohani juga terjadi dalam ibadah di gereja. Kita diminta untuk melakukan penyembahan dengan berbagai gaya dan metode, dengan nyanyian yang indah dan musik yang enak didengar. Ini tidak salah, namun jika tidak waspada, bisa menjadi rutinitas dan tidak membawa terobosan spiritual. Akibatnya, membosankan. Penyembahan bukan lagi esensi ibadah, hanya “hiasan” ibadah saja dan tidak berdampak dalam kehidupan.
Setiap orang yang datang beribadah, berharap untuk mendapatkan jawaban atas kebutuhannya. Dengan demikian, ibadah yang dirindukan adalah ibadah yang bukan hanya sekedar perayaan keagamaan, melainkan mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Ketika kerinduan ini tidak terpenuhi, maka orang itu tidak akan datang beribadah lagi.
Dalam Yohanes 4:13 (bacakan), Tuhan berkata bahawa jika kita minum dari sumur Yakub, akan haus lagi. Ini seperti penyembahan yang tidak mengalami terobosan. Penyembahan demikian akan mengalami titik jenuh. Inilah penjajahan rohani, seperti yang pernah dinubuatkan oleh Yesaya, bahwa diakhir jaman ini, akan terjadi penjajahan rohani dalam penyembahan di gereja.
“Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan.” Yesaya 5:12-13. Gereja hanya menjadi tempat dimana manusia berkompetisi. Gereja tidak lagi menjadi tempat untuk menjawab kebutuhan, tetapi tempat pembebanan hidup umat Tuhan.
Tuhan Yesus tahu kebutuhan manusia. Karena itu, supaya kebutuhan manusia terjawab, Dia mengajarkan supaya kita mengalami terobosan dalam penyembahan. Tuhan Yesus mengibaratkan penyembahan seperti meminum dari diri-Nya sendiri. Itulah penyembahan yang benar, yang berkenan kepada Bapa, yaitu menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” – Yohanes 4:23-24.
Penyembahan yang mengalami terobosan, akan mengalir sampai kekekalan. Roh Kudus akan memenuhi dan memberdayakan kita, untuk mewujudkan impian kita. Betapa menyenangkan, jika gereja memiliki penyembahan demikian. Ketika penyembahan dalam ibadah mengalami terobosan, maka kemuliaan Tuhan akan turun ditengah ibadah dan jemaat akan mengalami terobosan spiritual. Atmosfir ibadah berubah. Hal-hal supranatural terjadi. Terobosan spiritual inilah yang menjadi esensi ibadah.
Terobosan spiritual inilah yang akan membawa dampak dalam kehidupan manusia. Sakit, disembuhkan. Miskin, diperkaya. Masalah-masalah, terselesaikan. Dalam buku Breaktrough Worship, tercatat banyak kesaksian yang terjadi, karena mengalami terobosan spiritual dalam penyembahan. Semua ini terjadi, ketika Tuhan mendapatkan tempat terpenting dalam hidup kita dan menjadi pusat penyembahan kita. Jika demikian, ibadah menjadi menarik, yang akan menarik banyak orang datang, karena ingin mengalaminya sendiri. Ketika kita diperhadapkan dengan keadaan yang tidak baik, solusinya ialah datanglah menyembah Dia dan alamilah terobosan spiritual dalam penyembahan dan Dia pasti akan memberkati perubahan hidup. (YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar