Persekutuan Kekeluargaan
“Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi:semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun”. – 1 Korintus 14:26
Bacaan:
1 Korintus 14:26
Pengajaran:
Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan “ibadah yang sejati”?
Sahabat, saya bersyukur karena Tuhan megaruniakan keluarga yang luar biasa. Sekalipun apa yang dilakukan istri dan anak-anak saya, hanyalah hal yang biasa saja, namun bagi saya sangat berarti. Setiap sore, ketika pulang dari kantor, saya langsung disambut dengan celotehan khas sapaan anak bungsu saya yang baru berusia 2,5 tahun. Saya langsung menggendongnya, diikuti dengan sapaan kakaknya. Ketika duduk, segelas teh ginseng hangat, dari istri, segera menyambut, untuk segera dinikmati.
Sebenarnya, apa yang mereka lakukan adalah hal biasa, yang mungkin juga dilakukan keluarga-keluarga lainnya.Tetapi hal yang sederhana ini, menjadi luar biasa, ketika kita memang membutuhkannya. Rasa penat, lelah, capek karena pekerjaan, hilang seketika karena sambutan hangat mereka.
Saya berpikir, seandainya di dalam pertemuan kita dengan Tuhan, melalui persekutuan komunitas sel, atau ibadah raya, bisa terjadi hal seperti ini, betapa menyenangkannya. Inilah ganbaran persekutuan kekeluargaan. Setiap orang, datang dengan membawa sesuatu untuk menyambut kehadiran Tuhan. Ada yang bermazmur, ada yang berdoa, ada yang berbahasa roh, ada yang menafsirkannya,ada yang bernubuat, ada yang bersaksi, ada yang sharing firman, dll. Jadi setiap orang membawa sesuatu sesuai keberadaannya. Betapa indahnya.
Sesungguhnya, persekutuan seperti inilah, yang dikehendaki Tuhan, sebuah persekutuan kekeluargaan. Saya percaya, jika ini yang terjadi dalam persekutuan kita, maka tidak ada lagi mereka yang pulang dengan masih membawa beban kehidupan. Semua beban akan dilepaskan. Haleluyah!
Renungan:
Bayangkan hal seperti ini, terjadi dalam keluarga, komunitas, persekutuan, gereja kita, sungguh luar biasa.
Tindakkan:
Melalui renungan ini, mari kita bertobat kembali dan berkomitmen untuk menyiapkan diri mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, di dalam persekutuan kita. Itu bisa berupa pujian penyembahan yang antusias, penyataan Tuhan, nubuatan, dll. Tujuannya untuk saling membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar