7 PRINSIP SEORANG PENYEMBAH
Prinsip Kedua, Percaya Kepada Apa yang Disembah
“Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, . . . .” – Matius 28:17a
Murid-murid menyembah Tuhan sesaat sebelum pengangkatan-Nya, menunjukkan bahwa mereka percaya dengan sepenuh hati kepada apa yang mereka sembah. Penyembahan yang didasari pengenalan, akan memberi keyakinan sepenuhnya kepada obyek yang disembah. Kepercayaan ini, akan mendatangkan kepastian akan janji-janji-Nya. Roma 10:10 berkata, ”Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Kepercayaan yang sungguh-sungguh adalah kebenaran yang hakiki. Penyembahan kita akan sia-sia, tanpa kepercayaan. Oleh karena itu, percayalah sungguh-sungguh bahwa Tuhan yang kita sembah, adalah Tuhan yang maha hadir. Dia hadir ketika kita menyembah-Nya.
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang selalu mendekat kepada penyembah-Nya. Itulah sebabnya Tuhan melihat hati, karena kepercayaan manusia, hanya bisa dilihat dari hatinya, bukan perbuatannya. Ketika manusia melakukan sesuatu, belum tentu melakukannya dengan sepenuh hati. Tetapi orang yang percaya sepenuh hati kepada Tuhan, pasti melakukan segala sesuatu hanya untuk kemuliaan-Nya. Kepercayaan kita yang sungguh-sungguh, akan menarik kemuliaan-Nya. Penyembahan demikian, akan membawa perubahan atmosfir hidup.
Sesungguhnya, penyembahan kita ditujukan kepada Tuhan yang maha hadir. Penyembahan seperti ini, sangat menyukakan baik bagi orang yang melakukannya, maupun Tuhan yang disembah. Dia sungguh-sungguh hadir sebagai sebuah pribadi, dalam penyembahan orang percaya. Kehadiran-Nya dapat dirasakan dalam hati dan diimajinasikan. Penyembahan seperti ini bagaikan hubungan intim yang utuh dan dapat dirasakan kedua pihak.
Pengalaman terindah dalam penyembahan adalah ketika kita mengalami terobosan spiritual dalam penyembahan. Untuk mengalaminya, kita harus terus merenungkan tentang pribadi Tuhan Yesus, yang adalah Tuhan yang maha hadir oleh iman kita. Dia bukan Tuhan yang ”jauh” dan sulit disentuh, atau memerlukan usaha sekuat tenaga berteriak supaya Dia dengar. Tuhan pasti hadir karena kasih-Nya kepada kita, inilah kepercayaan kita. Jika kita mengakui kehadiran Tuhan, maka penyembahan kita pun menjadi berbeda. Terjadi perubahan atmosfir di sekitar kita. Ketika kita percaya sepenuhnya bahwa kita sedang berada dalam kehadiran-Nya, maka dengan cepat hati kita akan dipenuhi dengan perasaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Kedamaian dan keheningan mulai dirasakan, air mata mengalir, bibir tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan tepat, sukacita yang meluap-luap, waktu berlalu begitu saja tanpa terasa. Penyembahan seperti ini, meningkatkan kuasa urapan yang ada pada kita.
Kepercayaan dalam penyembahan diibaratkan seperti air. Kita bisa menikmati setetes air, karena kita percaya baha air itu dapat memberikan kelegaan. Kepercayaan kita terhadap air itu, akan segera mengusik kita untuk segera minum dan menghilangkan dahaga. Demikian juga penyembahan. Jika kita sungguh-sungguh percaya kepada obyek yang kita sembah adalah Pribadi yang benar dan dapat memberikan kelegaan hidup, pastilah penyembahan kita berbeda dari penyembahan agamawi. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan illustrasi Penyembahan, seperti kita sedang minum air, yaitu Air Kehidupan.
”tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." – Yohanes 4:14.
Kehadiran-Nya, tidak dapat diukur dengan logika, hanya dapat diterima oleh iman. ”Kata Yesus kepadanya: ’Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya ’." Kalimat ini menjelaskan tentang penyembahan yang menyentuh kehadiran Tuhan dalam iman. Betapa dahsyatnya ketika kita dapat menyentuh kehadiran-Nya.
Menyentuh kehadiran-Nya, bukan berarti bahwa tubuh kita mengalami sentuhan dengan tubuh Tuhan, seperti Tomas. Melainkan berupa perjumpaan spiritual manusia batiniah, dengan hati yang percaya. Kepercayaan ini yang akan menyatakan kemuliaan Allah. Sebagaimana yang dikatakan dalam Yohanes 11:40, ”Jawab Yesus: ’Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?’”
Kesimpulannya, apa yang dapat membuat kita percaya kepada Pribadi yang kita sembah?
1. Akuilah, bahwa Alkitab adalah firman Tuhan.
Terus memperhatikan jalan cerita tentang bagaimana Tuhan berurusan dengan manusia. Kita akan menemukan kebenaran tentang Tuhan yang kita sembah itu, adalah Tuhan yang sesungguhnya, maha hadir karena kasih-Nya kepada mereka yang mencari-Nya.
2. Alamilah pengalaman khusus, bersama kehadiran-Nya.
Ketika Dia hadir, akan terjadi kemerdekaan. Setiap orang yang mencari-Nya, pasti memiliki pengalaman pribadi dengan-Nya. Dengan pengamalam inilah, kepercayaan kita semakin diperkuat dengan kehadiran-Nya.
3. Belajar taat kepada kehendak-Nya.
Sekalipun apa yang Tuhan inginkan, sulit untuk kita lakukan, tetapi ketika kita melakukannya dengan tulus hati, maka Dia akan menyanggupkan kita. Ini akan semakin memperkuat kepercayaan kita. Kita akan semakin percaya, bahwa sesungguhnya Tuhan menyertai kita.(YES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar