KERAJAAN YANG TIDAK TERONCANGKAN
Bagian Pertama, Kemerdekaan yang Utuh
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah” – Kolose 3:1
Jika kita telah bangkit bersama Kristus, maka kita juga telah lebih dahulu mati bersama Kristus. Tidak ada kebangkitan, tanpa kematian. Ketika kita dibangkitkan kembali bersama Yesus, maka sesungguhnya kita telah mengenakan manusia baru, yaitu manusia yang serupa dengan kebangkitan-Nya. Manusia lama, sudah dimatikan bersama Kristus.
Mengapa kita perlu dibangkitkan kembali bersama Kriustus dan mengenakan manusia baru, yang serupa dengan Yesus? Karena, pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya, menerima kepenuhan roh-Nya, dan berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Sebuah pribadi yang sempurna, mampu mengerjakan segala sesuatu yang difirmankan-Nya, seorang pemimpin dalam Kerajaan-Nya dan diperlengkapi dengan seluruh kekayaan yang tersedia di darat, laut dan udara. Dahsyat!
Suatu kehidupan yang luar biasa dan disertai dengan fasilitas hidup yang sangat memadai.Tuhan juga menyediakan pasangan hidup yang sepadan bagi manusia pertama itu, untuk membentuk sebuah kehidupan keluarga sorgawi. Manusia juga diperlengkapi dengan kuasa otoritas atas binatang. Semua jenis binatang, tunduk dan bersahabat dengan manusia. Nyamuk tidak menyebarkan virus demam berdarah, babi tidak menyebarkan virus penyebab flu babi, dan burung juga tidak menyebarkan virus penyebab flu burung.
Tetapi keadaannya sekarang, justrus kebalikannya! Apa Alktab salah? Atau sudah berubah? Tentu tidak! Penyebab semuanya adalah dosa. Dosa mulai masuk ke dalam kehidupan manusia dan dunia ini, sejak manusia tidak taat dan melanggar firman Tuhan. Setelah dosa masuk, segalanya menjadi serba sulit, seakan-akan Tuhan tidak lagi memperdulikan umat ciptaan-Nya, seperti yang dikatakan dalam Kejadian 3:23 (bacakan).
“tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” – Yesaya 59:2. Kejahatan manusia sendiri, yang menghalangi manusia menerima pertolongan Tuhan. Akibatnya terjadilah, “Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.” – Yesaya 24:5.
Manusia telah kehilangan gambar dirinya, yang ada hanya kegoisan, sehingga menghalalkan segala cara untuk mengejar identitas yang semu dan bersifat penampilan. Karena sifat manusia ini, maka kegoncangan terjadi dimana-mana, dalam setiap segi kehidupan. Mulai dari keluarga, usaha, ekonomi, sosial, politik, budaya dan keamanan. Gempa bumi, banjir dan bencana-bencana lainnya, terus terjadi silih berganti. Sebagian besar ialah akibat ulah manusia. Tetapi masih ada jalan keluarnya dari Tuhan. Dia menawarkan untuk tinggal dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan (baca Ibrani 12:26-28).
Kerajaan yang tidak tergoncangkan adalah Kerajaan yang dibangun Allah sendiri, yang disebut Kerajaan Allah. Apa itu Kerajaan Allah? Suatu pemerintahan yang dipimpin langsung oleh Allah sendiri, dimana hal itu telah diproklamasikan melalui kematian-Nya dikayu salib dan kebangkitan-Nya, sehingga segala tuntutan hukum dosa, telah dibayar lunas oleh darah-Nya. Dengan kebangkitan-Nya, Dia telah memerdekakan dunia ini dan menjadikannya sebagai Kerajaan-Nya yang kekal. Oleh sebab itu, kita dipindahkan dari kerajaan kegelapan, ke dalam Kerajaan Allah (baca Kolose 1:13).
Inilah alasan mengapa Yesus harus mati dan bangkit kembali. Dengan kemurahan-Nya, Dia menawarkan suatu Kerajaan, yang tidak dapat dibangun oleh tangan manusia. Dalam Kerajaan-Nya, kita menemukan dan menerima janji-janji Bapa, hidup dalam kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kuasa dan kelimpahan, betapa bahagianya.
Sgala sesuatu tidak membutuhkan perjuangan berat, karena sudah disediakan oleh Raja di atas segala raja. Oleh-Nya, kita disebut lebih dari pemenang. Sebuah Kerajaan yang bebas dari dosa. Faktor inilah yang membuat kita memiliki pengharapan baru, dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka hukum dosa yang telah diwariskan kepada kita, telah ditanggung oleh-Nya. Sehinga kita mewariskan kekudusan-Nya. Goncangan yang terjadi, tidak akan bisa masuk ke wilayah kekudusan. Inilah yang menjadikan kita aman, dalam lindungan kekudusan-Nya. Contohnya, dapat kita lihat pada peristiwa Paskah di jaman Musa. Ketika itu, Tuhan menulahi bangsa Mesir dan bangsa Israel yang tinggal berdampngan dengan Mesir, tidak terkena tulah itu. Mengapa? Bangsa Israel telah dikuduskan oleh darah anak domba PerjanjianTuhan, sehingga menjadi Kerajaan yang kudus.
Ini menggambarkan apa yang terjadi di jaman Perjanjian baru, sampai sekarang ini. Darah Anak Domba Allah telah menebus hukuman atas dosa manusia. Oleh anugrah-Nya, ketika kita percaya dan mengakui-Nya, maka kita dimerdekakan dari dosa dan menjadi warga Kerajaan Allah yang kudus. Kita menerima hukum Perjanjian Baru, yaitu Hukum Kasih Karunia. Akibatnya, seluruh aspek kehidupan kita, dipulihkan kembali.
Sasaran kita bukanlah kekayaan, tetapi rancangan-Nya bagi kita. Jika kita bisa kaya, sehat, bahagia, ini bukan keinginan kita, melainkan rancangan Tuhan atas kita. Jadi bagaimanakah caranya kita bisa masuk dan tinggal dalam Kerajaan-Nya? Roma 10:10 berkata, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan,” dan Matius 12:28, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Caranya ialah: percaya dalam hati, mengaku dengan mulut, dilepaskan dari ikatan kegelapan, maka Kerajaan-Nya dinyatakan dalam kehidupan kita. Ketiganya adalah hal prinsip untuk masuk dan tinggal dalam Kerajaan Allah, yang tidak tergoncangkan. (YES)
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah” – Kolose 3:1
Jika kita telah bangkit bersama Kristus, maka kita juga telah lebih dahulu mati bersama Kristus. Tidak ada kebangkitan, tanpa kematian. Ketika kita dibangkitkan kembali bersama Yesus, maka sesungguhnya kita telah mengenakan manusia baru, yaitu manusia yang serupa dengan kebangkitan-Nya. Manusia lama, sudah dimatikan bersama Kristus.
Mengapa kita perlu dibangkitkan kembali bersama Kriustus dan mengenakan manusia baru, yang serupa dengan Yesus? Karena, pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya, menerima kepenuhan roh-Nya, dan berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Sebuah pribadi yang sempurna, mampu mengerjakan segala sesuatu yang difirmankan-Nya, seorang pemimpin dalam Kerajaan-Nya dan diperlengkapi dengan seluruh kekayaan yang tersedia di darat, laut dan udara. Dahsyat!
Suatu kehidupan yang luar biasa dan disertai dengan fasilitas hidup yang sangat memadai.Tuhan juga menyediakan pasangan hidup yang sepadan bagi manusia pertama itu, untuk membentuk sebuah kehidupan keluarga sorgawi. Manusia juga diperlengkapi dengan kuasa otoritas atas binatang. Semua jenis binatang, tunduk dan bersahabat dengan manusia. Nyamuk tidak menyebarkan virus demam berdarah, babi tidak menyebarkan virus penyebab flu babi, dan burung juga tidak menyebarkan virus penyebab flu burung.
Tetapi keadaannya sekarang, justrus kebalikannya! Apa Alktab salah? Atau sudah berubah? Tentu tidak! Penyebab semuanya adalah dosa. Dosa mulai masuk ke dalam kehidupan manusia dan dunia ini, sejak manusia tidak taat dan melanggar firman Tuhan. Setelah dosa masuk, segalanya menjadi serba sulit, seakan-akan Tuhan tidak lagi memperdulikan umat ciptaan-Nya, seperti yang dikatakan dalam Kejadian 3:23 (bacakan).
“tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” – Yesaya 59:2. Kejahatan manusia sendiri, yang menghalangi manusia menerima pertolongan Tuhan. Akibatnya terjadilah, “Bumi cemar karena penduduknya, sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.” – Yesaya 24:5.
Manusia telah kehilangan gambar dirinya, yang ada hanya kegoisan, sehingga menghalalkan segala cara untuk mengejar identitas yang semu dan bersifat penampilan. Karena sifat manusia ini, maka kegoncangan terjadi dimana-mana, dalam setiap segi kehidupan. Mulai dari keluarga, usaha, ekonomi, sosial, politik, budaya dan keamanan. Gempa bumi, banjir dan bencana-bencana lainnya, terus terjadi silih berganti. Sebagian besar ialah akibat ulah manusia. Tetapi masih ada jalan keluarnya dari Tuhan. Dia menawarkan untuk tinggal dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan (baca Ibrani 12:26-28).
Kerajaan yang tidak tergoncangkan adalah Kerajaan yang dibangun Allah sendiri, yang disebut Kerajaan Allah. Apa itu Kerajaan Allah? Suatu pemerintahan yang dipimpin langsung oleh Allah sendiri, dimana hal itu telah diproklamasikan melalui kematian-Nya dikayu salib dan kebangkitan-Nya, sehingga segala tuntutan hukum dosa, telah dibayar lunas oleh darah-Nya. Dengan kebangkitan-Nya, Dia telah memerdekakan dunia ini dan menjadikannya sebagai Kerajaan-Nya yang kekal. Oleh sebab itu, kita dipindahkan dari kerajaan kegelapan, ke dalam Kerajaan Allah (baca Kolose 1:13).
Inilah alasan mengapa Yesus harus mati dan bangkit kembali. Dengan kemurahan-Nya, Dia menawarkan suatu Kerajaan, yang tidak dapat dibangun oleh tangan manusia. Dalam Kerajaan-Nya, kita menemukan dan menerima janji-janji Bapa, hidup dalam kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kuasa dan kelimpahan, betapa bahagianya.
Sgala sesuatu tidak membutuhkan perjuangan berat, karena sudah disediakan oleh Raja di atas segala raja. Oleh-Nya, kita disebut lebih dari pemenang. Sebuah Kerajaan yang bebas dari dosa. Faktor inilah yang membuat kita memiliki pengharapan baru, dalam Kerajaan-Nya yang tidak tergoncangkan.
Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka hukum dosa yang telah diwariskan kepada kita, telah ditanggung oleh-Nya. Sehinga kita mewariskan kekudusan-Nya. Goncangan yang terjadi, tidak akan bisa masuk ke wilayah kekudusan. Inilah yang menjadikan kita aman, dalam lindungan kekudusan-Nya. Contohnya, dapat kita lihat pada peristiwa Paskah di jaman Musa. Ketika itu, Tuhan menulahi bangsa Mesir dan bangsa Israel yang tinggal berdampngan dengan Mesir, tidak terkena tulah itu. Mengapa? Bangsa Israel telah dikuduskan oleh darah anak domba PerjanjianTuhan, sehingga menjadi Kerajaan yang kudus.
Ini menggambarkan apa yang terjadi di jaman Perjanjian baru, sampai sekarang ini. Darah Anak Domba Allah telah menebus hukuman atas dosa manusia. Oleh anugrah-Nya, ketika kita percaya dan mengakui-Nya, maka kita dimerdekakan dari dosa dan menjadi warga Kerajaan Allah yang kudus. Kita menerima hukum Perjanjian Baru, yaitu Hukum Kasih Karunia. Akibatnya, seluruh aspek kehidupan kita, dipulihkan kembali.
Sasaran kita bukanlah kekayaan, tetapi rancangan-Nya bagi kita. Jika kita bisa kaya, sehat, bahagia, ini bukan keinginan kita, melainkan rancangan Tuhan atas kita. Jadi bagaimanakah caranya kita bisa masuk dan tinggal dalam Kerajaan-Nya? Roma 10:10 berkata, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan,” dan Matius 12:28, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Caranya ialah: percaya dalam hati, mengaku dengan mulut, dilepaskan dari ikatan kegelapan, maka Kerajaan-Nya dinyatakan dalam kehidupan kita. Ketiganya adalah hal prinsip untuk masuk dan tinggal dalam Kerajaan Allah, yang tidak tergoncangkan. (YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar