Entri Populer

Jumat, 06 April 2012

LIVE BY FAITH bagian 2a. Iman timbul dari Pendengaran akan Firman Kristus


LIVE BY FAITH
Bagian 2a, Iman Timbul dari Pendengaran akan Firman Kristus

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” – Roma 10:17
Apa yang kita dengar, itulah yang akan membentuk pribadi kita. Apa yang terbentuk, hanya diri kitalah yang sanggup mengubahnya.

Alkitab mengajarkan kita untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa, sebab ada banyak tantangan yang kita hadapi, dalam hidup ini. Terkadang, iman seseorang bisa goyah karean pencobaan. Karena itu, supaya kuat, kita harus senantiasa berdoa. Dalam hidup ini, kita cenderung dikuasai oleh hal-hal nyata. Dengan dua mata untuk melihat dan dua telinga untuk mendengar, sangat memungkinkan kita menangkap berbagai hal nyata dalam hidup ini, baik yang negatif atau positif.
Seringkali berbagai info yang dilihat atau didengar itu, justru menjatuhkan manusia. Sebab itu, kita harus berdoa dan berjaga-jaga, keduanya adalah sarana untuk menerima firman Tuhan. Oleh firman, iman kita terbangun. Dengan iman yang terbangun, kita akan kuat menghadapi pencobaan.
Sahabat, waspadalah terhadap iblis, dengan berbagai tipu muslihatnya, yang sering kali memperdaya orang percaya ke dalam praktek-praktek yang melawan kehendak Tuhan. Seringkali juga kita terjebak melaukan sesuatu yang terlihat rohani, tetapi tanpa disadari, ternyata telah menyerongkan kita.  Misalnya seseorang yang rajin berdoa, tetapi tidak mealkukan ttindakkan apapun sesuai doanya. Juga tidak ada perubahan apapun dalam kehidupannya. Berdoa itu sangat rohani dan baik, tetapi jika tidak diikuti dengan tindakan nyata dan perubahan dari si pendoa, maka hal itu tidak berarti apa-apa. Bukankah ini termasuk salah satu tipuan Iblis?
Doa merupakan hubungan dua arah. Tetapi yang sering terjadi ialah, dengan mulut kita berdoa, tetapi hati dan pikiran kita tidak fokus kepada doa kita, melainkan “mengembara” kemana-mana. Tuhan berkata bahwa ini adalah doa yang percuma (sia-sia)! Akibat dari gaya ibadah dan doa yang demikian, maka tidak sulit kita menemukan orang yang bergama, tetapi tidak beriman.
Tjuan Iblis ialah supaya orang beloh menajdi percaya dan bergama, tetapi tidak beriman. Dengan demikian, mereka akan mudah jatuh dalam dosa. Kita lihat sekarang dalam siaran televisi, ada banyak sekali program siaran yang bisa membuat manusia jatuh dalam dosa dan hanya sedikit siaran kerohanian. Walaupun menonton televisi tidak berdosa, namun kita harus waspada. Dalam satu sisi terlihat bagus, tetapi di sisi lain, sangat berbahaya bagi kehidupan anak-anak Kerajaan. Hanya ada satu alat yang dapat menangkap sinyal dari sorga, yaitu hati kita. Karena itu, kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situ akan terpancar kehidupan kita.
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” – Amsal 4:23. Hal ini diperlihatkan oleh Samuel. Di masa mudanya, hati Samuel belum terjaga oleh firman Tuhan. Ketika Tuhan datang hendak berbicara dengannya, Dia tidak bisa menangkap suara-Nya. Dalam hidupnyua, Samuel telah terprogram dengan suara seseorang, yang telah mempengaruhi hidupnya, imam Eli. Itulah sebabnya mengapa Sameul belum bisa mendengar suara Tuhan. Ketika tuhan datang dan berbicara kepadanya, bukan suara-Nya yang muncul dalam hati Samuel, melainkan suara Eli.
Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. – 1 Samuel 3:6-7.
Bukankah pengalaman Samuel ini, juga sering kita alami? Jika kita belum bisa mendengar suara Tuhan, bagaimana bisa menghadapi tantangan dunia? Bukanlah pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengalahkan dunia, melainkan iman kita. “Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” – 1 Yohanes 5:4.
Alkitab berkata bahwa yang dapat menerima suara Tuhan adalah hati kita. Hati aalah alat komunikasi dengan Tuhan. Tulah sebabnya mengapa hati kita harus dijaga dengan penuh kewaspadaan. Hati kit, diibaratkan seperti alat navigasi dalam kokpit pesawat terbang. Alat-alat navigasi itu digunakan untuk berkomunikasi dengan bandara terdekat. Biasanya, navigasi mendapat penjagaan yang ketat.
Gembala pernah berlayar dengan sebuah kapal laut dari Pontianak menuju Jakarta. Alat navigasi kapal itu bermasalah dalam perjalanan. Akibatnya, kami terkatung-katung di tengah laut. Ketika malam tiba, kemanapun mata memandang, kami hanya bisa melihat ulatan laut biru dan tidak dapat melihat sesuatu apapun yang dapat menandakan keberadaan kami. Satu-satunya cara untuk dapat melihat dimana letak keberadaan kami adalah melalui alat navigasi yang bermasalah itu. Namun karena navigasi itu bermasalah, maka keadaan menjadi liar dan kami kehilangan arah tujuan.
Sesungguhnya demikian jugalah jika hati kita bermasalah dan tidak bisa menerima firman Tuhan. Tidak heran jika kehidupan menjadi liar dan tidak terfokus. Apa yang dapat dihasikan dalam keadaan demikian? Tetap bisa bekerja keras dan sibuk, namun hanya menghasilkan sesuatu yang kurang.Sekalipun sudah bekerja keras dan sibuk, tdak punya waktu. Namun berbeda dengan orang yang mengenal Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan, bisa menggunakan waktu  dengan baik dan memprioritaskan hal-hal yang penting untuk mencapai tujuan hidupnya.
Dalam bahasa Gerika, kata “mengenal”, disebut “ginesko”, yang berarti suatu pengenalan yang dialami terus-menerus, sampai menampakkan keberadaan oknum yang berkomnikasi dengannya. Jika kita mengenal Tuhan, maka kita harus mengena-Nya terus-menerus, sampai kita melihat keberadaan-Nya. Identitas yang dihasilkan dari suatu pengenalan akan Tuhan yang terus-menerus disebut sebagai ‘Kristen”. Kekristenan bukan hanya sebagai agama saja, tetapi harus berakar dalam Kristus. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” – Kolose 2:7.
Kita bisa mengenal sebuah pohon, dari buah yang dihasilkannya. Sebagai orang Kristen, kita harus berakar dalam Kristus, menerima firman-Nya, terbangun oleh-Nya dan dapat dilihat hasilnya. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. – Lukas 5:5-6 (BERSAMBUNG/YES)