Entri Populer

Senin, 12 September 2011

BREAKTHROUGH WORSHIP 2 Penyembahan Yang Benar

BREAKTHROUGH WORSHIP 2
Penyembahan yang Benar

Kebenaran dan pengalaman adalah dua hal yang berbeda, tapi sulit dibedakan. Sebuah pengalaman belum tentu adalah kebenaran. Untuk itu, janganlah kita berjalan dalam pengalaman, tetapi dengan dan dalam kebenaran. Banyak orang melakukan penyembahan berdasarkan pengalamannya dan bukan kebenaran. Penyembahan seperti ini tidak akan membawa dampak dalam kehidupan. Penyembahan yang benar akan dilakukan dan menyatakan kebenaran firman Tuhan.
Semua pengalaman, perubahan waktu dan keadaan, hanya berlaku dalam kehidupan jasmani, tetapi tidak berlaku dalam kehidupan spiritual. Jadi, dalam kehidupan spiritual, apa yang terjadi dalam masa Perjanjian Lama, juga dapat terjadi saat ini. Ketika kita mengetahui jalan masuk dalam kebenaran ini, maka hal apapun yang diceritakan dalam Alkitab, dapat menjadi nyata dalam hidup kita.
Hanya ada satu jalan untuk mengalami semua kebenaran dalam Alkitab, yaitu masuk dalam kemuliaan Tuhan. Alkitab mencatat bagaimana Dia membimbing kita masuk dalam kemuliaan-Nya, untuk menyatakan mujizat-Nya. Mujizat terjadi bukan karena hamba Tuhan, atau suatu tempat, melainkan manifestasi dari kemuliaan Tuhan.
Penyembahan yang benar ialah jalan masuk ke dalam kemuliaan Allah. Tuhan sendiri yang akan menuntun kita untuk masuk dalam kemuliaan-Nya, untuk mengalami terobosan spiritual. Artinya, kita tinggal masuk dalam aliran sungai-Nya, maka aliran sungai itu akan mengalirkan kita ke tempat yang penuh kemuliaan-Nya. Ini ditulis dalam Yesaya 33:21, yang berbunyi, “Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.”
Penyembahan yang benar, bukanlah sekedar nyanyian yang merdu dan musik yang enak didengar, sekalipun itu adalah baik. Penyembahan yang benar berbicara mengenai perasaan hati yang benar, yaitu sikap hati yang benar. Perasaan dan sikap hati yang benar akan membentuk “sungai” yang terhubung ke dalam batin kita. Inilah yang disebut sebagai Roh Kebenaran. Akibatnya, roh kita akan dipenuhi dengan Roh Kebenaran, sehingga kita bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. “Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” – Yohanes 4:24.
Jika kita menyembah-Nya seperti ini, maka kita akan mengalami terobosan spiritual. “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” – Roma 10:10. Dalam ayat ini, Paulus mengajarkan cara untuk membangun penyembahan yang benar. Keselamatan kekal dan lokal (saat ini) dapat kita terima dengan melakukan dua hal dalam ayat ini, yaitu percaya dalam hati dan mengaku dengan mulut. Inilah penyembahan yang benar.

1.   Percaya Dalam Hati
Jika mau menyembah-Nya dengan benar, maka perasaan hati kita harus berpusatkan pada Kristus. “Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk disebelah kanan tahta Yang Maha Besar di sorga, dan yang melayani ibadah ditempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” – Ibrani 8:1-2.
Tuhan Yesus adalah imam yang benar, seperti dalam PL. Semua ibadah dalam PL adalah kiasan. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada perempuan Samaria bahwa tidak perlu lagi menyembah di gunung dan Yerusalem, karena itu hanya kiasan penyembahan. Penyembahan yang benar adalah merasakan kehadiran Tuhan yang terasa sangat dekat dengan kita. Secara jasmani tidak terlihat, namun kebenaran mengatakan bahwa Dia Maha Hadir dalam kehidupan orang percaya. Ketika kita percaya akan Tuhan dalam hati kita, maka kepercayaan kita itu akan “mengalirkan” Roh Kudus ke ruang batin kita, sehingga roh kita akan menerima kepenuhan Roh kudus. Dia akan menstimulasi kita untuk merasakan kehadiran-Nya. (bacakan Yohanes 11:40 dan 7:38). Inilah menyembah dalam roh dan kebenaran. Seberapa derasnya aliran Roh Kudus ke dalam batin kita, ditentukan oleh seberapa besarnya kepercayaan kita kepada Yesus. Kepercayaan kita akan bertumbuh seturut dengan asupan makanan rohani yang kita terima. Ketika pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran, maka pertumbuhan kepercayaannya juga benar. Sebaliknya, jika kita terkontaminasi oleh hal-hal dunia, maka yang bertumbuh adalah hal kedagingan (baca Filipi 4:8-10).
Penyembahan seperti ini juga bisa disebut menyembah dalam iman. Artinya, penyembahan dalam roh dan kebenaran, adalah penyembahan dalam pengharapan (belum kelihatan) dan kepada “sesuatu” yang benar (dapat dibuktikan keberadaannya, kenyataan).
2.   Mengaku Dengan Mulut
Mengakui dengan mulut berarti memperkatakan dengan keras, termasuk juga melalui nyanyian dengan lirik yang mengakui kebenaran-Nya atau bermazmur dengan mengucapkan kata-kata yang membangun iman. Ketika kita mengucapkannya, maka yang pertama mendengarkannya adalah diri kita sendiri. Pikiran kita mendapatkan asupan makanan rohani yang bergizi. Ketika kita tersobsesi dengan hal demikian, maka perasaan kepercayaan kita akan bertumbuh. Jadi, sangat baik sekali, jika kita selalu memperkatakan firman Tuhan. Sebaliknya, mereka yang jarang atau tidak pernah memperkatakan firman, perasaannya tidak ada kebenaran. Tidak heran jika hidupnya jauh dari anugrahTuhan.

Saudaraku, mari menyambahlah dalam roh dan kebenaran. Ketika kita tidak melakukannya, maka kita sedang menyembah dalam daging, sebagaimana yang banyak dilakukan orang. Mereka hanya memperhatikan hal-hal yang nyata, disiplin yang ketat. Akibatnya penyembahan hanya bersifat rutinitas belaka. Bukan berarti semua itu tidak perlu, tetapi lebih dari pada itu, yang perlu diperhatikan ialah penyembahan dalam roh dan kebenaran.
Bisa dibayangkan, jika kita menyembah Bapa dalam daging, apa jadinya? Orang yang hidup dalam daging tidak berkenan kepada Tuhan. Penyembahan kedagingan, seringkali mendatangkan kekacauan dalam ibadah, sangat membosankan. Roma 8:8 berkata, “Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” GBU YES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar