Entri Populer

Sabtu, 16 Juli 2011

BISA MELIHAT DIRI SEBAGAIMANA TUHAN MELIHATNYA The Valiant Generation III


Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. – Mazmur 139:14

Dalam ayat diatas, sudah dapat kita tangkap dengan jelas, tentang bagaimana Tuhan memandang manusia. Kejadian kita sungguh ajaib dan dahsyat! Namun sayangnya, seiirng dengan berjalannya waktu, gambaran diri manusia telah banyak dibentuk oleh keadaan. Lebih jauh, ditemukan bahwa ternyata keadaan yang membentuk manusia adalah keadaan yang kurang baik (negatif). Pembentukan dari keadaan negatif ini menutup gambaran diri manusia yang asli. Akibatnya, manusia bertumbuh dengan dua kepribadian, yaitu pribadi yang sesuai dengan ghambaran Allah dan pribadi yang dibentuk dari keadaan yang negatif.
Oleh karena itu, tidak jarang kita temui adanya orang Kristen yang pada hari Minggu, beribadah, menjadi anak Tuhan. Tetapi hari Senin sampai Sabtu menjadi anak hantu. Kita pernah mendengar berita adanya anak seorang pendeta senior, yang jatuh dalam dosa perjinahan dan narkoba, seorang Worship Leader, jatuh dalam dosa perjinahan dengan seorang pemuji. Pengusaha Kristen menipu teman bisnisnya, Pejabat Kristen yang korupsi, dll.
Kejadian di atas, memperlihatkan kita bahwa betapa bahayanya manusia yang memiliki dua kepribadian. Orang-orang demikian akan selalu mudah berubah-ubah. Sekali waktu, seseorang bisa tampil dengan pribadi yang positif dan sesuai dengan gambaran Allah. Di lain waktu, orang yang sama, bisa tampil dengan pribadi yang lain, yang terbentuk dari keadaan yang negatif, yang dialaminya. Dapat dibayangkan jika kehidupan manusia, selalu dibentuk oleh keadaan yang negatif.
Keadaab yang negatif, yang membentuk manusia, sering kali diterima dari keluarganya. Misalnya perlakukan yang keras dan perkataan negatif dari orang tua, dll. Hal ini menyebabkan mental seseorang “terblokir”, karena takut menerima perlakukan keras dari orang tua. Ini disebut mental “block”.
Dengan adanya dua kepribadian ini, menyebabkan seseorang mengalami kerusakkan gambar diri. Kerusakkan ini menyebabkan hal yang lebih parah lagi, yaitu kerusakkan gambar kehidupan orang tersebut. Kerusakkan gambar kehidupan berakibat pada hubungan sosial yang tidak baik, maka tidak heran jika konflik sosial sering terjadi.
Setelah mempelajari hal diatas, dapat kita simpilkan bahwa betapa pentingnya pemulihan gambar diri, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam seminar Kingdom Gathering. Banyak dari peserta, setelah mengikuti seminar ini, menyadari bahwa ternyata kejadian penciptaan dirinya, sangat ajaib dan menghasilkan “produk” yang dahsyat, yaitu dirinya. Kesadaran ini menyebabkan banyak hal, seperti:
1.    Ppotensi-potensi kehidupan dalam dirinya, mulai bertumbuh maksimal.
2.   Pengaharapan akan masa depan, semakin menjanjikan.
3.   Iman semakin berkembang.
4.   Visi kehidupan semakin jelas dan terarah.
5.   Kehidupan yang rusak, dipulihkan kembali menjadi hidup yang baru.
6.   Mulai merasakan jenji Tuhan.
Dengan mengalami poin-poin di atas, orang tersebut mulai berdampak bagi lingkungannya dan menjadi kesaksian. Inilah yang diharapkan terjadi pada setiap kita. Untuk itu, kita harus melihat diri kita sebagaimana Tuhan melihatnya. Ternyata kejadian kita ajaib! Kejadian yang ajaib itu menghasilkan produk yang dahsyat, yaitu kita! Kita aminkan hal ini, sekalipun kenyataannya, kehidupan kita belum seperti yang diharapkan.
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. "Silakan makan dan minum," katanya kepadamu, tetapi ia tidak tulus hati terhadapmu. – Amsal 23:7. Ayat ini menjelaskan bahwa sebagaimana kita memandang dii kita, maka seperti itu jugalah keberadaan kita. Jika kita memandang diri kita sebagaimana Tuhan memandang kita, maka demikianlah kita.
Tuhan tidak pernah berdusta. Jika Dia mengatakan kejadian kita dahsyat dan ajaib, maka memang itulah sebenarnya yang terjadi! Bukankah Dia yang melakukannya? Tahukah Anda :
1.    Manusia (kita semua) dibuat dengan material (debu dan tanah) terbaik dan belum tercemar, dari Taman Eden.
2.   Manusia (kita semua) dibuat oleh Tangan yang ahli. Bahkan hanya Dialah satu-satunya ahli pencipta manusia.
3.   Manusia (kita semua) dibuat dengan satu tujuan, yaitu untuk menjadi tuan atas ciptaan yang lain.
Jika demikian, karena manusia dinbuat dari bahan material terbaik, yang tidak ada duanya, belum tercemar dan dikerjakan olrh satu-satunya Ahli pencipta manusia di seluruh jagad raya ini, maka dapat disimpulkan bahwa manusia adalah “produk” unggulan dan dahsyat. Saudara, di dunia ini dapat kita jumpai banyak hal hebat,  semuanya dibuat oleh tangan manusia yang hali dan cakap. Tetapi hanya satu yang langsung dibuat oleh Tangan Tuhan sendiri, MANUSIA. Inilah yang disebut, “Dahsyat!”
Selain itu, banyak ciptaan lain, dibuat untuk memenuhi sebuah tujuan tertentu, biasanya tujuan itu hanya untuk pelengkap. Tetapi manusia yang dahsyat itu, diiciptakan untuk menjadi penguasa atas ciptaan yang lainnya. Itulah sebabnya manusia diciptakan dengan sedemikian rupa, untuk memperlengkapinya sebagai pemimpin. Tetapi kenyataannya sekarang, manusia tidak menjadi tuan, melakinkan budak. Misalnya uang, harta, kekayaan, dll, berapa banyak manusia yang seharusnya menjadi tuan atas semuanya itu, malah sebaliknya diperbudak oleh hal-hal itu? Ini disebabkan karena manusia telah jatuh dalam dosa, memiliki dua kepribadian (seperti yang telah dijelasakan di atas) dan kehilangan gambar Allah dalam dirinya. Akibatnya, manusia mulai melihat gambaran dirinya, seperti keadaan dunia ini, maka menjadi seperti itulah dirinya.
Keadaan ini dapat dijelasakan dengan ilustrasi sekor rajawali, yang dibesarkan seekor ayam. Karena dibesarkan oelh seekor ayam, rajawali itu tidak menyadari keberadaan dirinya, dia mengira dirinya adalah ayam. Ketika ada sekor elang mengintai, maka rajawali ini akan bertindak seperti ayam, bersembunyi. Berapa banyak manusia yang sebenarnya adalah “produk” unggulan, bersikap seperti rajawali ini? Cara pemulihannya hanya satu. Rajawali ini harus menyadari kembali siapa dirinya. Demikian juga manusia, harus menemukan kembali gambar dirinya (yaitu gambar Allah dalam dirinya).
Itulah sebabnya, manusia (kita) harus bertobat. Pertobatan ini akan memulihkan kembali hubungan dengan Tuhan. Dengan hubungan yang dipulihkan, Tuhan akan memulihkan kembali gambar-Nya dalam diri orang itu, sehingga orang itu akan menerima gambar diri yang utuh. Saudara, pastikan keberadaan kita adalah anak Kerajaan dan memiliki gambar diri yang utuh. Untuk itu, kita harus memandang diri kita, sebagaimana Tuhan memandangnya. Sekalipun keadaan hidup kita serba sulit, namun firman Tuha tidak pernah berubah. Semua yang dijanjikan-Nya, pasti digenapi. Minggu depan, kita akan belajar bagaimana kita bisa melihat rancangan Tuhan bagi masa depan kita. GBU (YES)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar