yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. – Filipi 2:6-7
Seseoraqng dapat dikatakan sem,purna dalam hidupnya, jika dia dapat berubah sesuai dengan kehendak Allah. Yesus adalah figur yang dapat memberi inspirasi kepada kita. Konsisten dengan panggilan Bapa-Nya, serta berubah dari gambar Allah, menjadi seorang hamba. Kehambaan Yesus adalah teladan bagi kita. Kartena itu, dasar untuk memasuki panggilan hidup ialah memiliki hati seorang hamba.
Kita dikatakan mencapai kesempurnaan hidup, jika dapat mengenakan sifat kehambaan. Di bawah ini, terdapat beberapa sifat kehambaan, yang harus kita miliki, guna mencapai kesempurnaan hidup dan kesuksesan.
1. Penyerahan hak, yang seharusnya dapat dipertahankan.
Contoh pertama dalam hal ini adalah, Tuhan Yesus, telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba. Hal ini menyebabkan-Nya mengalami kepenuhan ke-Allah-an dan urapan tertinggi, untuk menjalankan panggilan-Nya.
Kedua, Maria menyerahkan hak kewanitaannya sebagai gadis perawan dan rela untuk mengandung dan melahirkan Yesus, sekalipun saat itu belum bersuami. Itulah sebabnya Tuhan berkenan memakainya untuk mempengaruhi dunia.
Bagaimana dengan kita? Apakah dunia terkejut melihat adanya suatu sifat yang fundamental, yaitu kehambaan dalam diri kita?
2. Memiliki kerendahan hati.
Seperti Yesus, yang tidak menganggap diri-Nya Tuhan, melainkan hamba, sekalipun sesungguhnya Dia adalah Tuhan. Emas adalah tetap emas, tidak perlu direka-reka, sekalipun kelihatannya hitam dan kotor. Setelah diproses, terlihatlah keasliannya. Seseorang yang memiliki kerendahan hati, pasti tidak sombong, karena dia telah mengalami proses yang memerlukan pengorbanan besar.
3. Kerelaan untuk melayani.
Melayani adala kerelaan melakukan pekerjaan yang bisa menjawab kebutuhan orang lain secara tuntas. Seorahng pelayan dalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Tidak memaksakan kehendaknya, tetapi rela melakukan kehendak orang lain.
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan adalah, rela untuk bertumbuh bersama Tuhan, dari bawah. Dengan demikian, kita dapat berakar dan mendapatkan asupan energi pertumbuhan.
Contoh yang dapat kita jadikan teladan dalam hal ini adalah Daud. Sekalipun dia sibuk dalam penggembalaan, tetapi karena keadaan, mengharuskannya mengambil keputusan dengan hati yang rela, melaukan sesuatu bagi bangsanya. Dia tinggalkan padang penggembalaannya, mengambil umban dan batu untuk menghadapi raksasa Goliath. Dia rela, sekalipun nyawa taruhannya. Bagaimana dengan kita?
“Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,” - 1 Samuel 17:45-46
4. Miliki keteguhan hati dalam menghadapi segala situasi
Keteguhan hati berarti ketahanan, Barang yang tahan, memiliki nilai lebih daripada barang yang kurang tahan. Demikian juga sesorang yang memiliki hati yang teguh, memiliki niali yang lebih tinggi, daripada yang kurang teguh.
Milikilah ahti yang teguh dalam segala keadaan, jangan mudah putus asa ketika menghadapi suatu kenyataan yang sangat sulit sekalipun. Sekalipun kenyataan itu sangat bertolak belakang dengan pengharapan kita, Ingatlah bahwa pengahrapan itu adalah sesuatu yang dijanjikan Tuhan. Ktika kita dapat melihat adanya pengharapan itu, berarti kita sudah mendapatkannya, sekalipun belum dinyatakan..
Kenyataan hanya soal waktu, ketika kita percaya akan apa yang kita harapkan, kerjakanlah itu dengan hati yang teguh. Keteguhan hati akan menghasilkan ketekunan. Dan ketekunan akan menghasilkan iman. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.
“Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu, menghailkan ketekunan,...”. – Yakobus 1:3.
Ingatlah, ketidakdisiplinan dapat membuat seseorang gagal. Kedislipinan adalah bagian dari karakter. Kita buikan hanya dituntut memiliki kemampuan, tetapi juga karakter yang tangguh. Dengan kemampuan, kita dapat mencapai kesuksesan, tetapi dengan karakter yang tanggguh, kita dapat mempertahankan kesuksesan itu.
Contoh dalam hal ini adalah Daud. Dia memiliki kemampuan handaql untuk memainkan kecapi dan,cakap sebagai prajurit, Keduanya memperlihatkan kemampuan Daud. Selain kemampuan, Daud juga memiliki karekter yang tangguh. Dia tidak pernah membantah pimpinannya, taat kepada hukum Tuhan, selalu berusaha dan pantang menyerah, serta disiplin.
Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." – 1 Samuel 16:18. (YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar