Suatu korban bakaran yang tetap di antara kamu turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu. – Keluaran 29:42
Ketahuilah, Tuhan selalu rindu berbicara kepada manusia (kita). Tetapi, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak lagi bisa berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia. Penyebabnya karena Tuhan itu kudus, dan ketika manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya, manusia menjadi tidak kudus. Tuhan yang kudus, tidak dapat berhubungan dengan manusia yang tidak kudus, maka terputuslah komunikasi keduanya.
Tuhan mau membangun kembali saluran komunikasi yang terputus itu. Tuhan mengerti bahwa manusia hidup bukan hanya membutuhkan makanan untuk jasmaninya saja, tetapi juga makanan untuk jiwa dan rohnya, melalui firman yang keluar dari mulut-Nya (bukan firman yang dibaca, tetapi yang didengar langsung dari Tuhan). Oleh karena itu, sebagai langkah awal, Tuhan memerintahkan kepada umat-Nya untuk membangun Kemah Pertemuan (sesuai ayat di atas). Di tempat itu, Tuhan akan berfirman. Jadi, tujuan didirikannya Kemah Pertemuan, selain untuk memuji, menyembah dan berdoa kepada Tuhan, juga untuk mendengar suara-Nya langsung, yang diucapkan dari mulut Tuhan.
Mendengar firman Tuhan langsung dari mulut-Nya adalah sangat penting, karena hanya itulah makanan sehat bagi jiwa dan roh manusia! Tidak jarang kita jumpai adanya orang yang sudah lama menjadi Kristen, tetapi masih saja menjadi pecundang, bukan pemenang dan tidak bertumbuh. Hanya dengan mendengar firman yang diucapkan langsung dari mulut Tuhan, yang dapat membuat roh dan jiwa manusia mengalami pertumbuhan maksimal.
Dalam Alkitab, ada sebuah kisah yang menarik dan menjadi teladan dalam hal mendengarkan suara Tuhan, Kita bisa membacanya, dimulai dari 1 Samuel 3:6-7, yang berbunyi: “Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: ‘Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?’ Tetapi Eli berkata: ‘Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.’ Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.”
Sahabat, ketika itu nabi Samuel masih kecil dan belum mengenal dan mengerti suara Tuhan, sehingga ketika Tuhan berbicara kepadanya, kurangnya pengenalan dan pengertian itu menjadi penghambat. Samuel lebih mengenal imam Eli daripada Tuhan. Itulah sebabnya dia lebih meresponi Eli daripada Tuhan. Sayangnya, banyak orang Kristen seperti ini. Katanya mengenal Tuhan, tetapi koq tidak bisa mendengar suara Tuhan? Bukankah ini aneh?
Adakah seorang anak yang tidak bisa mendengar suara ayahnya, yang langsung diucapkan dari mulut ayahnya? Tidak ada, kecuali kalau anak itu tuli tentunya. Jadi, adakah anak Tuhan, yang tidak bisa mendengar suara Tuhan-nya? Seharusnya jawabannya: tidak ada! Tetapi jawaban yang paling sering terdengar: tidak bisa! Aneh bukan. Anak Tuhan tetapi tidak bisa mendengar suara Tuhan. Berarti anak Tuhan ini “tuli” secara rohani. Mungkin sebagian orang akan berkata, “Tidak bisa mendengar suara ayah kita, memang tidak wajar, karena ayah kita bisa kita temui setiap saat, bertemu langsung dengannya. Tetapi kalau Tuhan, bagaimana kita ketemu Dia, kan tidak kelihatan?” Jawabannya : tidak bisa bertemu Tuhan, merupakan bagian dari tulinya rohani seseorang.
Sebagaimana tuli dalam pengertian sebenarnya, memiliki penyebabnya, maka “tuli” rohan, juga ada penyebabnya. Dalam kisah di atas, diketahui bahwa penyebab tuli rohani adalah kuang mengenal Tuhan dan kurang mengerti tentang suara Tuhan. Maaf, sangatlah merugikan jika seorang anak tidak bisa mendengar suara ayahnya, demikian juga jika seorang anak Tuhan, tidak bisa mendengar suara Tuhan. Itulah sebabnya kerohaniannya “kerdil”, tidak bisa bertumbuh. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini juga dialami hamba Tuhan!
Untuk menjadi generasi yang perkasa, kita harus bisa mendengar suara Tuhan. Kita bersyukur, jika Tuhan menyatakan hikmat kepada gembala kita untuk menyatakan tentang “Mendengar suara Tuhan”, melalui buku “The Valiant Generation”. Dalam buku ini, terdapat dua hal penting yang harus kita perhatikan, jika kita ingin bisa mendengarkan suara Tuhan. Kedua hal ini, akan mengatasi ketulian rohani seseorang. Keduanya adalah hal yang mutlak diperlukan, jika ingin bisa mendengar suara Tuhan. Seperti halnya jika ingin bisa menendengar secara harfiah, kita harus memiliki telinga yang sehat (bisa menangkap gelombang suara) dan juga bisa memilah, suara mana yang boleh didengarnya.
Kedua hal yang penting ini adalah:
1. Pengenalan akan Kebenaran Allah (Hosea 4:6) (sudah pernah diterbitkan dalam blog ini sebelumnya)
Pengenalan akan Kebenaran Allah ini lebih berbicara, seperti tentang kemampuan telinga yang bisa memilih, suara mana yang harus didengarnya. Penjelasan lebih lanjut, akan kita temukan dalam artikel pengajaran di Psalm 21 News, minggu depan.
2. Membuka pintu batin (Wahyu 3:20)
Membuka Pintu Batin ini, lebih berbicara, seperti mengenai memiliki telinga yang sehat(mampu menangkap gelombang suara). Penjelasan ini akan Anda terima dua minggu kemudian di artikel yang sama.
Pesan saya, dalam tiga minggu ini, kita akan menerima pengajaran yang esensi mengenai bagaimana kita bisa mendengar suara Tuhan. Jadi, jika Anda ingin bisa mendengar suara Tuhan (seharusnya bisa), ikuti, renungkan dan lakukanlah pengajaran-pengajaran dalam tiga minggu terakhir ini. Dijamin, Anda pasti bisa mendengar suara-Nya. Bukan hanya mendengar “setengah-setengah”, tapi mendengar dengan jelas. Seperti kita mendengar orang berbicara langsung dengan kita