Entri Populer

Senin, 01 Agustus 2011

MEMBUKA PINTU BATIN (Intrisari buku The Valiant Generatioan, syarat pertama untuk mendengarkan suara Tuhan)


MEMBUKA PINTU BATIN
Intisari buku the Valiant Generation, bagian kedua, hal 67

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Wahyu 3:20

Melihat dari ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tuhasn mau memasuki kehidupan seseorang yang mau diajar-Nya. Faktor utama dalam hal ini adalah bagaimana kita membuka pintu batin, supaya Tuhan dapat masuk. Ingatlah, apapun yang kita lakukan, menjadi percuma, jika pintu batin kita tidak terbuka bagi-Nya (baca Markus 7:6-7).
Pintu batin manusia, seringkali tertutup leh berbagai hal duniawi. Itulah penyebab dari ketidakmampuan manusia bisa mengerti akan firman yang diajarkan atau bisa mengerti ketika dikotbahkan, tetapi lupa atau tidak mampu dipraktekkan, karena sesungguhnya manusia itu, belum memahami dengan benar, firman yang disampaikan itu.
Jika kita mengalam ihal di atas, maka itu berarti hati(batin) kita itu, telah tertutup dan terprogram oleh data-data yang salah (hal-hal duniawi). Oleh karena itu,  perlu diganti dengan hati(batin) yang baru. Yehezkiel 36:26, berkata, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”
Ketika pintu batin kita, terbuka untuk Tuhan, apa saja yang mungkin terjadi pada kita? Kita akan berdiam dalam Kerajaan-Nya dan Tuhan akan menjadi Allah kita.keduanya akan membawa kita kepada gaya hidup yang baru, yaitu kebenaran, damai sejahtera, sukacita, kuasa dan kelimpahan. Oelh karena itu, pastikanlah pintu batin kita selalu terbuka untuk-Nya, untuk menjadikan kita sesuai rancangan dan gambar-Nya.
Batin manusia terletak dalam alam bawah sadarnya. Pintu batin manusia adalah alam sadarnya. Semua data-data dari Tuhan(firman Tuhan) yang mau masuk ke dalam batin, harus melalui panca indera(termasuk otak) di alam sadar. Tetapi seringkali panca indera dan otak kita yang menjadi penghalang masuknya data-data dari Tuhan itu, karena panca indera dan otak kita, telah terprogram hal-hal duniawi yang bersifat rasional, logika, sistematis, analis, kriktik faktor dan hal-hal lain yang berhubungan dengan oebngetahuan. Akibatnya, ketika data-data dari Tuhan mau masuk melalui panca indera dan pikiran, terhalang oleh hal-hal di atas. Semua progema yang salah itu, tidak bisa menerima dan menolak firman Tuhan. Jika demiian, bagaimana mungkin batin manusia akan menrima firman Tuhan, yang bisa menjadikannya bertumbuh secara rohani?
Oleh karena itu, kita harus “membersihkan” panca indera an otak kita. Caranya? Dengan firman Tuhan. Karena firman Tuhan tidak hanya mengandung unsur-unsur rohaniah saja, tetapi juga unsur pengetahuan. Unsur pengetahuan Firman Tuhan, dapat mkembersihkan panca indera dan otak kita, dari program-program yang salah di atas. Unsur rohaniah dalam firman memang tidak bisa diterima oleh panca indera dan otak kita, tetapi unsur pengetahuan, bisa. Kedua ayat berikut, .akan menjelaskan hal ini.
“Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar (unsur roh dan unsur pengetahuan): bahwa kuasa dari Allah asalnya.” (Mazmur 62:12) dan ayat....” Karena hikmat(unsur roh) akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan(unsur pengetahuan) akan menyenangkan jiwamu.”  Ketika alam sadar kita, bisa menerima unsur pengetahuan dalam firman Tuhan, maka itu berarti pintu batin kita (alam sadar) telah terbuka dan unsur roh dari firman Tuhan, akan masuk ke dalam batin.. Lalu Roh Allah akan mulai bekerja.
Proses selanjutnya adalah bagaimana menumbuhkan benih firman( yaitu unsur roh dari firman) yang telah masuk ke dalam batin kita. Benih firman itu, akan menumbuhkan Kasih dan penenalan akan Bapa, karena itulah makanan rohani yang dibutuhkan manusia yang baru lahir baru. Denga nkasih dan pengenalan akan Bapa yang baik, maka terjalinlah hubungan yang intim dengan Bapa.
Setelah mengalami Kasih dan mengenal Bapa, proses selanjutnya, benih itu akan membawa kita untuk mengenal diri sendiri, supaya kita bisa terus-menerus diperbaharui, sampai kita menjadi serup dengan gambar khalik kita. Hal ini ditulis dalam Kolose 3:5 dan 3:10.
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala” (Kolose 3:5). “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kolose3:10).
Ketika kasih Bapa terbangun dalam batin kita, oleh pengenalan akan Bapa, maka sifat-sifat bapa akan mempengaruhi alam sadar kita dan terpancar melalui kehidupan nyata. Akibatnya, terjalinlah hubungan yang intim, yang mengalirkan kuasa illahi.  Hal ini ditulis dalam Mazmur 81:14, yang berbunyi, "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”
Mazmur 91:14 ini merupakan  sebuah nilai yang didambakan setap orang, namun  tidak semua orang bisa mendapatkannya. Diperlukan proses pertumbuhasn yang terus-menerus, yang meliputi:
1.       Rela kehilangan hak sebagai suatu pribadi yang dapat dipertahankan
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” – Galatia 2:20.
Karenba kasih-Nya, kita harus rela mengorbankan dan menyerahkan diri kita, dalam asuhan ilahi.
2.       Mengenakan sesuatu yang bukan kebiasaan
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” – Matius 4:4.
Kita terbiasa nanya memperhatikan kebutuhan jasmaniah saja, yaitu makanan. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa kita juga harus memperhatikan kebutuhan rohaniah kita, yaitu makanan rohani, firman Tuhan. Kita haru makan makanan jasmani, tetapi biasakanlah diri kita juga untuk selalu menyantap makanan rohani, yaitu merenungkan firman Tuhan. Jika jasmani kita mendapatkan asupan yang cukup tetapi rohaniah kita terabaikan, apa jadinya? Hal ini sering kita jumpai dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya kita sering menjumpai manusia yang gagah perkasa secara jasmani, tetapi tidak secara rohani. Kita harus menjadi gagah perkasa, secara jasmani dan rohani. (YES)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar