Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. – Amsal 8:19
Ayat ini berarti, fokus kita dalam mengerjakan segala sesuatu, ialah kepada nilai dan bukan kepada upah. Misalnya orang yang terjun dalam pelayanan seperti fulltimer, mungkin upah yang mereka terima dari hasil pekerjaannya, hanya sedikit. Tetapi sebenarnya yang dikejar adalah nilai pekerjaannya. Jika kita fokus pada nilai, maka hasil pekerjaan kita akan sangat bernilai, melebihi emas tua dan perak.
Banyak diantara para hamba Tuhan yang melayani di gereja kita, berangkat dari kehidupan yang berkecukupan, bukan pengangguran. Namun karena panggilan pelayanan, mereka meninggalkan semuanya dan bersedia hidup apa adanya. Banyak pengorbanan yang kami lakukan. Sebut saja misalnya gembala kita. Sebelumnya, beliau adalah seorang direktur, dipanggail Tuhan untuk melayani fulltime di Pontianak, Oleh karean anugrah=Nya, meningalkan kehidupannya yang mapan dan terjun dalam ladang pelayanan.
Sebelum memasukki pelayanan, beliau hidup berkecukupan. Tetapi ketika mulai melayani sebagai gembala di Psalm 21, beliau dan keluarga menghadapi banyak tantangan, termasuk dalam hal ekonomi. Semuanya adalah proses yang cukup menegangkan. Namun mereka menyadari bahwa semuanya itu merupakan membentuk kita. Ketika kita setia menjalani proses-Nya, maka Dia menjadikan kita indah pada waktu-Nya.
Para hamba Tuhan di gereja ini, bangga melihat pekerjaan Tuhan yang dahsyat di gereja ini. Begitu besar kasih karunia-Nya, sehingga dalam setaip pelayanan, mendapatkan respon yang tinggi dari jemaat. Ini semua dapat terjadi karena adanya nilai dalam diri kami, yang menjadi daya tarik.
Sahabat, nilai daya tarik dimaulai dari pekerjaan yang dihasilkan hati. Oleh karena itu, ketika kita bekerja, harus dilakukan dengan sepenuh hati. Amsal 4:23 berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Ada banyak orang memperindah hal-hal yang bersifat lahiriah. Itu memang tidak salah, tetapi jangan melupakan hati. Sesungguhnya, keindahan yang kekal, yang dapat mengubah keadaan dan menjadikan keadaan itu berdampak, adalah keadaan hati.
Bagaimana kita bisa bernilai dan berdampak positif, jika hati kita tidak tulus, tidak bersih, penuh dengki dan iri, yang dihasilkan dari luka-luka lama yang tidak tersembuhkan? Sekalipun kita mungkin adalah seorang hamba Tuhan senior, yang sudah lama melayani, tetapi kita tidak mungkin bernilai dan berdampak jika keadaan hati kita demikian.
Sahabat, kedewasaan bukan dilihat dari perjalanan waktu, bukan dilihat dari lamanya kita menjadi orang Kristen. Waktu hanya membawa perubahan fisik seseorang saja, tetapi tidak menjamin kedewasaan seseorang dalam sikap dan perilakunya. Kedewasaan seseorang dilihat dari kesetiaannya menerima proses perubahan. Kedewasaan yang utuh dalam kehidupan seseorang, adalah keindahan orang itu. Karena itu, hal utama dalam hidup, bukan hanya pasrah dan berserah pada waktu saja, melainkan masuklah dalam rancangan Tuhan, supaya kita bertumbuh sejalan dengan waktu, dapat menguasai keadaan dan mengubah keadaan itu menjadi indah. Itulah yang disebut “bernilai” sehingga memiliki daya tarik.
Setelah kita memahami semuanya ini, apa yang menjadi kewajiban kita?
1. Tahirkanlah hati kita denagn air yang suci.
Air yang uci adalah air yang mengalir dari surga, sebagai bagian dari kekuatan hidup baru, sebagaimana yang dikatakan dalam Yehezkiel 36:25-26, yang berbunyi, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Hidup baru ini, baru akan terjadi jika kita dilahirkan kemabli oleh Roh Kudus, sebagaimana yang dijelaskan dalam Yohanes 3:5, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Dengan memasuki hidup yang baru, maka kita akan bertumbuh dalam Kerajaan Allah.
Bagaimana bisa dilahirkan kembali dalam Roh Kudus? Pertama, mematikan atau memutuskan hubungan dengan kehidupan lama kita dan kedua, memulai suatu hubungan yang baru dengan Tuhan. Jika kedua hal ini tercapai, maka dengan sendirinya, kita mengalmi kelahiran baru.
Kesimpulannya, kita harus merenungkan firman ?T/uhan yang dapat menumbuhkan iman, bertobat dan berbalik dari jalan yang jahat, dan bedoa dalam roh untuk menerima impartasi kuasa Roh Kudus.
2. Hidup selaras dengan firman dan relevan dengan waktu.
Segala yang hidup di dunia, membuuhkan waktu dan selalu berkompetisi dengan waktu. Kehidupan di dunia ini tidak permanen dan cenderung berubah. Kita hidup dalam tiga elemen yang selalu terkait satu sama lain, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Tubuh berhubungan dengan waktu, jiwa berhubungan dengan keadaan dunia. Roh kita yang berhubungan dengan Tuhan dalam alam roh. Jiwa memnag berhubungan dengan keadaan dunia. Namun jiwa sangat berperan dalam menata tatanan keindahan hidup, baik di alam nyata, maupun di alam roh. Karena itu, perubahan jiwa harus selaras dengan firman Tuhan dan relevan dengan waktu. Ketika kita dapat melakukannya, maka pasti hasilnya akan menjadi sesuatu yang menarik.
3. Miliki Kapabilitas dan komunikatif.
Kedua hal ini merupakan bagian yang penting untuk mengisi kelengkapan bagian dari daya tarik. Kapabilitas dalam hal bekerja dan komunikatif dalam hal membangun hubungan keseimbangan. Komunikasi merupakan media dalam membangun konstruksi sosial. Jika hubungannya tidak seimnbang, maka konstruksinya tidak kuat.Sebenarnya komunikasi itu mudah untuk mencapai keseimbangan. Kuncinya adalah jangan menggunakan kalimat dstruktif. Sebab tidak ada seorangpun di dunia yang mau dikritik secara terbuka. Jika kita membangun hubungan dengan seseorang menggunakan kalimat konstruktif, maka ia akan terbuka untuk menerima materi selanjutnya. GBU (YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar